Sabtu, 31 Mei 2008

Info STAI Al-Hidayah, Bogor

Daftarkan segera…!!! Dapatkan Beasiswa penuh selama 4 Tahun Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Hidayah, Bogor Kembali membuka Program Beasiswa Penuh 100% Thn Ajaran. 2008-2009 Jenjang Srata (S1) - Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadist (STh, I) - Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) (Spd, I) Apa manfaat Program ini? - Memadukan Kurikulum Resmi Sekolah Tinggi dan Pontren al-Akhwain - Minimal hafal Al-Qur’an 8 Juz - Bisa membaca Kitab berbahasa Arab - Minimal hafal 40 Hadist (pertahun) Fasilitas yang diberikan - Diasramakan, Benas biaya makan dan kuliah Gratis…! Persyaratan: - Lulusan SMA/MA/sederajat Thn ajaran 2006 s/d 2008 - Nilai UN Minimal 6,00 (Rata-rata) - Foto Copy Nilai Raport Kelas 1 s/d 3, Rata-rata 7,00 Masa pendaftaran: - 1 Januari s/d 15 Juli 2008 Pendaftaran Bisa Melalui Fax : (0251) 389788 E-Mail : thooriq040583@yahoo.com, alhuda487512@yahoo.com, alhuda487512@gmail.com Pos : Po.Box.01 Ciomas Bogor - Seleksi 1 : 16 s/d 19 Juli 2008 - Pengumuman Hasil Seleksi 21 Juli 2008 - Tempat Pendaftara: Kampus STAI Al-Hidayah, Jln. Kapten Yusuf Bogor Po.Box.01 Ciomas 16610 Bogor - Info dan kererangan lebih lengkap Hubungi: - Al-Ustadz Aceng Zakaria, STh, I (085280910332) - Al-Ustadz Sarifudin, Spd, I (085959597666), (0251) 487322 Beasiswa Pendidikan Full….!! (Khusus Ikhwan/Laki-laki) Mahasiswa Terbaik setelah 2 tahun kuliah dapat melanjutkan ke Timur Tengah seperti di Saudi, Madinah, dan Yaman (Beasiswa). www.fajrifm.com

Tabliq Akbar & Bedah Buku Islamiyyah

Hadirilah Tabliq Akbar & Bedah Buku Islam Tema: “ Potret Salafi Sejati “ (siapakah sebenarnya Salafi itu?) sumber Rujukan Buku Beda Salaf dengan Salafi harusnya Sama kenapa Beda Karya: Syaikh Al-Allamah Mut’ab bin Suryan Al-‘Ashimi Hafidzhahulloh Terbitan: Islamika Bersama: Al-Ustadz Farid bin Akhmad Ukhbah, Lc, MA (Mudir Yayasan Islamic Center Al-Islam, Bekasi, Lulusan Fak. Syari’ah Univ. Islam Ibnu Sa’ud Riyadh, KSA) Al-Ustadz Ahmad Rofi’i, Lc (Mudir Tandzim Harakah An-Najat, Jakarta serta Mudir Ma’had Al-I’tishoom, Karawang Lulusan Fak. Hadist Univ. Islam Madinah) Tempat: Masjid Jami’ Muhajirin, Perumnas 1 Bekasi Hari/Tanggal: Ahad, 1 Juni 2009 Waktu: 09.00 s/d Selesai Al-Imam Syafi’i berkata: “ Ilmu bagaikan hewan buruan, memcatat ilmu sama dengan mengikatnya “. Al-Allamah Syaikh Ali bin Khudhair al-Khudhair Hafidzhahulloh penulis Kitab Ashlu’ Dienil Islam berkata: ” Barangsiapa yang belajar dan mencari ilmu syar’i dari seorang ahlusunnah bukah ahlu bid’ah maka dia insya Alloh akan mendapat pertolongan dan lindungan dari Alloh Robbul ‘alamien. Ajaklah keluarga, saudara, tetangga serta kawan anda untuk hadir pada acara ini, insya Alloh banyak faedah ilmu syar’i yang bermanfaat.

Info Buku Terbaru bagus

Info buku terbaru Milikilah buku terbaru best seller 1). Buku Surat kepada Penguasa Karya: Ustadz Abu Bakar Ba’asyir & Umat Islam Surakarta (UIS) Terbitan: Kayeh Cipta Media Alamat: Blok A-X, Giri Mulyo, Gergunung, Klaten Utara, Klaten, Jateng Telp: 081393396635 2) Buku SirotulMustaqim, Penyusun: Lajnah Ilmiyah HASMI Penerbit: PT. Marwah Indo Media (MIM) Alamat: Jln. Purnama Cimanglid Bogor 16610 Tlp. (0251) 388006

Jalan yang Lurus

" Mari bersama Meniti Shirotul Mustaqim " Oleh:Al-Ustadz Abu Hanifah Muhammad Faishal alBantani, Spd, I Shirotul Mustaqim….Ya,Shirotulmustaqim…!!jalan yang lurus….Begitulah Alloh menamakan jalan satu-satunya yang harus dititi untuk “sampai” kepada-Nya. Jalan yang lurus, yang tidak berkelok-kelok dan tidak bercabang-cabang, adalah jalan yang terdekat dan termudah untuk mencapai tujuan. Shirotul Mustaqim…suatu jalan yang lurus penuh rahmat dan selaras dengan fitrah manusia yang menjadi dasar formasi jiwa dan tubuh manusia. Selain jalan ini adalah jalan kesengsaraan di dunia dan akherat. Shirotul Mustaqim…jalan satu-satunya yang mengahantarkan penitinya ke gerbang-gerbang surga yang abadai. Menghantarkan penitinya ke tempat pertemuan dengan pencipta jiwa dan raga manusia. Pencipta yang Maha Agung, Maha Rohim dan Maha Indah tak terhingga. Pertemuan yang merupakan puncak kebahagiaan yang tidak berpuncak. Kebahagiaanb abadi…yang tiada tara… Bertemu dengan Allah diakhirat nanti, “bertetangga” dengan-Nya di surga yang indah… memandang wajah-Nya Yang Maha indah tak terhingga… adalah kebahagiaan abadi tiada tara, takkan pernah berakhir atau tersisipi kepahitan sedikitpun. Kebahagiaan, kesenangan dankelezatan bertemu dan memandang wajah Allah Shubhanahu wa Ta’ala adalah suatu kebahagiaan yang jauh melebihi keni’matan-keni’matan istana emas di surga, sungai-sungai-Nya yang bermacam-macam, pohon-pohonnya yang rindang, bebuahannya yang sangat lezat, kesehatan dan kekuatan yang langgeng abadi, keelokan bidadari jelita, serta keni’matan-keni’matan luar biasa lainnya yang tidak terhitung banyaknya…. Bertemu dengan Alloh dan memandang-Nya jauh lebih besar dari itu semua. Surga dengan segala kenikmatannya yang tidak terhingga itu hanyalah tempat bertemu dengan-Nya dan tempat penantian pertemuan dari waktu ke waktu. Surga yang abadi”hanyalah” tempat jamuan yang Alloh SWT siapkan untuk orang-orang shaleh yang meniti Shirotul Mustaqim, maka hatinya akan bertambah keyakinan dan akan menyaksikan keagungan Alloh SWT di seluruh sudut dunia yang di pandangnya. Tidak ada jalan lain untuk mencapai surga dan bias bertemu dengan Alloh SWT selain Shirotul Mustaqim, sebab Alloh SWT berada di Shirotul Mustaqim! Tidak bias di jumpai di jalan lain!Jalan yang lurus yang titik mulanya adalah bersyahadat dan akhirnya bertambat di pintu-pintu surga. Itulah Islam!Yaa Islam yang murni bukanlah Islam yang terpolusi berat! Shirotul Mustaqim adalah jalan yang mudah, nyaman dan penuh rahmat…. Namun hati-hati…!! Sebab syaithon telah membuat jalan-jalan alternative untuk mengecoh manusia agar tidak memasuki jalan itu, yaitu jalan kesesatan yang membawa ke neraka Jahannam kekal abadi. Atau membawa kepada 72 jalan golongan sesat yang diancam api neraka, walaupun tidak kekal didalamnya…. “Sesungguhnya Bani Israil telah berpecah belah menjadi 72 kelompok keagamaan, dan umatku akan berpecah-belah menjadi 73 kelompok keagamaan, Seluruhnya berada diatas api neraka, kecuali satu kelompok. Mereka (para sahabat) bertanya: ‘Siapakah satu kelompok itu wahai Rosulullah SAW?’maka beliau menjawab:’Mereka yang mengikuti jejakku dan jejak para sahabatk.,”(HR.at-Tirmidzi, al-Hakim dan al-Lalika’iy) Bagi yang tidak memasuki Shirotul Mustaqim ini dan tidak menitinya, mereka otomatis akan meniti salah satu dari jalan-jalan yang ujungnya akan tertambat dipintu-pintu jahannam dan tidak akan berkesempatan memandang wajah Alloh serta akan tenggelam di lembah-lembah penderitaan yang kepedihannya tidak terhingga. Demikian tingginya nilai jalan yang lurus ini…demikian pentingnya mendapatkan jalan ini untuk kemudian menitinya sampai akhir…karena sangat penting dan sangat tingginya nilai jalan ini, maka wajiblah bagi kita memusatkan seluruh daya yang kita memiliki untuk mengenal jalan ini dan mempelajari rambu-rambunya. Sebelum itu semua dan lebih utama dari itu semua, hendaknya kita selalu memanjatkan do’a kepada pemilik hati kita dan pemilik petunjuk yang benar; Alloh Azza wa Jalla, untuk senantiasa selalu melimpahkan hidayah-Nya bagi kita agar kita mendapatkan Shirotul Mustaqim. Menitinya dengan mantap dan benar serta tidak tergelincir sampai di penghujung jalan. Di kesempatan ini, kami saudar-saudar anda yang bergabung di lembaga da’wah “HASMI” (Harakah Sunniyyah untuk Masyarakat Islami) dengan rendah hati mengundang anda untuk menghadiri acara bedah buku “ Shirotul Mustaqim” dimana kita akan bersama-sama menyimak dan mengarungi rambu-rambu Shirotul Mustaqim serta mengenal jalan-jalan yang menyelisihinya, agar kita terhindar dari jebakan-jebakan kesesatan. milikilah buku SirotulMustaqim Best Seller segera Hub: DPW. HASMI dengan Al-Ustadz Abu Fayyad, STh,I (Mudir DPW HASMI Bekasi) di Tlp: 085925072221 atau Abu Faqih Ja'far di Tlp: 085284622773 faishalalbantani.blogspot.com

Minggu, 18 Mei 2008

PEMURTADAN DI IAIN ( Sebuah Perenungan )

Dalam berbagai aspek, IAIN nyata-nyata berkiblat ke Barat, makanya bisa dirasakan adanya kecenderungan menyebarkan virus perusak (penghancur) iman. Virus penghancur iman itu telah merata di IAIN, STAIN, STAIS, UIN, dan bahkan sampai ke Fakultas Agama Islam di perguruan tinggi umum. Karena memang pendidikan agama Islam di perguruan tinggi di Indonesia ini kurikulumnya, sistem pengajarannya, dan dosen-dosennya berkiblat ke Barat, bukan ke Islam. Padahal sikap Barat terhadap agama (Islam) cenderung merusak.

Demikian rangkuman yang bisa diambil dari acara bedah buku “Ada Pemurtadan di IAIN” karya Hartono Ahmad Jaiz. Acara berlangsung Ahad, 19 Juni 2005 (bertepatan dengan 12 Jumadil Awwal 1426 Hijriah), di Masjid Pesantren Al-Husnayain pimpinan KH Ahmad Kholil Ridwan, alumni Gontor dan Jami’ah (Universitas) Islam Madinah. Pesantren Al-Husnayain terletak di Jl Lapan, Pasar Rebo, Cibubur, Jakarta Timur. Bertindak sebagai pembicara selain Hartono Ahmad Jaiz juga Dosen Pasca Sarjana IAIN Bandung Doktor Daud Rasyid, MA (alumni Kairo Mesir). Acara ini dipandu oleh Ustadz Mustofa Aini alumni Universitas Islam Madinah. Jama’ah yang hadir memenuhi masjid. Doktor Daud Rasyid mengemukakan, di IAIN betul-betul terjadi pem-Barat-an. Bukan saja orang-orang jebolan dari Barat tapi juga asli dari Barat. Kata Daud yang bermarga Sitorus dari Batak ini. Tahun 1996 dia masuk IAIN Jakarta (sebagai tenaga pengajar), karena di program pascasarjana IAIN Jakarta belum ada guru hadits. Ketika itu Daud Rasyid ditanya Harun Nasution, “Nama saudara siapa?” “Saya Daud Rasyid.” “Ya, nama ini tidak asing di kepala saya,” jawab Harun Nasution. Sampai 3 tahun berturut-turut Daud Rasyid mengajar di IAIN Ciputat Jakarta, tetapi begitu Doktor Harun Nasution meninggal, Daud Rasyid pun diusir dari IAIN Ciputat oleh rektornya yang sekarang (Azyumardi Azra). “Ketika saya tanyakan, kenapa saya tidak diberi jam kuliah di program pascasarjana IAIN, semua yang ada di sana diam seribu bahasa. Artinya, keberadaan saya di sana tidak mereka senangi, karena menurut mereka, membuat pusing. Karena tadinya murni orientasinya Barat, lalu ada orientasi Timur Tengah, ini jadi membingungkan,” keluh calon doktor di IAIN Ciputat Jakarta. Pada setiap perkuliahan, Daud Rasyid mematahkan celotehan-celotehan para calon doktor yang berfikirnya model orientalis dan barat, dan mereka tak bisa menjawab. Lalu terjadi kebingungan, yang mana yang harus diikuti, Barat atau Timur Tengah? Terakhir, menjelang Pak Harun meninggal, lanjut Daud, “Saya diminta jadi penguji tetap orang yang akan menjadi doktor. Materi ujian komprehensip itu tiga: Al-Qur’an, Hadits, dan Pemikiran Islam. Rupanya Pemikiran Islam ini mata kuliah wajib, untuk menanamkan Mu’tazilah kepada mereka. Kurang lebih setahun saya menjadi penguji, siapapun yang akan menjadi doktor harus berhadapan dengan saya, mata kuliahnya hadits. Nah di situ mereka ada yang sport jantung, ada yang mengeluarkan keringat dingin.” “Pak Harun Nasution ketika mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang Mu’tazilah (kepada mahasiswa calon doktor yang sedang diuji) dia melirik saya,” kenang Daud. “Demikianlah, tetapi begitu Harun Nasution meninggal, saya sama sekali tidak diberi jam kuliah untuk mengajar. Katanya, saya sudah ditugaskan ke IAIN Bandung. Sekarang di IAIN Bandung pun saya menikmati keterusiaran saya. Dalam memberikan kuliah hadits, saya katakan, di sini kalau ada yang membawa-bawa faham-faham Syi’ah, Mu’tazilah dan lain-lain, silahkan di luar pagar. Ini kuliah hadits. Tidak menerima Syi’ah, Mu’tazilah dan lain-lain. Sampai di Universitas Ibnu Chaldun Bogor di pascasarjana, ada alumni IAIN Ciputat Jakarta, ternyata dalam makalahnya dia menyusupkan faham Syi’ah untuk membenci sahabat, asing, aneh, janggal dan bertentangan dengan hadits dengan cara yang halus sekali, tapi racun.” Pemikiran di IAIN Prototipe dari Orientalis Barat Jadi produk-produk IAIN sana, ungkap Daud Rasyid, “pemikirannya terkena percampuran Liberal, Mu’tazilah, kalau tidak ya Syi’ah, Shufiyah (Tasawuf). Ini semua merupakan prototype dari orientalis di Barat. Orientalis di Barat itu sebagaimana kata Dr Ismail Faruqi, yang dikabarkan mati terbunuh oleh agen-agen Zionis di Amerika, bahwa studi Islam di Barat itu adalah kumpulan dari pemikiran-pemikiran sesat; apakah itu yang namanya Syi’ah, Mu’tazilah, Shufiyah (Tasawuf), dan sejenisnya, di sana bergabung.” “Tahun lalu saya mengunjungi 7 pusat studi Islam di Inggeris. Di antaranya di Brimingham, Manchester, Oxford dan lain-lain. Saya lihat langsung, bagaimana Islamic Studies itu, betul apa yang dinamakan oleh para pendahulu, bahwa Islamic Studies di Barat itu di bawah naungan apa yang dinamakan grand design (rancangan besar).” “Seorang Kristen Koptik kuliah di Amerika, lalu ditugaskan dalam penelitiannya untuk mencari titik-titik kelemaham Al-Qur’an. Setelah meneliti, ia justru masuk Islam, tetapi resikonya harus menghadapi aneka tekanan yang harus diderita.” Pada program Pascasarjana IAIN, lanjut Daud Rasyid, ada dua yang jadi sumber virus pemikiran di Indonesia, yaitu IAIN Jakarta dan IAIN Jogjakarta (kedua-duanya kini menjadi UIN –Uinversitas Islam Negeri). Jarang sekali seseorang yang sudah masuk ke sana masih terpelihara pemikirannya. Meski ada, tapi jarang sekali. Karena orang-orang yang masuk ke sana (program pascasarjana IAIN), begitu studium general (kuliah umum), Prof Harun Nasution berbicara: “Saudara-saudara, pemikiran pemahaman anda yang ada di S-1 (doktorandus atau sarjana agama) itu semuanya harus disingkap hingga lepas. Semua pemahaman Islam yang anda dapatkan di S-1 itu semua harus dilepas. Sekarang kita masuk ke mimbar bebas pemikiran.” Itu doktrin studium general bagi siapa saja yang baru memasuki program pasca sarjana IAIN. Setiap tahun pidato Harun Nasution itu diulang-ulang terus. Jadi dia kemukakan adalah, kalau dulu masih ada sisa cinta kepada Al-Qur’an, keberpihakan kepada Hadist, itu harus dibuang. Karena, di sini (program pasca sarjana IAIN) mengkaji Islam secara akademik, tidak berpihak kepada keimanan atau keyakinan. Artinya, tinggalkan semua akidah dan keimanan, begitu anda masuk kemari, begitulah kira-kira tafsirannya. “Jadi ini kalau terus dibiarkan, sangat berbahaya.” Tegas Daud Rasyid. Apa Solusinya? Ketika ditanya soal solusi, Daud Rasyid mengatakan, “Menteri Agama yang baru ini kan orang dari Gontor, yang masih koleganya Ust Kholil Ridwan (Pemimpin Pesantren Husnayain di Cibubur Jakarta Timur, penyelenggara bedah buku Ada Pemurtadan di IAIN). Perlu ada usul kepada Menteri Agama, masalah kurikulum IAIN, mesti ditinjau ulang,” saran Daud. “Kedua, soal pascasarjana. Pascasarjana ini penting, karena merupakan think tank-nya umat Islam. Maka perlu diusulkan kepada Menteri Agama, orang yang menjadi direktur pasca sarjana itu hendaknya lulusan Timur Tengah yang pikirannya benar-benar lurus. Sekarang ini direktur pascasarjana UIN Jakarta itu Qomaruddin Hidayat, Rektornya Azyumardi Azra, ya kloplah,” jelas Daud. “Menteri Agama sekarang ini keluaran Timur Tengah, mantan Dubes di Arab Saudi, artinya bau-bau Ka’bah itu masih melekatlah sama dia. Jadi keberpihakannya itu masih diharapkan kepada pemikiran Islam yang shahih,” tandas Daud dengan nada harap. Kasus Nasr Hamid Abu Zayd Daud Rasyid juga menggugat didatangkannya Dr Nasr Hamid Abu Zayd, tokoh pengusung hermeneutika (metode tafsir bible) ke UIN Jakarta, padahal telah divonis murtad oleh Mahkamah Agung Mesir 1996. “Dr Nasr Hamid Abu Zayd buru-buru kabur dari Mesir,” kata Dr Daud Rasyid, “karena Faraq Fauda yang belum divonis murtad oleh pengadilan saja sudah jadi bangkai dibunuh orang. Lha Nasr Hamid Abu Zayd yang sudah divonis Murtad oleh Mahkamah Agung Mesir 1996 maka tinggal menunggu hari. Dengan demikian dia buru-buru kabur dari Mesir, lari ke Belanda. Lalu dia diangkat jadi guru besar di Leiden Belanda.” “Sebelumnya, tim yang meneliti karya-karya Nasr Hamid Abu Zayd dipimpin oleh Prof Abdus Shobur Shahin telah menemukan bukti-bukti kemurtadan, di antaranya Al-Qur’an diaggap sebagai muntaj tsaqofi, produk budaya. Tim ini tidak meloloskan Nasr Hamid untuk meraih gelar professor, karena hasil karya tulisnya justru menghina dan menyalahi Islam. Tidak lolosnya karya ilmiyah sebenarnya hal biasa, namun oleh kelompok sekuler, hal itu dibesar-besarkan, hingga menjadi berita dunia, sampai hebohnya bergaung hingga di Eropa,” kata Daud Rasyid. “Lalu Nasr Hamid akhirnya dijadikan guru besar di Leiden Belanda.” Pemurtadan secara sistematis Sementara itu Hartono Ahmad Jaiz penulis buku “Ada Pemurtadan di IAIN” mengemukakan, pemurtadan di IAIN sudah merata bahkan seluruh perguruan tinggi Islam, sampai yang swasta bahkan Fakultas Agama Islam di perguruan tinggi umum sudah terkena pula, yaitu terkena virus pemurtadan. Karena kurikulumnya, sistem pengajaran, dan dosen-dosennya mengusung pemikiran yang merusak. Menurut Hartono, yang dirusak yaitu: 1. 1. Aqidah Islam, dari tauhid, mengesakan Allah, digeser ke kepercayaan pluralisme agama (menyamakan semua agama). Ini sangat menyelewengkan Islam, baik secara keyakinan maupun keilmuan. Jadi dari penegakan Tauhid justru dialihkan ke pemasaran kemusyrikan, penyaman semua agama. 2. 2. Pemahaman Islam dirusak secara sistematis. Tidak merujuk kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan metode yang benar, tetapi merujuk metode Barat yang diprogram untuk mencela Islam dan merusak pemahaman Islam. 3. 3. Penggeseran pembelajaran Islam, dari Al-Qur’an dan As-Sunnah serta aqidah Islamiyah (Tauhid) ke Sejarah Pemikiran Islam (SPI) dan Sejarah Peradaban/ Kebudayaan Islam (SKI). Bahkan SPI dan SKI itu dijadikan matakuliah dasar umum (MKDU) untuk semua fakultas dan jurusan di seluruh perguruan tinggi Islam, bahkan sampai ke Fakultas Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Dari situlah (dari dua mata kuliah dasar umum) yang diwajibkan kepada seluruh mahasiswa dan waktu semesternya bersambung-sambung itulah perusakan pemikiran dan pemahaman Islam dilancarkan secara sistematis oleh dosen-dosen yang sudah dirancang untuk mengusung faham model kafir Barat yang pada intinya adalah anti agama, dengan menghancurkan agama pakai faham pluralisme agama, menyamakan semua agama. Di antara alat untuk menghancurkan agama yaitu apa yang mereka sebut metode hermeneutic yaitu metode tafsir bible, yang telah mampu merusak agama Yahudi dan Kristen. Kini metode hermeneutika itu telah diajarkan di IAIN (UIN) Jakarta dan Jogjakarta. 4. 4. Penggeseran pembelajaran Islam dari ahlinya, yaitu para ulama dan perguruan Islam di Timur Tengah dialihkan ke belajar Islam kepada orang kafir Yahudi, Nasrani ataupun kepada orang-orang yang mengaku Islam tetapi sekular dan berfaham aneh-aneh alias nyeleneh di perguruan-perguruan tinggi di Barat. Padahal para pendiri studi Islam di Barat sudah dikenal kebanyakan adalah para orientalis yang tujuannya: penjajahan, kristenisasi, dan pembaratan (kolonialisasi, kristenisasi dan westernisasi). 5. 5. Pembelajaran Islam yang sebenarnya untuk membentuk generasi Islam yang faham Islam, dialihkan menjadi sarang-sarang dan pabrik pembaratan, perusakan Islam secara sitematis, menggantikan pabrik-pabrik perusakan Islam di Barat. Jadi perusakan Islam di Indonesia sudah ada pabriknya-pabriknya, yaitu IAIN-IAIN atau perguruan tinggi Islam se Indonesia untuk meliberalkan dan mempluralismekan agama umat Islam alias memusyrikkan. Sedang para pengasongnya atau pengetengnya adalah JIL (Jaringan Islam Liberal) pimpinan Ulil Abshar Abdalla dan 44 lembaga lainnya yang mengusung faham liberal dan pluralisme agama yang merusak Islam. Dana untuk perusakan Islam itu didapat dari lembaga-lembaga swasta kafir dan negara. Di antaranya satu lembaga kafir swasta saja membiayai 44 lembaga, dan untuk satu lembaga seperti JIL saja mendapatkan Rp1,4 miliar per tahun dari The Asia Foundation, lembaga kafir swasta yang berpusat di Amerika. Ulil Abshar Abdalla mengaku kepada Majalah Hidayatullah Desember 2004 bahwa dana Rp1,4 miliar yang dia terima per tahun dari The Asia Foundation itu kecil dibanding yang diterima oleh lembaga-lembaga lainnya (dari 44 lembaga di antaranya lembaga-lembaga di lingkungan NU, Muhammadiyah, IAIN, UIN, perguruan tinggi Islam swasta dan lain-lain). Satu lembaga swasta kafir saja sudah bisa membiayai 44 lembaga berfaham liberal yang memecundangi Islam. Padahal di Indonesia ini ada 48 lembaga swasta internasional. Dari 48 lembaga swasta internasional itu yang merupakan lembaga kafir sebanyak 47, sedang yang Islam hanya satu, namun yang satu itu pun yaitu Al-Haramain Foundation sudah dibredel oleh Amerika. Jadi yang 47 lembaga swasta kafir dibiarkan hidup. Bayangkan, satu lembaga kafir saja mampu membiayai 44 lembaga perusak Islam. Sedangkan satu-satunya lembaga Islam dibredel paksa. Inilah Indonesia di bawah penjajahan Amerika. 6. 6. Di dunia ini ada kekuatan yang menghancurkan Islam dengan dua cara. Pertama dengan cara membunuhi secara fisik, misalnya yang terjadi di Irak, Afghanistan, Palestina, Thailand dan sebagainya. Kedua, pembunuhan keimanan seperti yang dilakukan di Indonesia yaitu mencabuti keimanan, dari tauhid ke pluralisme agama alias kemusyrikan, lewat pendidikan terutama di IAIN (UIN) dan lain-lain, di antaranya di 44 lembaga yang dibiayai swasta kafir. Semuanya itu dengan dana sangat besar. Dan bahkan sudah merambah ke pesantren-pesantren dan madrasah-madrasah untuk diubah kurikulumnya dengan didanai Amerika sebesar 157 juta dolar (oleh lembaga resmi milik negara, belum lagi yang swasta). Sedangkan untuk perusakan kurikulum pendidikan Islam di dunia Islam maka didanai Amerika satu miliar dolar per tahun. Jadi umat Islam ini dibunuhi fisiknya, dan dibunuhi keimanannya. Pembunuhan keimanan ini lebih dahsyat dibanding pembunuhan fisik. Karena kalau hanya pembunuhan fisik, maka ketika umat Islam dibunuh sedang iman di dadanya masih utuh, insya Allah masuk surga. Tetapi pembunuhan keimanan dengan melalui pendidikan yang pada dasarnya mencabuti keimanan, maka walaupun fisiknya masih hidup namun imannya mati, lalu ketika fisiknya mati maka masuk neraka. Itulah yang di dalam Al-Qur’an dinyatakan: Dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan. (QS Al-Baqarah: 191). Tekanan bahkan penggeseran keimanan itu lebih dahsyat dibanding pembunuhan. “Dengan kenyataan yang sangat membahayakan bagi umat Islam ini maka tidak ada jalan lain kecuali membela agama Islam, dan berupaya menyingkirkan segala gangguan yang sistematis dan dibiayai besar-besaran itu. Apabila ini dibiarkan maka keadaan akan semakin rusak dan sangat membahayakan.” Demikian tegas Hartono. Di Berbagai IAIN Buku “Ada Pemurtadan di IAIN” yang terbit pertengahan Maret 2005 ini telah dibedah di berbagai IAIN dan tempat-tempat umum di berbagai kota. Pertama kali dibedah di acara pameran Buku Islam (Islamic Book Fair) di Senayan Jakarta, 27 Maret 2005 dengan pembedahnya penulis buku, Hartono Ahmad Jaiz, dan pembandingnya Dr Roem Rowi alumni Al-Azhar Mesir, dosen Tafsir di Pasca Sarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya. Kemudian di UIN Jakarta pembedahnya dua dari pihak pro buku yaitu Hartono Ahmad Jaiz dan Muhammad At-Tamimi melawan dua orang pro IAIN: Abdul Muqsoth Ghozali alumni IAIN Jakarta dan sekaligus jadi dosen di sana, dan Ulil Abshar Abdalla kordinator JIL. Debat pun terjadi, dihadiri 1000-an orang. Laporan tentang debat di UIN Jakarta itu bisa dilihat di dalam “Melawan ‘Setan JIL’ di Sarangnya”. Juga bisa dilihat pada VCD berjudul “Debat Terbuka Buku Ada Pemurtadan di IAIN” . Di IAIN Serang Banten, buku ini dibedah penulis bersama Dr Utang R, dosen/dekan Fak. Ushuluddin di sana dan anggota MUI Pusat. Sedangkan seorang dosen yang konon berfaham liberal tidak hadir. Di IAIN Serang Banten ini Dr Utang menjamin bahwa di sini tidak ada pemurtadan. Namun jaminan itu dibantah oleh seorang mahasiswi, bahwa di sini ada dosen-dosen, di antaranya kalau mengajar filsafat mengatakan, agar mata kuliah filsafat bisa masuk ke pikiran mahasiwa maka hendaknya dilepaskan dulu keimanannya. Sementara itu dalam mata kuliah Sejarah Peradaban Islam, dosennya mempersilakan untuk mengecam-ngecam para sahabat Nabi saw. Padahal, kata mahasiswi itu, apalah artinya kita bila dibanding kebaikan para sahabat Nabi saw. Ketidak hadiran pembicara dari IAIN yang dikenal berfaham liberl sering terjadi. Di IAIN Lampung, panitia yang sudah serius berupaya untuk menghadirkan dosen IAIN yang diketahui liberal, sampai hari “h” upaya itu tidak terlaksana. Bahkan untuk jadi moderator pun ketika wakil Rektor mengharapkan diambil dari kalangan dosen yang berpaham liberal, tidak ada yang tampil. Maka pembahasan buku dilakukan tiga orang: Hartono Ahmad Jaiz, Ust Madrus da’i dari RRI Lampung, dan seorang ustadz dari Dewan Dakwah. Lain lagi di Universitas Brawijaya Malang. Panitia khabarnya telah mendapatkan info kesanggupan Rektor UIN Malang, Prof Dr Imam Suprayogo, tahu-tahu menjelang hari “h” beliau membatalkannya. Lalu panitia mendapatkan ganti Dr Mujab alumni Aligarh India, ketua jurusan Bahasa Arab Pascasarjana UIN Malang. Justru dosen yang bukan alumni IAIN ini mengemukakan, betapa keroposnya sistem pendidikan di IAIN yang penyerahan mata kuliah saja belum tentu kepada ahlinya, tetapi diberikan kepada dosen yang tidak ahli hanya karena ia bertitel doktor. Padahal orang luar banyak yang lebih ahli, hanya saja karena tak bergelar doktor maka tidak boleh mengajar. Di IAIN Semarang, Hartono Ahmad Jaiz berhadapan dengan Dr Abu Hafsin dosen IAIN di sana, alumni Bangkok dan Los Angles Amerika. Alumni Bangkok itu disindir Hartono: “Dulu para ulama berseminar fiqih tingkat internasional di Brunei Darussalam, lalu mereka mau pulang, ada kapal terbang yang transit di Bangkok. Para ulama itu tidak mau menggunakan pesawat yang transit di Bangkok, karena Bangkok daerah hitam (pelacuran). Lha ini belajar Islam kok ke Bangkok? Juga Nabi saw wanti-wanti, laa tas’aluu ahlal kitaab ‘an syai’. (Jangan kamu bertanya kepada ahli kitab/ Yahudi dan Nasrani tentang sesuatu (lihat Kitab Shahih Al-Bukhori dan Syarahnya, Fathul Bari) tetapi ini kok belajar Islam ke Barat ke orang kafir. Ini mengikuti Nabi saw atau ikut orientalis?” Pembicaraan di IAIN Semarang (8 Juni 2005) itu cukup seru, sedang Dr Abu Hafsin asal Kuningan Jabar dan alumni Pesantren Buntet Cirebon ini mendapat sorotan dari dua pembicara lagi yaitu Ridwan Saidi dari Jakarta dan seorang alumni IKIP Jogjakarta yang menulis buku membongkar pemikiran JIL (Jaringan Islam Liberal). Di IAIN Bandung, Hartono dan Daud Rasyid bersamaan pula dalam mengungkap nyelewengnya pemikiran liberal yang disusupkan secara sistematis di IAIN. Anehnya, di kampus yang pernah ada kasus ajakan dzikir dengan lafal Anjing hu Akbar dan spanduk berbunyi selamat datang di areal bebas Tuhan ini ketika Hartono dan Daud Rasyid berbicara sampai mempersoalkan dekan Fakultas Ushuluddin, Abdul Razak, yang membela ungkapan-ungkapan menghina Islam tersebut lewat TV7, ternyata tidak ada seorang pun –baik mahasiswa maupun dosen yang hadir– yang berkutik untuk menyanggah dua orang dari Jakarta ini. Di Islamic Center Tanjung Priok Jakarta, buku “Ada Pemurtadan di IAIN” dibedah oleh penulis dan Dr Ahmad Satori alumni Al-Azhar Mesir yang juga dosen UIN Jakarta. Dalam acara yang diprakarsai pemuda Al-Irsyad itu, Dr Ahmad Satori mengatakan, pemikiran aneh dari Hasan Hanafi (kiri Islam –al-yasar al-Islamy) dan Nasr Hamid Abu Zayd (Al-Qur’an itu produk budaya –muntaj tsqofi) itu di Mesir sendiri tidak laku. Karena orang Mesir tahu Islam. Tetapi di sini di IAIN di Indonesia justru laku, karena tidak tahu Islam. Ungkapan Dr Satori itu apakah menyindir sesama rekannya yang jadi dosen di IAIN atau bagaimana, wallahu a’lam. Tetapi ketika di IAIN Bandung, Hartono mengatakan, bagaimana di IAIN ini mau memahami Islam dengan baik, orang dosennya yang membela dzikir dengan lafal Anjing hu Akbar itu sendiri menurut mahasiswanya, kalau jadi imam sholat, bacaannya tidak fasih. Demikian pula ketika di Semarang: Bagaimana mereka itu dikirim belajar Islam ke Barat? Sedang yang mengaku telah belajar Islam ke ulama di pesantren 11 tahun seperti Pak Abu Hafsin ini saja pemahamannya tentang Islam seperti itu? (Yaitu hanya menirukan Munawir Sjadzali –mendiang, menteri agama 1983-1993, yang menuduh Umar bin Khothob ra sebagai orang yang sangat liberal dan menyelisihi nash/teks Al-Qur’an yang sudah jelas maknanya). Demikianlah bahaya yang sedang dilandakan kepada umat secara sistematis dan dibiayai besar-besaran oleh pihak-pihak kafirin untuk merusak dan menghancurkan Islam dan umatnya. Kaki tangan kaum kuffar itu mengaku sebagai Muslim, bahkan seperti Dr Abu Hafsin dosen di Semarang berani mengemukakan bahwa Nasr Hamid Abu Zayd pun hatinya ikhlas untuk mengembangkan Islam. Itulah cara berfikir dan berbicara orang liberal di IAIN. Kok tahu-tahunya isi hati orang, hingga orang yang telah divonis murtad oleh Mahkamah Agung Mesir dan para ulama, masih bisa diklaim keikhlasan hatinya untuk Islam. Sedang Ibnu Hajar Wakil Rektor I di IAIN Semarang mengemukakan, hadis sesoheh apapun tetap relatif. Karena Imam Bukhori pun tidak bisa membuktikan bahwa yang diriwayatkan itu benar-benar yang diucapkan Nabi saw. Anehnya, kata Hartono Ahmad Jaiz, orang model ini, kalau ada kutipan bahwa Socrates bilang begini begitu, Plato bilang begini begitu, malah ucapannya ditelan saja. Padahal, apakah Socrates, Plato itu ada? Padahal kalau kita tidak percaya adanya Socrates dan Plato, apalagi perkataannya, kita tidak dosa. Namun mereka justru langsung percaya. Ini aneh. Socrates dan Plato dipercaya, padahal tidak jelas siapa sanadnya, siapa rowinya? Tidak jelas. Sedangkan hadits, sangat jelas sanad dan rowinya. Kalau memang shohih, itu sanad dan rowinya sangat jelas, bisa dipertanggung jawabkan secara keilmuan. Tetapi dasar cara berfikir di IAIN telah ngawur, maka dosen-dosennya banyak yang berfikir terbalik. Filsafat yang tidak ada landasannya, tidak ada sanad dan rowinya justru diusung dan dipuja. Sebaliknya, Al-Qur’an diragukan, hadits sesohih apapun direlatifkan. “Inilah sebenar-benarnya pemurtadan!” Tandas Hartono Ahmad Jaiz. di Kutip dan di edit ulang oleh Mashuri Al-Ghifari (Ponpes Ahmad Dahlan Bekasi)

Tokoh-tokoh Jaringan Islam Liberal (Jaringan Iblis Laknatulloh)

Tokoh-tokoh Islam Liberal

Siapa sajakah yang mereka daftar sebagai Islam Liberal? Dalam internet milik mereka, ada sejumlah nama. Kami kutip sebagai berikut: “Beberapa nama kontributor JIL (Jaringan Islam Liberal, pen) adalah sebagai berikut: Nurcholish Madjid, Universitas Paramadina Mulya, Jakarta. Charles Kurzman, University of North Carolina. Azyumardi Azra, IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Abdallah Laroui, Muhammad V University, Maroko. Masdar F. Mas’udi, Pusat Pengembangan Pesantren dan Masyarakat, Jakarta. Goenawan Mohammad, Majalah Tempo, Jakarta. Edward Said Djohan Effendi, Deakin University, Australia. Abdullah Ahmad an-Naim, University of Khartoum, Sudan. Asghar Ali Engineer. Nasaruddin Umar, IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Mohammed Arkoun, University of Sorbone, Prancis. Komaruddin Hidayat, Yayasan Paramadina, Jakarta. Sadeq Jalal Azam, Damascus University, Suriah. Said Agil Siraj, PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama), Jakarta. Denny JA, Universitas Jayabaya, Jakarta. Rizal Mallarangeng, CSIS, Jakarta. Budi Munawar Rahman, Yayasan Paramadina, Jakarta. Ihsan Ali Fauzi, Ohio University, AS. Taufiq Adnan Amal, IAIN Alauddin, Ujung Pandang. Hamid Basyaib, Yayasan Aksara, Jakarta. Ulil Abshar Abdalla, Lakpesdam-NU, Jakarta. Luthfi Assyaukanie, Universitas Paramadina Mulya, Jakarta. Saiful Mujani, Ohio State University, AS. Ade Armando, Universitas Indonesia, Depok -Jakarta. Syamsurizal Panggabean, Universitas Gajahmada, Yogyakarta.

Mereka itu diperlukan untuk mengkampanyekan program penyebaran gagasan keagamaan yang pluralis dan inklusif. Program itu mereka sebut “Jaringan Islam Liberal” (JIL).

Penyebaran gagasan keagamaan yang pluralis dan inklusif itu di antaranya disiarkan oleh Kantor Berita Radio 68H yang diikuti 10 Radio; 4 di Jabotabek (Jakarta Bogor, Tangerang, Bekasi) dan 6 di daerah.

Di antaranya Radio At-Tahiriyah di Jakarta yang menyebut dirinya FM Muslim dan berada di sarang NU tradisionalis pimpinan Suryani Taher, dan juga Radio Unisi di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Dua Radio Islam itu ternyata sebagai alat penyebaran Islam Liberal, yang fahamnya adalah pluralis, semua agama itu sama/ paralel, dan kita tak boleh memandang agama lain dengan pakai agama kita. Sedang faham inklusif adalah sama dengan pluralis, hanya saja memandang agama lain dengan agama yang kita peluk. Dan itu masih dikritik oleh orang pluralis.

dibuat: Mashuri Al Ghifari (Ponpes AHMAD Dahlan Bekasi)

Bedah Buku SHIROTUL MUSTAQIIM

Ikutilah.....! KAJIAN BEDAH BUKU SHIROTUL MUSTAQIIM Jalan menuju Syurga.....! Yang akan di laksanakan insya Alloh pada: Hari: Ahad,25 mei 2008 Tempat: Masjid AL-Ghufron Perum.Margahayu Jaya Rt 07/20 Blok B Bekasi Timur (300 m dari RS Mitra Keluarga Bekasi Timur ke arah pintu TOL Bekasi Timur) Waktu:08.00 s/d selesai Pemateri: 1.Al-ustadz Muhammad Sarbini, MH, I (Ketua DPP. HASMI) 2.Al-ustadz Abdul Malik Sukirman, BA (DPP. HASMI) Sambutan MUI Kota Bekasi Info Hub: Ja'far Abu Faqih: 085284622773 Penyelenggara DPW HASMI Bekasi Acara ini di dukung oleh, Radio Fajri 91,40 FM Radio Dakta 107 FM PT.MIM, Bogor Yayasan AL Huda Bogor Maktabah Al-Iman, Bogor STAI Al-Hidayah, Bogor DKM Al-Ghufron, Bekasi

“ MUSUH-MUSUH ISLAM KEJAHATANK MOSSAD “

“ MUSUH-MUSUH ISLAM KEJAHATANK MOSSAD “

AHMAD SALIMIN DANI, Lc (Ketua DDII, Kota Bekasi)

"Alif laam miim.(1) Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja setelah mereka mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (2) Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta."(3)

Diriwayatkan, bahwa ayat ini diturunkan sehubungan dengan seorang sahabat yang mendapatkan perlakuan yang amat memprihatinkan dari orang-orang Musyrik makkah, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad dari Abdullah bin Ubaid bin Umair, ia berkata: "Ayat ini (QS. Al ankabut 1-3) diturunkan sehubungan ketika "Ammar bin Yasir disiksa dengan kejih oleh orang-orang musrik Makkah, maka diturunlah ayat . Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja tanpa diberikan ujian setelah mereka mengatakan: "Kami telah beriman?

Setiap orang akan diuji

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar." (QS. Al Imran 142)

LANDASAN AYAT

Terjemah Ali Imran 54

"Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik baik pembalas tipu daya."

MENGENAL INTELIJEN

n Sun Tzu, seorang ahli seni tempur Cina purba telah mempetuahkan kepada para panglima perangnya "kenalilah musuh mu dan diri mu”. Sedangkan petuah Yunani purba "Know theyself" atau kenalilah diri kamu dan sekitarmu. Kedua petuah ini, konon bila dilaksanakan, memungkinkan kita untuk mengetahui semua rahasia. Dan mungkin saja, dari kedua petuah itulah, yang kemudian diterapkan oleh Sir Francis Walsingham tahun 1530-1590 yang ahirnya bapak spionase yahudi ini dijuluki sebagai "Spion Ratu Elizabeth I dari Inggris"

n Berkat sepak terjang Sir Francis Walsingham sebagai " dukun Intel " di masa itu, Inggris pada tahun 1558 mampu memporak porandakan kekuatan armada Spanyol, yang berkekuatan 130 tongkang perang yang pernah dikerahkan dalam penalukan Inggris yang kemudian mendudukan seorang ratu Katolik di tahta negara yang ditaklukkan itu.

n Kekalahan Armada Spanyol dari Inggris berkat Sir Francis Walsingham yang dapat mengumpulkan data kekuatan Armada Spanyol yang ada pada kesimpulannya kapal-kapal yang dijadikan armada perang adalah kapal-kapal komersial biasa yang dipersenjatai, ini data kelemahan yang diserahkan Walsingham, Dan dia berhasil mengumpulkan banyak data mengenai kekuatan dan kelemahan armada Spanyol itu dari agen-agennya yang disebar dimana-mana.. jelas bukan hanya "tak kenal maka tak sayang" tetapi tak kenal juga susah untuk mengalahkannya.

Mossad dan Shin Bet

Pepatah itu ditangkap oleh "Mossad" badan intelijen luar negeri Israel. Mossad yang dikenal dengan nama dalam bahasa Ibrani "Mossad le-modiin ule-tafkidim meyuhadim" dan dalam bahasa Indonesia berarti "Lembaga Inteljen dan tugas husus". Bukan satu-satunya agen rahasian Israel, selama ini Negeri Yahudi Israel memiliki 5 badan sejenis inteljen, tetapi yang sangat mashur dikenal, selain Mossad yang yang berkiprah di luarnegeri juga ada "Shabak" dan nama ini singkatan dari "Sherut Bitahon Klali" dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan "Shin Bet" atau badan keamanan Israel yang menangani keamanan dalam negeri Israel. Agen-agen rahasia Mossad yang berdedikasih tinggi dan profesional, mampu menyusup kemana-mana, dan umumnya ampuh mengumpulkan data-data yang akurat. Disinilah letak kelebihan badan inteljen Yahudi Israel "Mossad dan Shin Bet".

Badan inteljen Mossad dan Shin Bet berkiprah dan bergerak di luar negeri. Sebagai mana halnya badan inteljen Inggris M16 yang berkiprah di luarnegeri dan M15 yang menangani dalam negeri Inggris. Amerika juga punya CIA dan FBI. Dan badan-badan intelijen ketiga negara ini saling terkait, walaupun yang sering kita dengar keberhasilan inteljen itu ada pada Mossad, dan salah satu kebedrhasil itu adalah penculikan penjahat perang Nazi Jerman Adolf Eichman dari Argentina tahun 1960. Setelah mendengar Adolf Eichman telah melarikan diri ke negara amerika Selatan , Mossad memanfaatkan perayaan ulang tahun kemerdekaan ulang tahun Argentina ke-150 untuk menculik Adolf Echman dan memboyongnya dalam keadaan hidup.

Lanjutan..

Para agen Mossad setelah memantau selama beberapa waktu, yang menyamar sebagai para tamu yang ikut memeriahkan acara Ulang tahun kemerdekaan negara argentina, setelah mereka mendapatkan keterangan pasti dan pengukuhan bahwa "Buron" adalah benar-benar Adolf Echman. Malang bagi Echman, di suatu petang, ketika dalam perjalanan pulang dari tempat kerjanya, ia membeli bunga, tiba-tiba agen rahasia Mossad menangkapnya dan menculiknya setelah benar-benar mossad meyakini Buron itu adalah Adolf Eichman, kemudian mengurungnya di sebuah rumah di Buenos Aires, sebelum pada hari H dibius hingga seperti orang yang terkena Parkison, setelah itu dipakaikan seragam pramugara penerbangan Israel El Al. Dan kepada petugas bandara Boenos aires Mossad mengatakan Adlf Echman adalah awak pesawat yang sakit. Adaolf Eichman ahirnya di gantung di Tel aviv Israel pada tahun 1961. Kisah penculikan Adolf Eichman yang dilakukan Mossad, mirip ketika CIA dan FBI menculikan "Umar Faruk". Dengan banyaknya agen rahasia Amerika di Indonesia, hingga penangkapan itu tidak di ketahui, dan bangsa kita baru heboh setelah seorang anak bangsa ini sudah berada ditangan FBI, inilah sebagai bukti, bahwa pertahan bangsa ini sabgat lemah, akibat banyaknya intel-intel asing yang bermain dinegeri ini. Sebut saja kasus Namru2

Namun sepandai-pandai tupai melompat, sesekali gagal juga, maka begitu pula nasib agen-agen rahasia Mossad. Seperti kegagalannya yang paling menyolok adalah percobaan untuk mengasasinansi atau membunuh dengan cara menyuntikan racun kedalam tubuh salah seorang pemimpin gerakan perlawanan Islam HAMAS yaitu Kholid Masal di Amman ibu kota Yordania, pada tanggal 4 Oktober 1997. Perbuatan penyuntikan racun ketubuh Mashal terungkap, Yordania dan Amerika kemudian menekan Israel, yang ahirnya mengirim seorang dokter untuk menyuntikkan penawar. Peristiwa itu menimbulkan gelombang protes dari manca negara, bahkan dari orang-orang Yahudi sendiri. Kesalahan dan kekejaman yang yang dapat membenarkan Israel negara yang jahat adalah kesalahan mereka dalam menghadapi gerakan intifadah rakyat Palestina di tahun 2000 dan hingga kini.

Kekejaman Mossad

l Cakupan kerja Mossad sangat jauh dan terbentang luas, mulai dari intervensi politik, penyusupan ilmiah dilkalangan intelektual , perdagangan dan bisnis sampai kepada tugas eksekusi dan pembunuhan tokoh-tokoh yang dianggap membahayakan kepentingan Israel.

l Sejak awal tahun 1970, Mossad sudah terlibat di belakang pembunuhan para scientist Irak, ilmuwan terutama yang berlatar belakang teknologi atom dan nuklir. Seperti yang telah dikisahkan sebelumnya, pada tahun 1980, Yahya Al-Meshad, tewas dengan leher nyaris putus di salah satu kamar di sebuah hotel di Paris. Tak selang lama, beberapa bulan kemudian, dua ilmuwan nuklir lainnya, tewas! Penyelidikan yang dilakukan menyimpulkan kedua-duanya meninggal karena keracunan.

l Jika dulu sasaran Mossad adalah para scientist Irak, maka sekarang yang menjadi sasarannya adalah para ilmuwan nuklir Iran. Profersor Ardashir Hosseinpour, seorang ilmuwan nuklir senior yang mendukung pengembangan nuklir Iran, 18 Januari 2007 silam, tewas terbunuh. Dan dibutuhkan waktu sekitar satu minggu, sampai akhirnya pemerintahan Iran menyiarkan berita kematiannya.

l Sampai hari ini, kematiannya masih menyisakan miseri. Sebuah laporan dari seorang agen intelijen Amerika yang dirilis di starfor.com, dipastikan bahwa Mossad berada dibalik kematian Profesor Ardashir Hosseinpour. Tapi dalam berita resmi, Prof. Hosseinpour diberitakan meninggal karena keracunan radioaktif. Namun Starfor meyakini, bahwa Prof. Hosseinpour sudah lama menjadi target bunuh dari Mossad yang mengincarnya. Starfor juga memberitakan, bahwa dalam serangan yang menewaskan Prof. Hosseinpour, ada beberapa orang lain yang turut terluka. Tapi yang tewas Prof. Hosseinpour saja saat operasi Mossad berlangsung di Isfahan.

Lanjutan

n Prof. Hosseinpour yang masih muda dan baru berumur 45 tahun itu adalah ilmuwan yang bertanggung jawab pada segala urusan yang berkaitan dengan komponen elektromagnetis dalam pembangunan proyek nuklir Iran. Hosseinpour selain bekerja sebagai ilmuwan dalam proyek nuklir Iran, ia juga tercatat sebagai pengajar di Isfahan Malik Ashtar University of Technology. Sebelum kematiannya, rektor dimana Prof. Hosseinpour mengajar, Mahdi Najad Nuri, menyerahkan nama-nama ilmuwan yang terlibat dalam proyek pengayaan nuklir Iran kepada Dewan Keamanan PBB. Dan bisa jadi, dari daftar nama inilah bermula opoerasi Mossad yang akhirnya mengakhiri nyawa Hosseinpour. Tidak menutup kemungkinan Mossad akan melakukan operasi-operasi yang sama dengan target ilmuwan dan pakar yang terlibat dalam program pengayaan nuklir Iran.

n Sebuah laporan yang ditulis oleh Aljazeera, sebelum Iran setidaknya Mossad bertanggung jawab atas kematian 530 ilmuwan Irak yang diduga terlibat dalam rencana pembangunan senjata nuklir di negeri 1001 malam. Menumpang invasi militer Amerika di Irak, Mossad menjalankan operasinya sendiri dan membantai para ilmuwan dan pakar fisika Irak.

n Hal ini dibuka oleh situs berita Palestine Information Center pada 14 Juni 2005. Mossad dengan operasi intelijennya telah membantai setidaknya 530 ilmuwan Irak dan 200 universitas di seluruh negeri tersebut. Amerika tentu saja mengetahui hal ini, dan masuk dalam agenda kerja mereka, melekuidasi kemampuan Irak untuk membangun fasilitas senjata pemusnah massal termasuk membunuh scientist dan para profesor di bidang fisika, kimia, dan juga di bidang yang mungkin berkaitan dengan senjata pemusnah massal. Tidak saja mengetahui, Amerika juga menyetujui operasi yang dijalankan Mossad ini sebagai salah satu langkah paling efektif untuk mengeliminasi siapa saja yang mungkin menjadi ancaman bagi Israel dan Amerika.

n Kasus Jonathan Pollard dan Mossad Pada tahun 1980-an, Mossad merekrutseorang yahudi Amerika yang bekerja di dalam angkatan laut Amerika sebagai salah satu agen Mossad yang beroperasi di dalam militer Amerika Serikat. Setelah menjalankan oprasinya bertahun-tahun, sang agen rahasia ” Jonathan Pollard ” terbongkar kedoknya, dia telah mencuri berbagai informasi penting militer Amerika dan hasil curiannya diserahkan kepada Mossad. Kerusakan yang diderita inteljen Amerika dari pencurian data tersebut sungguh luar biasa dampaknya. Sebagian besar informasi yang diberikan Pollard kepada Israel adalah informasi aktivitas tentang inteljen Amerika di dunia Islam dan Blok Timur Uni Soviet. Dan informasi itu dijual Israel kepada Uni Soviet.

n Saat jonathan Pollard tertangkap, awalnya Israel dan Mossad membantah mentah-mentah sebagai agen rahasianya. Tetapi pada ahirnya secara samar public relation Israel mengakui dan meminta ma'af atas apa yang dilakukan Jonanthan Pollard. Pemerintah Israel tak mau mengakui itu mata-matanya, walaupun jelas-jels Pollard memegang dua paspor, yaitu tercatat sebagai warga negara AS dan tercatat pula sebagai warga negara Israel Raya.

n Jonanthan Pollard telah masuk terlalu dalam didalam tubuh intelijen Amerika, ia mencuri Radio Signal Notation mutahir Amerika. Dan dia juga mencuri 10 edisi ptunjuk manual cara-cara jaringan pengintaian elektronik global milik Amerika. Ketika Jonathan Pollard diadili, sebuah lembaga "The Confrence op Presidents MajorAmericanJewsh Organization" Sebuah organisasi konsorsium dari 55 organisasi Yahudi di Amerika membela Poillarddan meminta agar Pollard dibebaskan, karena menyebutkan, apa-apa yang dilakukan Pollard, bukanlah sebuah penghianatan, sebab Israel adal teman dekat Amerika.

* Usaha pembebasan Jonathan Pollard dan isterinya adalah sebuah demontrasi paling besar dalam sejarah mobilisasi massa jaringan Yahudi di Amerika. Yang dikomandoi Mossad demi membebaskan seorang tawanan. Pada tahun 1988 pejabat-pejabat Israel melakukan usaha periiundingan dengan Washington dengan mengusulkan berbagai kerjasama dengan Gedung Putih dan kementrian luar negeri Amerika Serikat, asalkan Jonathan Pollard dibebeaskan dari tahanan. Bahkan lebih dari 70 anggota parlemen dari jumlah 120 orang ikut datang ke Gedung Putih untuk membicarakan Pollard. Ada apa sesungguhnya Israel dengan Jonathan Pollard?

* Dalam pembelaannya Jonathan Pollard dipengadilan mengatakan "Sejak awal yang kami lakukan adalah bukan penghianatan kepada negara Amerika Serikat, semua yang ia kumpulkan adalah informasi tentang negara-negara Islam (Arab) dan juga kekuatan Uni Soviet, agar Israel bisa menghindari terjadinya perang seperti perang Yom Kiffur yang terjadi tahun 1973." Tentu ini alasan yang sulit di terima militer Amerika. Namun demikian Jonathan bebas.

Bahaya Yahudi

l Sesungguhnya kasus Jonathan Pollard adalah kasus kecil dari menggunungnya kasus-kasus kejahatan Yahudi pada negara Amerika. Terlebih ketika Amerika berada di bawah kekuasaan pemerintahan propokator Yahudi "George W. Bush". Jeratan Israel lebih akut lagi pada negara adi daya ini. Pada awal kepemimpinan Bush, perdana menteri Israel Ariel Sharon, dalam pemerintahan yang baru se umur jagung, ia mengatakan, "bahwa Ametrika telah menjadi boneka Israel". Pernyataan ini dikeluarkan sejak 3 Oktober 2001. Sharon benar-benar meyakinkan kita dengan mengatakan pula "Setiap kali kita berbuat sesuatu, Amerika selalu berkata ini dan itu dalam komentarnya. I want to tell you something very clear. Jangan hawatir tentang tekanan Amerika atas Israel. Kita rakyat yahudi, justru telah mengontrol Amerika, dan Amerika tahu hal itu" tegas Ariel Sharon.

l Am erika kini benar-benar tak berdaya oleh yahudi-yahudi yang telah mengepung mereka, hampir setiap posisi strategis diduduki oleh orang-orang Yahudi. Dan terbuktilah kehawatiran para pendiri dan peletak pertama pembangun negara Amerika. Dalam sebuah pidatonya George Washington mengisaratkan betapa bahayanya kekuatan Yahudi mengancam negara Amerika. Mereka orang-orang Yahudi bekerja sangat efektip melawan kita, lalu menjadi musuh dari angkatan bersenjata kita, mereka ratusan kali lebih berbahaya bagi kemerdekaan kita.... Merekaakan menjadi musuh dari kebahagiaan Amerika." Dan pernyataan George Washington dibenarkan oleh Benyamin Franklin yang mengatakan dengan tegas , ancaman Yahudi ini.

Runtuhnya WTC 11 September 2001

n Ketika runtuhnya gedung kembar kebanggan orang Amerika, seorang gadis Maria namanya melaporkan suatu kejadian yang mereka saksikan dari jendela apartemen mereka. Menurutnya ada kejanggalan setelah gedung itu runtuh ada 5 pemuda yang menari-nari sambil mengungkapkan kegembiraannya, kejadian itu pun dilaporkannya kepada polisi setetempat, dan polisi pun mencocokkannya laporan itu. Ahirnya tertangkaplah 5 pemuda itu, berdarah Yahudi dan kewarganegaraan Israel. Dan diantara pemuda itu juga ada yang memiliki dua kewarga negaraan, Israel dan Amerika, bahkan yang paling aneh, ketika digeledah pada salah seorang pemuda itu, di kaos kaki yanhg dipakainya diketemukan uang sebesar 450 US, Namun terhadap ke 5 pemuda ini CIA dan FBI hanya mengintrogasi, tanpa upaya melakukan penahan. Ini terbukti bahwa semua itu hanyalah oprasional intelijen, dalam mrangka untuk mengkambing hitamkan musuh-musuh mereka.

Kemampuan Mossad Mengelabui Amerika

n Pada tanggal 10 September 2001, sehari sebelum terjadinya peristiwa Black September, harian The Washington Post menurunkan sebuah artikel yang bersumber dari kajian US Army School for Advanced Military Studies. Dalam artikel ini, secara garis besar US Army School for Advanced Military Studies ingin mengatakan, bahwa Israel mungkin saja menyerang Amerika dan dengan mudah menyalahkan orang-orang Arab. Mereka menyalahkan orang-orang Arab sebagai pihak yang bertanggung jawab dan disalahkan oleh Amerika.

n Artikel yang ditulis oleh Rowan Scarborough dengan judul U.S. troop would enforce peace under Army study, dengan sangat gamblang telah memperingatkan Amerika terhadap bahaya Israel. Dalam kajiannya US Army School for Advanced Military Studies menulis sebuah hasil penelitian setebal 68 halaman yang mengisyaratkan beberapa strategi yang harus diambil oleh Amerika yang berkaitan dengan Israel.

n US Army School for Advanced Military Studies adalah sebuah lembaga pelatihan militer dan juga pusat kajian strategi militer Amerika yang terletak di Fort Leavenworth, Kansas. Pada tahun 1991, US Army School for Advanced Military Studies mengeluarkan panduan-panduan strategi bagi tentara-tentara Amerika dalam perang Teluk. Kajian mereka yang dibuka kali ini, disebutkan oleh juru bicara US Army School for Advanced Military Studies, bukanlah sebuah kajian yang dilakukan atas permintaan Washington. Ini adalah kajian yang dilakukan benar-benar berdasarkan kepentingan militer Amerika.

n Pimpinan proyek penelitian, Mayor Chris Garver mengatakan,”Ini adalah proyek dan latihan biasa.” Tapi latihan dan proyek biasa ini menjadi luar biasa karena sehari sehari setelah studi tersebut dilansir, terjadi peristiwa 11 September. Dalam studi tersebut, US Army School for Advanced Military Studies menyebutkan tentara Israel seperti seekor gorila seberat 500 pound memegang senjata canggih dan terlatih. Sedangkan untuk kesatuan intelijen Mossad, US Army School for Advanced Military Studies mendefinisikan Mossad dengan tiga kata : Wildcard. Ruthless and Cunnin. Caggih. Bengis sekaligus licik.

n Dalam laporan tersebut dikatakan, bahwa Mossad mampu melakukan serangan pada obyek-obyek vital milik Amerika dan menyulapnya seolah-olah yang melakukan adalah ornag-orang Palestina atau orang-orang Arab. Ini deskripsi penting tentang kemampuan Mossad. Menyerang negara sebesar Amerika, bahkan dengan serangan yang paling kecil sekalipun sama sekali bukan perkara mudah. Negara Adi Daya ini terlatih mengendus setiap potensi serangan yang mengancam. Bahkan sebuah surat kaleng pun akan ditindak lanjuti secara serius oleh Dinas Intelijen dan Aparat Keamanan Amerika Serikat.

n Tapi hasil kajian US Army School for Advanced Military Studies mengatakan, Mossad dengan kelicikannya, mampu membentuk jaringan fiktif yang seolah-olah penyerangan dan teror dilakukan oleh orang-orang selain Israel.

n Kemampuan Mossad dalam hal ini terbukti ketika mereka membuat jaringan kelompok Al Qaidah palsu di Palestina dan merekrut pemuda-pemuda yang akan dijadikan agen-agen mereka. Di Palestina, Mossad merekrut dan mengkader sejumlah warga Palestina dalam sebuah oraganisasi yang disebutkan sebagai bagian dari Al Qaidah pimpinan Usamah bin Ladin. Para pemuda Palestina itu diarahkan untuk memata-matai akatifitas pejuang Palestina yang selama ini melancarkan serangan terhadap imperialis Israel. Alhamdulillah, seorang pemuda diantara mereka sadar dan menguraikan pengalamannya itu.

n Sayap keamanan dan perlindungan Palestina (10/11/2002) mengirimkan pernyataan yang disebarluaskan ke sejumlah media masa lokal, Arab dan asing. Isinya adalah sebuah kesaksian seorang pemuda Palestina bernama Ibrahim yang pernah menjadi kader Mossad bahwa ia memang dibina untuk melakukan misi untuk memata-matai pejuang Palestian dan menjadi bagian dari sayap organisasi Al Qaidah di Palestina.

n ”Pada Oktober 2001, saya mengirim foto berikut, nomor telepon genggam ke rubrik perkenalan pada majalah Fosta yang diedarkan di lokasi jalur hijau. Tiga bulan kemudian, tepatnya bulan Januari 2002 seorang menghubungi saya. Ia mengaku sebagai pebisnis dan berusia sekitat 55 tahun. Ia ingin berkenalan dengan saya. Karena menurutnya wajah saya mirip dengan wajah anaknya. Selanjutnya hubungan kami berlangsung sangat dekat dan hubungan itu selalu menggunakan telepon. Orang itu meminta saya untuk rajin menegakkan sholat, khususnya sholat fajar.

n Ibrahim kemudian mengatakan bahwa hampir seluruh pembicaraan telepon antara dirinya dengan orang tersebut, bersumber dari nomor telepon milik perusahaan Israel yang yang bernama Ouranc. ”Ia banyak bertanya kepada saya tentang apa yang saya butuhkan di Ghaza. Dan ia mengatakan bahwa juga ia siap memberi biaya apapun untuk semua kebutuhan saya. Ia memang benar-benar mengirimkan sejumlah uang dollar dan dinnar melalui sebuah bank di Kairo dan Amman atas nama pengirim Ahmad,” Urai Ibrahim.

n Setelah hubungan berjalan kurang lebih lima bulan, Ibrahim menerima sepucuk surat yang antara lain,”Anda ingin terdaftar baik untuk menjalin hubungan dengan kami, jaringan Usamah bin Ladin dan Tanzim Al Qaidah.” Selain itu, juga informasi bahwa pria 55 tahun yang selama ini berhubungan dengan Ibrahim adalah salah satu anggota jaringan Al Qaidah di Ghaza dan juga telah berhasil membuat jaringan Al Qaidah terhadap sejumlah pemuda di Ghaza. Selanjutnya, ia berencana agar Ibrahim mulai membangun jaringan baru di Utara Ghaza. Pemilihan Ibrahim disebutkan karena Ibrahim tidak berafiliasi ke gerakan perjuangan manapun di Palestina dan belum pernah di tangkap oleh pemerintah Palestina.

n Selain itu, Ibrahim juga mengatakan bahwa orang yang menghubunginya itu juga pernah menawarinya persenjataan. Ia mengatakan mengetahui orang-orang yang ada di perbatasan dan mereka bisa membantu pemasokan senjata secara ilegal. Orang tersebut juga mampu melakukan aksi peledakan bom syahid di wilayah Israel atas nama jaringan Al Qaidah.

n Keesokan harinya, Ibrahim pergi ke kantor sayap keamanan perlindungan Palestina dan menguraikan pengalamannya itu. Yang mendorong Ibrahim melaporkan pengalamannya itu adalah karena dirinya curiga terhadap orang tersebut yang kerap bertanya tentang sejumlah nama orang Palestina yang berafiliasi ke sejumlah organisasi, khususnya Hamas. Orang itu meminta informasi detail tentang orang-orang tersebut.

n ”Seringnya dia meminta saya untuk mengumpulkan informasi tentang pejuang Palestina dengan alasan ingin merekrut mereka dalam jaringan Al Qaidah di Palestina, memunculkan keraguan dalam hati saya. Apalagi gaya bicaranya dalam bahasa Arab kurang fasih dan agak sulit dimengerti,”jelas Ibrahim.

n Peristiwa yang dituturkan oleh Ibrahim, bukan pertama kali ditemukan. Menurut Rasyid Abu Syabak, Direktur Sayap Keamanan Perlindungan Ghaza kepada wartawan pada hari Sabtu (7/12/2002), sepanjang sembilan bulan terakhir pihaknya telah menemui banyak kasus mata-mata Israel yang merekrut orang Palestina di Ghaza dengan dalih jaringan Al Qaidah pimpinan Usamah bin Ladin. Ia mengatakan, ”Ada tiga orang Palestina yang kami tangkap karena mereka telah dibina oleh intelijen Israel. Ada juga sebelas orang lainnya yang ditangkap dan dibebaskan karena setelah menjalani interogasi dan dibebaskan karena setelah menjalani interogasi mereka yakin bahwa ini adalah konspirasi Israel.”

n Pernyataan Abu Syabak dikeluarkan, dua hari setelah pernyataan PM Israel Ariel Sharon yang mengatakan bahwa Al Qaidah pimpinan Usamah bin Ladin telah masuk ke jalur Ghaza dan Libanon.” Kami punya banyak informasi yang sudah lama berjalan bahwa anggota Al Qaidah telah bermain di jalur Ghaza. Sejumlah orang mereka juga ada di Libanon dan menjalin hubungan dekat oleh Hizbullah,” begitu aku Sharon.

n Sedangkan untuk kekuatan militer negara-negara Arab dan juga Palestina, US Army School for Advanced Military Studies mendefinisikan mereka seperti sekelompok pasukan yang kehilangan senjata, dan tanpa kontrol dan komando. Sedangkan untuk kekuatan militer Mesir, US Army School for Advanced Military Studies menyebutkan bahwa Mesir memang memiliki tentara yang sangat besar, tapi kemampuannya untuk melakukan serangan pada Israel, sangatlah kecil.

n Jadi, jika militer yang dimiliki negara-negara Arab saja dinyatakan memiliki kemungkinan kecil menyerang Israel, bagaimana mungkin sebuah gerakan teroris yang disebut degan Al Qaidah memiliki kekuatan menyerang Amerika? Dan jika sudah dinyatakan Israel dengan Mossadnya memiliki kemampuan menyerang Amerika dan membuatnya seolah-olah dilakukan orang-orang Arab, mengapa tidak menyelidiki negara ini, dan bukan mengejar Al Qaidah lagi. Ini adalah tantangan bagi Amerika, menyelidiki Israel negara yang di lindungi Amerika sendiri sejak pertama kali dibangun diatas tanah rakyat Palestina.

Sekian & Terima KasihWallahu A’lamu Bisshawab

www.almuslimun.org

Selasa, 13 Mei 2008

Perang Bersama Amir Yang Fajir

Sudah ma’lum pada Ahlus Sunnah Wal Jama’ah kebolehan qital bersama amir yang fajir untuk menghadang musuh yang kafir bila tidak ada amir yang shalih untuk menghadangnya dan jihad tidak mungkin dilaksanakan kecuali bersama si fajir itu. Masalah ini adalah masyhur pada Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, dan penyebutannya telah berulang kali pada mereka di kitab-kitab fiqh bahkan di kitab-kitab aqidah, di mana mereka dengannya menyelisihi ahli bid’ah, dan ia adalah masalah yang dibangun di atas kaidah penolakan mafshadah terbesar dari dua mafshadah yang menanggung yang paling kecil dari keduanya, sedang ia adalah kaidah yang terkenal dari kaidah-kaidah fiqh. Syaikhul Islam ibnu Taimiyyah berkata dalam Al Fatawa 28/506: (Di antara prinsip Ahlus sunnah Wal Jama’ah adalah berperang bersama setiap (amir) yang baik dan fajir (buruk), karena sesungguhnya Allah menguatkan dien ini dengan orang yang fajir dan dengan orang-orang yang tidak memiliki bagian sedikitpun sebagaiman hal itu telah dikabarkan oleh Nabi saw, karena bila perang tidak terlaksana kecuali bersama para amir yang fajir atau bersama pasukan yang banyak fujur (maksiat) nya, maka sesungguhnya mesti terjadi salah satu dari dua hal: meninggalkan jihad bersama mereka, sehingga mesti dari hal itu penguasaan orang-orang lain yang mana mereka itu lebih bahaya dalam agama dan dunia, atau berperang bersama amir yang fajir sehingga dengan hal itu terhindarlah bahaya yang paling besar dan tegaklah mayoritas ajaran islam meskipun tidak bisa menegakkan seluruhnya, maka inilah hal yang wajib dalam gambaran ini dan setiap gambaran yang menyerupainya, bahkan dari peperangan yang terjadi setelah khulafaurrasidin tidak terjadi kecuali atas gambaran ini). Selesai. Dan Ath-Thahawiy berkata: (...Haji dan jihad berjalan bersama para pemerintah dari kaum muslimin, baik maupun buruk, sampai hari kiamat, tidak ada sesuatupun yang menggugurkannya dan membatalkannya), selesai. Dan diriwayatkan dalam hal itu hadits dengan lafad: [Jihad itu berlangsung bersama (amir) yang baik dan yang fajir]. Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Abu Ya’la secara marfu’ dan mauquf dari Abu Hurairah, dan Ibnu Hajar berkata dalam fathul Bariy: (Para perawinya tidak bermasalah akan tetapi makhul tidak mendengar dari Abu Hurairah). Sebagaimana yang telah saya katakan (bahwa) ini adalah hal yang sudah diketahui pada Ahlus sunnah Wal Jama’ah yang telah membangun di atasnya banyak dari para pemuda mereka di zaman kita ini keikutsertaan mereka di banyak front peperangan, akan tetapi masalah yang samar terhadap banyak dari para pemuda itu dan yang ingin saya ingatkan di sini adalah keberadaan yang dimaksud dengan amir yang fajir yang mana ahlus sunnah membolehkan ghazwah (invasi) dan qital bersamanya dalam rangka menghadang musuh yang kafir pada kondisi ketidakmungkinan penghadangannya kecuali dengan perang bersama amir fajir itu…. Saya katakan: yang dimaksud dengan fajir di sini adalah orang yang keburukan (maksiatnya) kembali terhadap dirinya sendiri, seperti orang yang melakukan sebagian maksiat semacam minuman khamar dan kefasikan lainnya yang tidak membahayakan kaum muslimin, maka inilah amir yang dimaksud dengan orang yang mana ahlus sunnah membolehkan perang bersamanya dan sabar pada kafajirannya untuk menghadang musuh yang kafir, dengan dalil penyadaran mereka dalam hal itu terhadap kaidah penolakan salah satu mafsadah yang terbesar dengan menanggung yang paling ringan di antara keduanya, maka itu adalah jelas bahwa syarat kebolehan perang bersama amir yang fajir itu dikatakan terhadap keberadaan mafsadahnya itu adalah secara pasti lebih ringan dari mafsadah orang kafir itu, dan oleh sebab itu mafsadahnya dipikul untuk menghadang mafsadah yang lebih besar darinya. Berbeda halnya seandainya kefajiran si amir dan bahayanya itu menularkan pengrusakan terhadap kaum muslimin, sehingga mafsadah pengangkatan dia sebagai amir atau berperang bersamanya adalah sama setara atau lebih besar dari mafsadah meninggalkan perang melawan orang-orang kafir maka si fajir ini bukanlah sama sekali yang dimaksud oleh Ahlus sunnah dalam ucapan mereka itu. Seandainya engkau mengamati ucapan-ucapan mereka dalam bab ini dan kaidah yang lalu yang menjadi pijakan mereka dalam hal itu, tentulah engkau sedikitpun tidak akan ragu dalam pemilahan ini, oleh sebab itu tatkala Imam Ahmad ditanya tentang dua laki-laki, keduanya adalah amir dalam peperangan, salah satunya kuat lagi fajir, sedangkan yang lain adalah shaleh lagi lemah, bersama yang mana perang dilakukan? (…Maka beliau berkata: adapun orang fajir yang kuat, maka kekuatannya adalah bagi kaum muslimin sedangkan kefajirannya adalah terhadap dirinya, dan adapun orang yang shaleh namun lemah makan kesalehannya adalah bagi dirnya sendiri, sedangkan kelemahannya adalah merugikan kaum muslimin maka perang dilakukan bersama orang yang kuat lagi fajir, dan sungguh Rasulullah saw telah bersabda: ”…Sesungguhnya Allah menguatkan dien ini dengan laki-laki yang fajir dan dengan orang-orang yang tidak memiliki sedikitpun bagian……), selesai, dari Majmu Al Fatawa 28/255. Perhatikanlah ucapan imam Ahmad tadi “sedangkan kefajirannya adalah terhadap dirinya “ agar kamu paham tentang siapa para ulama berbicara … Dan seperti itu pula apa yang diutarakan ibnu Qudamah tentangnya dalam Al Mughniy (bila si panglima itu dikenal suka minum khamr dan ghulul (mencari ganimah sebelum dibagi-bagi), maka tetap berperang bersamanya, karena hal itu hanyalah kembali pada dirinya sendiri, dan diriwayatkan dari Nabi saw bahwa Allah menguatkan dien ini dengan laki-laki yang fajir), selesai. Bila hal ini terbukti jelas dan diketahui bahwa permasalahan qital bersama amir yang fajir pada kondisi ketidakadaan orang yang baik untuk menghadang orang kafir adalah dibatasi dengan batasan ini, yaitu keberadaan keburukannya kembali terhadap dirinya sendiri dan tidak meghantarkan pada pengrusakan dalam kaum muslimin, dan keberadaan kerusakan yang bisa muncul dengan sebab pengangkatan dia sebagai amir adalah lebih kecil daripada kerusakan orang-orang kafir dan penguasaan mereka atas kaum muslimin. Dan bahwa pada kondisi keberadaan kerusakan si amir yang fajir dan bahayanya terhadap kaum muslimin itu sama setara dengan bahaya orang-orang kafir dan dengan penguasaan mereka terhadap kaum muslimin atau malah lebih; maka tidak ada satupun alasan baik secara syar’iy maupun akal yang melegalkan qital (perang) bersama orang fajir ini, karena kaidah yang mana hukum itu dikaitkan terhadapnya adalah tidak tepat untuk diterapkan terhadapnya, di mana ia tidak merupakan mafsadah yang paling ringan sehingga bisa dipikul untuk menghadang yang lebih tinggi…. Saya katakan: bila hal ini telah terbukti jelas, maka lebih utama lagi untuk tidak dimasukkan dalam kaidah ini dan tidak dicantumkan di dalamnya orang-orang dungu dari kalangan umara yang meraih kekuasaan dan tahtanya di atas kepala-kepala para syuhada dan di atas darah parah pendekar seraya mereka itu mengumumkan secara terang-terangan dan tanpa sungkan-sungkan tentang paham mereka, pemikiran mereka dan rancangan-rancangan mereka ke depan dalam pemerintahan yang menganut system kafir “ Demokrasi “ atau menjalin persaudaraan dan loyalitas dengan para thoghut arab dan ‘ajam atau yang bersatu bersama mereka dalam organisasi-organisasi internasional mereka yang kafir, dan merengek-rengek memohon pengakuan dunia internasional !! Dan bagi mereka itu tidak apalah menggerakkan emosional perasaan para pemuda dengan seruan yang bercelupkan atau kalau mau silahkan katakan berkulitkan islamiy untuk menggaet para pemuda itu ke barisan perlawanan mereka dan menarik mereka ke kamp-kamp mereka serta menguasai terhadap sokongan dan bantuan dana mereka. Para dajjal (penipu) itu atau katakan saja para pencopet itu tidak ragu lagi menurut saya bahwa mereka itu tergolong para imam yang menyesatkan atau para dajjal yang mana Nabi saw telah mengabarkan umatnya tetang mereka dan menghati-hatikannya dari mereka, karena mereka itu termasuk bangsa kita dan berbicara dengan lisan kita serta menggunakan ungkapan-ungkapan kita, ayat-ayat kita dan hadits-hadits kita saat mereka butuh akan itu; kemudian bila mereka telah mendapatkan tujuannya dan mereka telah mencapi maksudnya, maka mereka pura-pura melupakan kita, darah-darah kita dan jihad kita dan mereka membuka topeng-topeng mereka dari wajah-wajah mereka yang busuk dan hati mereka yang dengki terhadap jihad dan para mujahidin serta mereka menjual jihad dan mujahidin dengan harga yang amat murah berupa jabatan – jabatan yang hina lagi rendah….. Seandainya para pemuda itu mengamati pernyataan-pernyataan mereka di awal mula terutama pernyataan-pernyataan yang dengannya mereka medekatkan diri kepada saudara-saudara dan wali-wali mereka yang kafir dari kalangan para thoghut, atau wali-walinya atau lembaga-lembaganya, dan (seandainya para pemuda itu) tidak menutup akal mereka terhadap kelihaian mereka berupa seruan agama yang dibuat-buat, tentulah permainan-permainan mereka itu tidak akan tersamar atas para pemuda umat ini dan tentu tidak akan terkecoh dengannya atau terpukul setelah nasi menjadi bubur…Padahal orang mu’min itu cerdas dan lihai dan ia wajib menjaga ruh ini, hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam hal ruh ini dan jangan sampai ia melenyapkannya kecuali saat yakin bisa membela dien yang agung ini. Ia tidak memiliki banyak ruh yang bisa ia coba di sana dan di sini, namun ia itu hanya satu ruh saja, maka hendaklah ia pelit dengannya dan jangan sampai ia menyerahkannya kepda para dajjal itu atau ia melenyapkannya di jalan mereka, dan hendaklah ia selalu ingat bahwa tidak satu nabipun melainkan ia telah menghati-hatikan umatnya dari dajjal sebagaimana Nabi saw telah menghabarkan akan hal itu, dan bahwa beliau saw telah mewasiatkan kita agar meminta perlindungan dari fitnahnya di penghujung setiap shalat, dan itu semua tidak lain sebagaimana yang dikatakan Syaikhul islam adalah karena jenis fitnahnya, kebusukannya dan penipuannya adalah ada di setiap zaman, maka hendaklah kita hati-hati terhadapnya. Dan di sisi yang berlainan dengan tafrith yang terjatuh ke dalamnya banyak para pemuda islam hari ini, di mana mereka tertipu oleh para dajjal itu dan mereka memejamkan mata dari kebobrokan dajjal-dajjal itu yang terbuka dan pernyataan-pernyataan mereka yang busuk serta hubungan-hubungan mereka yang kotor dengan para thoghut dan kaki tangan mereka, dan para pemuda itu tergiring di belakang slogan-slogan mereka yang palsu terus mereka berperang di bawah panji-panji mereka dengan dalih kebolehan perang di bawah kepemimpinan yang fajir, kemudian naik di punggung-punggung mereka orang-orang bejat yang telah menghianati apa yang mereka janjikan dan menghempaskan janji-janji mereka untuk menegakkan syari’at Allah dan komitmen dengan menhaj Allah… Saya katakan; di sisi yang berlainan dengan tafrith ini sungguh sebagian pemuda telah ifrath dalam bab ini dan mereka bersikap ghuluw di mana mereka melarang dari ikut berperang bersama komandan-komandan dan atau di barisan-barisan perlawanan karena sebab sebagian cacat yang tidak sampai pada tingkat fujur (kemaksiatan) yang membahayakan kaum muslimin, dan kerusakan-kerusakannya tidak bisa dibandingkan dengan kerusakan-kerusakan penguasaan orang-orang kafir dan sama sekali tidak mendekatkannya baik dari dekat ataupun dari jauh. Sampai berita kepada saya bahwa sebagian pemuda menolak dan enggan dari bergabung di bawah bendera mujahiddin terbaik dan pilihan di zaman kita ini dengan dalih penyelisihan mereka terhadap sebagian apa yang dibawa oleh para pemuda itu berupa ijtihad-ijtihad yang padahal lapang perselisihan di dalamnya, atau dengan dalih penolakan mereka untuk komitmen dengan metode pendidikan tertentu yang diusulkan para pemuda itu dan mereka pilih dari tulisan-tulisan sebagian para syaikh serta alasan-alasan dan dalih-dalih lainnya yang tidak syar’iy yang tidak halal jihad kaum muslimin melemah dengan sebabnya atau upaya-upayanya dan kemampuan-kemampuan kaum muslimin berserakan karenanya. Akhirnya kami menyimpulkan uraian yang lalu pada point-point berikut ini: Pertama: Wajib atas mujahidin membedakan antara keberadaan amir yang fajir atau kamp yang fajir atau Negara yang fajir sebagai realita yang ada sebelumnya (tidak bisa dihindari), dengan keadaan bila pilihan itu ada di tangan mujahidin dan kesempatannya sangat luas maka tidak halal bagi mereka – sedang keadaannya seperti itu – perang di bawah kepemimpinan orang fajir atau memilihnya sebagai amir atas mereka bagaimanapun keadaannya. Jadi masalah qital bersama amir yang fajir itu hanyalah menjadi kebolehan pada kondisi tidak ada lagi yang lainnya dari kalangan orang-orang yang baik atau pada kondisi kelemahan mereka. Kedua: Wajib atas mereka membedakan antara amir yang fajir yang keburukannya terbatas pada dirinya dengan orang yang keburukan dan bahayanya merembet kepada islam dan kaum muslimin di mana mafsadah dan bahaya dia terhadap kaum muslimin adalah lebih besar dan mafsadah orang-orang kafir atau menyertainya. Maka yang pertama adalah yang dibolehkan Ahlus sunnah untuk berperang di bawah panjinya dalam rangka menghadang mafsadah orang-orang kafir yang lebih besar dari mafsadah dia. Sedangkan yang kedua maka Ahlus sunnah tidak membolehkan perang bersamanya dan mereka tidak memaksudkannya dalam masalah ini; karena kaidah yang dibangun di atasnya masalah pensyari’atan perang bersama amir yang fajir yaitu penghindaran mafsadah terbesar dengan memikul yang paling ringan tidak cocok atasnya. Ketiga: Wajib para mujahidin itu sadar dan ingat bahwa bila amir yang fajir semacam ini dan dia itu tidak kafir akan tetapi mafsadahnya melebihi mafshadah orang-orang kafir atau menyamainya maka sesungguhnya kaidah tersebut adalah tidak tepat terhadapnya dan tidak halal berperang bersamanya; maka apalagi tidak ada artinya untuk perang bersama amir yang terang-terangan dengan bid’ah mukaffirah atau secara tegas memilih system kafir atau hukum jahiliyyah….dan ringkas bahasan harus menjauhi ifrath dan tafrith dalam bab ini. Kita menjauhi tafrith, sehingga kita tidak mengaborsi jihad kaum muslimin atau menggugurkan hasil-hasilnya dan menjadikannya sebagai tangga bagi dajjal-dajjal dan para imam yang menyesatkan, di mana di atasnya mereka naik ke posisi-posisi dunia mereka dan itu dengan melegalkan qital di bawah bendera-bendera munafiq yang busuk yang mengisyaratkan atau terang-terangan menganut system-sistem kafir di saat sudah berkuasa, atau menganut bid’ah-bid’ah mukaffirah dan isme-isme yang membatalkan agama islam dan ikatannya yang paling kokoh, dengan klaim perang dibawah kepemimpinan amir yang fajir, sehingga akhirnya kita memasukan ke dalam masalah ini apa yang tidak dikandungnya dan memuatkan ke dalamnya apa yang tidak ada di dalamnya…. Dan kita menjauhi ifrath, sehingga kita tidak mengembosi ikhwan kita yang berjihad dengan cara menggugurkan kaidah ini dan membatalkannya dengan cara kita mensyaratkan untuk berperang bersama mereka syarat-syarat yang tidak Allah turunkan satu dalilpun, umpamanya kita mensyaratkan bersihnya barisan-barisan mereka dan kosongnya dari pelaku maksiat sedangkan ia adalah hal yang tidak bisa tercapai kecuali dalam apa yang telah dikabarkan oleh Nabi saw saat keluarnya Al Mahdiy di akhir zaman dan terpilahnya manusia menjadi dua tenda, tenda iman yang tidak ada kemunafikan di dalamnya dan tenda nifaq yang tidak ada keimanan di dalamnya. Karena telah lalu ucapan Syaikhul islam tentang perang bersama amir yang fajir: [bahkan banyak dari peperangan yang terjadi setelah khulafa rasyidin tidaklah terjadi kecuali atas bentuk ini]. Atau kita mensyaratkan mereka komitmen dengan ijtihad-ijtihad atau pilihan-pilihan kita yang boleh saja berselisih di dalamnya, atau mengharuskan mereka untuk menerima pikiran-pikiran dan ide-ide kita secara rinci tanpa kecuali, dan kalau tidak menerima maka tidak ada perang, sehingga dengan hal itu kita mengebosi mereka atau menyia-nyiakan sebagian kesempatan untuk menang dan tamkin (keberkuasaan di muka bumi), dengan sebab sempitnya pandangan kita dan buruknya pemahaman kita… Sedangkan dalam Al Bukhariy ada bab (jihad itu berlangsung bersama orang yang baik dan orang yang fajir). Dan di dalamnya ada sabda Nabi saw (kuda itu terikat pada ubun-ubunnya kebaikan sampai hari kiamat, pahala dan ghanimah). Maka dalam hadits ini dan hadits (Akan senantiasa segolongan dari umatku berperang di atas al haq sampai hari kiamat) ada kabar gembira tentang tetapnya keberadaan mujahidin dan keberlangsngan terus jihad serta ia tidak tergugurkan walaupun berbagai kondisi yang menimpa sampai hari kiamat. Maka hendaklah kita tetap bersatu sebagai saudara-saudara yang saling mencintai, dan hati-hatilah dari perpecahan dan absen dari kafilah dengan alasan-alasan yang kosong. “Dan barang siapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”, (Al Ankabut: 6). Dikutip dari kitab: Waqafat Ma'a Tsamaraatil Jihad Bainal Jahli Fisy Syar'i Wal Jahli Bil Waqi' (Merenung Sejenak Atas Hasil-hasil Jihad, Antara Kebodohan Akan Syari'at dan Kebodohan Akan Realita) Renungan ke-11 Karya: Al-Allamah Al-Faqih Muhadist Asy Syaikh Al Mujahid Abu Muhammad 'Ashim Al Maqdisiy Fakallahu 'Asrah Diterjemahkan oleh: Ustadz Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, Lc Fakallahu 'Asrah (yang dipenjara di Negara Thoghut NKRI) -semoga Alloh melindungi & memberikan pertolongan kepada Beliau-

Sekali Lagi Kufrun Duna Kufrin... Syubhat Basi Andalan "Salafiyyun Maz'um Al Irja'i"

Sekali Lagi Kufrun Duna Kufrin... Syubhat Basi Andalan "Salafiyyun Maz'um Al Irja'i" Al Mujaadiluun (orang-orang yang membela) bala tentara qawaaniin itu berkata: Kami tidak sepaham dengan kalian dalam ashl (pokok) yang kalian jadikan sebagai landasan untuk mengkafirkan para pendukung penguasa/pemerintah dari kalangan intelejen, para tentara/polisi dan yang lainnya, karena kekafiran pemerintahan-pemerintahan ini menurut kami adalah sekedar kufrun duna kufrin sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Sehingga setiap cabang yang kalian bangun di atasnya untuk mengkafirkan para penguasa dengan kufrun akbar adalah tidak benar menurut hemat kami.”[1] Maka kita jawab: Tidak ada satu masalahpun melainkan pasti ada perselisihan pendapat manusia di dalamnya, akan tetapi hal itu tidak berarti boleh dipelintirkan dan tidak boleh mengetahui yang benar di dalmnya, sebab tidak setiap perbedaan itu bisa dianggap. Kebenaran itu hanyalah satu tidak berbilang, Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman: “Maka tidak ada sesudah kebenaran itu, malainkan kesesatan.“ (Qs.Yunus: 32). Dan firman-Nya subhaanahu wa ta’aala: “Kalau kiranya Al Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (Qs. An Nisa: 82). Oleh sebab itu para ulama berkata bahwa ikhtilaf tanawwu’ itu bisa saja, karena itu adalah ikhtilaf dalam furu’ yang bisa bersumber dari perbedaan dalam penilaian shahih atau dhaifnya suatu hadits, atau karena tidak sampainya hadits itu kepada si ahli fiqh dan sebab-sebab lainnya. Adapun ikhtilaf tadhaadd terutama dalam masalah yang paling penting dalam dien ini seperti syirik dan tauhid, iman dan kafir, maka tidak boleh dan tidak halal bagi seorangpun untuk rela dengannya, atau mengkuinya, atau loyalitas kepada kaum murtaddin dan ahli syirik, atau membelanya, atau berkasih sayang dengannya. Dan justeru harus divonis tuntas dengan tegas dalam masalah-masalah yang dibangun di atasnya autsaqu ‘ural iimaan (ikatan iman yang paling kokoh), serta cepat sampai kepada kebenaran di dalamnya, karena Allah subhaanahu wa ta’aala tidak membiarkan kita begitu saja dan tidak menciptakan kita sia-sia belaka: “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?,” (Qs. Al Mu’minuun:115). Dan Allah subhaanahu wa ta’aala tidak mengalpakan sesuatupun dalam Al Kitab, Dia berfirman: “Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al Kitab,” (Qs.Al An’am: 38). Tiada satupun kebaikan melainkan Allah telah memberikan petunjuk kita atas hal itu dan menganjurkan untuk meraihnya. Dan tidak ada satu keburukanpun melainkan Allah telah mengingatkan kita dari hal itu dan menghati-hatikan dari bahayanya: “Yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata pula,” (Qs. Al Anfaal: 42). Dan masalah ini yaitu kafirnya para penguasa dan thaghut-thaghut itu bagi orang yang paham akan diennya dan telah mengetahui tauhidnya adalah lebih terang daripada matahari di siang bolong, akan tetapi tidak aneh apabila cahaya matahari itu menjadi samar atas orang yang ada penyakit belek di matanya.[2] Dan maksud kami di sini Insya Allah ta’aala adalah mengobati belek itu dan menghilangkan yang mengaburkannya dengan pancaran tauhid dan dengan obat itsmid dari Al Kitab dan Assunnah. Maka kami katakan: ketahuilah terlebih dahulu bahwa sesungguhnya thaghut-thaghut itu tidak dikafirkan dari satu sisi saja sehingga pengkafirannya bisa dibantah dengan syubhat yang rapuh yang dibangun di atas ucapan yang dinisbatkan kepada Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anha, “kufrun duna kufrin,” akan tetapi thagut-thagut itu dikafirkan dari banyak sisi yang beraneka ragam: Diantaranya: Sesunguhnya syahadat tauhid Laa ilaaha Illallaah itu memiliki dua rukun yang sangat mendasar yang di mana salah satunya tidak bisa berdiri sendiri tanpa yang satunya lagi. Untuk diterima dan sahnya syahadat ini harus didatangkan kedua rukun itu seluruhnya, yaitu penafian (Laa ilaaha) dan penetapan (illaallaah) atau al kufru bith thaghut wal iimaan billah, sebagaimana yang telah Allah subhaanahu wa ta’aala jelaskan dalam firman-Nya: “Karena itu barangsiapa ingkar kepada thaghut dan beriman kepad Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus” (Qs. Al Baqarah: 256). Siapa orangnya yang tidak menggabungkan antara dua rukun ini maka dia itu tidak berpegang kepada al ‘urwah al wusqaa (tauhid), dan sedangkan orang yang tidak berpegang kepada al ‘urwah al wusqaa maka dia itu binasa bersama orang-orang yang binasa, karena dia bukan tergolong dalam jajaran kaum muwahhidiin, akan tetapi dia berada dalam deretan kaum musyrikin atau orang-orang kafir. Para penguasa yang telah menjadikan bersama Allah tandingan-tandingan yang membuat hukum dan perundang-undangan itu, kalau seandainya kita percayai klaim mereka bahwa mereka itu beriman kepada Allah, tentu ini tidak cukup untuk masuk di dalam lingkungan tauhid, sebab masih ada satu rukun lain yang Allah sebutkan di dalam ayat itu sebelum rukun beriman kepada-Nya karena keberadaannya yang sangat penting, yaitu al kufru biththaghut (kafir terhadap thaghut). Jadi iman mereka terhadap Allah tanpa kufur terhadap thaghut adalah sama seperti imannya orang-orang Quraisy terhadap Allah tanpa disertai kafir terhadap thaghut-thaghut mereka. Dan merupakan suatu yang maklum bahwa iman semacam ini sama sekali tidak bermanfaat bagi orang-orang Quraisy, darah dan harta mereka tidak terjaga dengannya sehingga mereka menyertakan terhadapnya baraa’ah dan kafir kepada thaghut-thaghut mereka. Dan adapun sebelum itu dilakukan maka keimanan mereka yang masih bercampur dengan kemusyrikan yang nyata itu sama sekali tidak berguna bagi diri mereka, baik di dunia[3] ataupun di akhirat[4], Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman: “Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan yang lain),” (Qs. Yusuf: 106). Syirik itu membatalkan keimanan dan menghapuskan seluruh amalan, Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman: “Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalanmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang rugi,” (Qs. Az Zumar: 65). Dan suatu yang maklum bahwa para penguasa itu tidak kafir terhadap thaghut-thaghut timur dan barat, serta mereka tidak berlepas diri darinya, bahkan justeru mereka itu beriman kepada thaghut-thaghut itu, loyalitas terhadapnya, dan berhakim kepada mereka dalam menyelesaikan persengketaan dan perselisihan,[5] mereka rela dengan hukum thaghut-thaghut yang kafir itu dan dengan undang-undang internasionalnya di bawah naungan dan payung PBB dan mahkamah internasionalnya yang kafir itu.[6] Dan begitu juga thaghut-thaghut arab dan perjanjian/kesepakatan mereka yang sama persis dengan kesepakatan internasional PBB yang mulhid lagi kafir.[7] Mereka (para penguasa) terhadap semua thaghut-thaghut itu adalah teman dekat, auliyaa, dan budak-budak yang tidak menjuhinya, dan tidak menjauhi pembelaan terhadap mereka dan dukungannya terhadap kemusyirikan mereka itu, sehingga mereka bisa keluar dari kemusyrikan yang di mana mereka telah masuk di kubangannya, dan setelah (melakukan) itu semua baru bisa dihukumi sebagai orang Islam. Bila saja status thaghut-thaghut arab itu masih samar/kabut di mata orang yang berbelek, akan tetapi status thaghut-thaghut kekafiran barat dan timur dari kalangan nasrani, budha, komunis, hindu, dan yang lainnya adalah tidak samar lagi demi Allah kecuali atas orang yang buta. Namun demikian para penguasa (thaghut-thaghut) arab[8] itu adalah saudara dan sahabat karib bagi thaghut-thaghut tadi, mereka tidak kafir kepadanya, dan justeru mereka diikat dengan hubungan persaudaraan, kedekatan dan saling menyayangi, mereka diikat dengan perjanjian kafir PBB, dan saat terjadi persengketaan merekapun merujuk ke mahkamah kafir internasional yang bersarang di Denhaag.[9] Mereka tidak merealisasikan rukun tauhid yang paling pertama dan paling penting (al kufru bith thaghut) sehingga dengannya mereka bisa dihukumi muslim. Ini bila kita mengalah mau menerima bahwa mereka itu telah mendatangkan rukun tauhid yang lain yaitu (al iman billaah), maka bagaimana keadaanya bila di samping itu semua sesungguhnya diri mereka itu juga adalah thaghut-thaghut yang disembah selain Allah,[10] mereka membuat hukum dan perundang-undangan bagi manusia, mereka mengajak rakyatnya untuk mentaatinya, serta memaksa mereka untuk mematuhi undang-undangnya yang batil ini sebagaimana yang akan datang penjelasannya. Mereka dikafirkan juga dari status istihzaa’ (perolok-olokan) mereka terhadap Allah dan Syari’at-Nya. Dan pelegalan yang mereka berikan kepada setiap orang yang memperolok-olok (syari’at) Allah lewat Koran, siaran radio, atau televisi, dan yayasan-yayasan yang mereka lindung dan mereka jaga dengan undang-undang dan aparat hukumnya. Sedangakan Allah subhaanahu wa ta’aala telah mengatakan: “Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” tidak usah kamu minta maaf karena kamu kafir sesudah beriman.” (Qs. At Taubah: 65-66). Ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang yang asalnya muslim, mereka shalat, shaum, zakat, dan keluar ikut dalam peperangan yang tergolong peperangan terbesar bagi kaum muslimin, namun demikian Allah subhaanahu wa ta’aala telah mengkafirkan mereka tatkala muncul dari mereka ungkapan-ungkapan yang dengannya mereka memperolok-olok para penghapal Al Qur’an (para sahabat). Maka apa gerangan dengan makhluk-makhluk hina itu (para penguasa sekarang maksudnya) yang tidak menghargai keagungan agama allah, dan mereka telah menjadikan dien ini sebagai mainan dan bahan perolok-olokan bagai setiap orang hina, serta mereka meletakkannya di belakang punggungnya. Dan lebih dasyat dari itu semua adalah mereka itu mensejajarkan dien ini dengan undang-undang dan hukum-hukum mereka yang hina. Mereka bertarung suara di atasnya, dan mereka bermusyawarah dalam hal perintah-perintah dan larangan-larangannya bersama orang-orang sekuler, orang-orang nasrani, dan orang-orang mulhid. Maka apakah ada bentuk perolok-olokan dan peghinaan yang lebih besar dari ini? Mereka dikafirkan juga dari sisi loyalitas mereka terhadap orang-orang musyrik barat dan timur, serta kerjasama mereka dengan orang-orang musyrik itu untuk menghabisi/membungkam kaum muwahhidiin. Baik itu dengan akad kesepakatan keamanan yang dengan jalur ini mereka saling tukar menukar informasi tentang kaum muwahhidiin yang mereka cap sebagai teroris dan Islam militan (garis keras). Dan dengan jalur kesepakatan ini diserahkanlah kaum muwahhidiin dan mujahidiin kepada musuh-musuh mereka dari kalangan thaghut-thaghut negara-negara lain.[11] Sedangkan Allah subhaanahu wa ta’aala telah berfirman: “Barangsiapa di antara kami mengambil mereka menjadi pemimpuin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka”. (Qs. Al Maaidah: 51). Oleh sebab itu Syaikh Muhammad Ibnu abdil Wahhab rahimahullah berkata dalam hal-hal yang membatalkan keislaman: Pembatal yang ketiga: Mendukung dan bekerja sama dengan orang-orang musyrik untuk membinaskan/membabat kaum muwahhidin adalah kekafiran. Cucu beliau Syaikh Sulaiman Ibnu Abdillah Ibnu Muhammad Ibnu abdil Wahhab rahimahullah berkata dalam risalahnya Hukmu Muwaalaati Ahli Isyraak saat menjelaskan firman-Nya: “Apakan kamu tidak memperhatikan orang-orang munafiq yang berkata kepada saudara-saudar mereka yang kafir di antara ahli kitab: “Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kamipun akan keluar bersama kalian: dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) kalian, dan jika kalian diperangi pasti kami akan membantu kalian”. Dan Allah menyaksikan, bahwa sesungguhnya mereka benar-benar pedusta. (Qs. Al Hasyr: 11). Sesungguhnya ayat-ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang yang mereka itu menampakkan keislaman, dan hal itu diterima dari mereka di dunia ini sehingga mereka itu diperlakukan layakanya kaum muslimin, karena orang-orang muslim itu diperintahkan untuk menghukumi sesuai dhahir, akan tetapi tatkala meteka mengadakan kesepakatan untuk melawan kaum muwahhidiin padahal Allah mengtahui bahwa mereka itu dusta dalam kesepakatan ini, telah dijalin di antara mereka dengan ahli kitab kesepakan ukhuwwah dan Allah mensifati mereka bahwa mereka itu adalah saudara-saudara ahli kitab, dan ini adalah takfir bagi mereka. Ini adalah makna ucapan beliau rahimahullah. Maka apa gerangan dengan orang yang mengikat berbagai macam kesepakatan saling membantu dengan kaum timur atau dari barat, dia memerangi kaum muwahhidiin, dan menyerahkan mereka kepada pemerintah-pemerintahnya? tidak diragukan lagi, bahwa ini masuk lebih utama dalam hukum tersebut. Mereka dikafirkan dari sisi bahwa mereka menjadikan demokrasi sebagai dien yang mereka anut pengganti dienullaah. Allah subhaanahu wa ta’aala telah berfirman: “Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam. (Qs. Ali Imran: 19). Islam adalah dienullah yang haq yang dengannya Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam diutus. Adapun demokrasi adalah dien yang telah diciptaan oleh orang-orang Yunani. Dan ini tidak diragukan lagi bukanlah bagian dari dienul Islam, sehingga secara pasti bukanlah bagian dari kebenaran. “Maka tidak ada sesudah kebenaran itu melainkan kesesatan”. (Qs. Yunus: 32). Sedangkan para penguasa itu menyatakan dan selalu meneriakan dalam keadaan rela lagi tidak terpaksa, bahkan mereka merasa bangga dan girang bahwa demokrasi adalah pilihan mereka satu-satunya dan bukan Islam. Demokrasi dengan Islam itu tidak bisa kedua-duanya bersatu,[12] sebab Allah subhaanahu wa ta’aala tidak akan menerima kecuali Islam yang khaalish (murni tidak bercampur syirik). Sedangkan Islam yang merupakan dienullah al khaalish telah menjadikan tasyri’ (wewenang membuat aturan/perundang-undangan/hukum) serta putusan adalah hanya milik Allah saja, sedangakan demokrasi adalah dien syirik lagi kafir yang telah menjadikan putusan dan tasyri’ hanyalah milik rakyat bukan milik Allah, dan Allah subhaanahu wa ta’aala tidak menerima dan tidak rela bila seseorang menggabungkan antara kekafiran dengan Islam atau antara tauhid dengan syirik. Bahkan Islam dan tauhid itu tidak sah kecuali bila seseorang kafir dan berlepas diri dari setiap paham (dien) selain dien Al Islam al Khaalish. Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman tentang Yusuf ‘alaihissalam: “Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedangkan mereka ingkar kepada hari kemudian. Dan aku mengikutai agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya’qub. Tidaklah patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah. (Qs. Yusuf: 37-38). dan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: “Siapa mengucapkan Laa ilaaha Illallaah dan kafir terhadap segala sesuatu yang disembah selain Allah, maka haramalah harta dan darahnya, sedangkan penghisabannya adalah atas Allah,” Dan dalam riwayat muslim yang lain: Siapa yang mentauhidkan Alah…..” Yang disebut agama itu bukanlah hanya nasrani dan yahudi saja, akan tetapi juga termasuk komunisme, demokresi dan ajaran-ajaran serta paham-paham kafir yang ada di bumi ini. Wajib baraa’ah dari seluruh ajaran-ajaran, agama-agama, paham-paham yang batil agar Allah menerima dien Al Islam. Sebagaimana tidak boleh dalam dienullah ini seseorang berstatus sebagai muslim nasrani, atau muslim yahudi, maka begitu juga Allah tidak rela bila seseorang berstatus sebagai muslim demokrat, karena Islam adalah dienullah, sedangkan demokrasi adalah agama kafir. “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidklah akan diterma agama itu daripadanya, dn dia di akhirat termasuk orangt-orang yang rugi. (Qs. Ali Imran: 85). Ini bila mereka menggabungkan antara Islam dengan demokrasi, maka bagaimana halnya bila mereka itu telah meninggalkan Islam dan berpaling dari syari’atnya, hukum-hukumnya, hududnya, dan mereka justeru memilih demokrasi, hukumnya dan tasyrii’Nya. Mereka dikafirkan dari keberadaan mereka yang mensetarakan diri mereka dan tuhan-tuhan mereka yang beragam itu dengan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. Bahkan mereka itu dalam agama (paham) yang mereka anut tersebut lebih agaung dari Allah. Hukum-hukum Allah ditelantarkan dan dilemparkan begitu saja, dan siapa orangnya yang menentang hukum-hukum Allah itu, atau menyalahinya, atau memeranginya, atau memperolok-olokannya, maka dia itu adalah kekasih mereka, wali mereka yang dilindungi undang-undang mereka. Dan undang-undang itu menjamin baginya kebebasan I’tiqad, dan hak hidup padahal orang itu adalah murtad agama Allah ini. Adapun orang yang menyalahi undang-undang mereka atau mencaci dustur-dusturnya, atau mencela para arbab mereka yang beragam itu, maka orang itu adalah orang yang dibenci, disiksa, dipenjara, dan diintimidasi. Di antara fenomena-fenomena itu adalah banyak sekali. Sesungguhnya orang yang mencela Allah dan Rasulullah dalam ajaran mereka bila orang itu diadukan kasusnya, maka sesungguhnya mahkamah yang menanganinya adalah mahkamah madaniyyah (perdata), dan hukumnya tidak lebih dari satu bulan atau dua bulan (penjara), berbeda dengan orang yang mencela/mencaci aalihah (tuhan-tuhan) mereka yang diada-adakan dan arbab mereka yang beragam, dari kalangan raja (presiden/emir) atau para menteri-menterinya, atau para kaki tangannya, maka orang yang mencacinya itu akan diadili di mahkamah keamanan Negara, dan biasanya dipenjara sampai tiga tahun. Mereka itu tidak mensetarakan diri mereka dan para arbabnya dengan Allah saja, akan tetapi mereka berbuat lebih dari itu dan mengagungkannya lebih dari pengagungan terhadap Allah ini bila memang itu adalah bentuk pengagungan mereka terhadap Allah. Sungguh kemusyrikan orang-orang musyrik terdahulu adalah bahwa mereka itu mencintai tuhan-tuhan mereka sama seperti kecintaan mereka kepada Allah, atau mereka mensetarakan para tuhan tersebut dengan Allah dalam hal ta’dhim, tasyri’, hukum, atau ibadah, Allah suhanahu wa ta’aala berfirman: “Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah”. (Qs. Al Baqarah: 165). Dan firman-Nya subhaanahu wa ta’aala: “Demi Allah: Sesungguhnya kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata, karena kita mempersamakan kamu dengan Tuhan semesta alam.” (Qs. Asyu’araa’: 97-98). Adapun orang-orang musyrik zaman kita sekarang ini, maka sesungguhnya mereka itu sudah kelewatan, dan aniaya, mereka mencintai aalihah dan arbaab mereka dan mengangkatnya di atas kedudukan Allah, maha suci Allah dari apa yang mereka katakan, Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar. Ini adalah hal yang tidak dibantah oleh seorangpun yang mengetahui kenyataan mereka dan undang-undangnya. Dan engkau akan mengetahui nanti bahwa sang hakim yang sebenarnya, dan sang pembuat aturan yang inti, serta bosnya yang mengesahkan undng-undang adalah bukan Allah dan dien-Nya akan tetapi itu adalah thaghut mereka dan tuhan mereka yang selalu mereka cintai dan mereka agungkan lebih dari penggungan terhadap Allah. Mereka marah karenanya, karena ajarannya, dan karena hukumnya, mereka mengintimidasi, mereka memenjarakan, dan mereka melakukan pembelaan dengan apa yang tidak pernah mereka lakukan bila dien Allah dilanggar dan syari’at-Nya dihina. Dan kenyataan yang selalu berulang yang kita alami adalah saksi dan bukti yang paling nyata akan hal itu. · Mereka dikafirkan dari sisi tasyri’ bersama Allah subhaanahu wa ta’aala. Ini adalah syirik modern yang selalu mereka promosikan, dan mereka mngajak orang kepadanya, bahkan mereka memberikan dorongan orang-orang untuk masuk di dalam (parlemen)nya dan ikut seta di dalamnya, juga memperindahnya di hadapan mereka. Dalam undang-undangnya itu mereka menetapkan hukum-hukum yang bertentangam dengan dienullah dan tauhid-Nya, di mana undang-undang itu menjadikan bagi mereka hak (wewenang) tasyri’ (membuat hukum/aturan secara muthlaq dalam setiap permasalahan. Sebagaimana bunyi pasal 26 dalam UUD Yordania: 1. Kekuasaan tasyri’ (legislatif) berasal di tangan raja dan anggota majelis rakyat. 2. Kekuasaan tasyri’ menjalankan wewenangnya ssesuai dengan materi UUD. Sedangkan Allah subhaanahu wa ta’aala telah berfirman seraya mengingkari orang-orang musyrik: “Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agma yang tidak diizinkan Allah?” (Qs: Asy-Syuura: 21). Dan firman-Nya subhaanahu wa ta’aala: “Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?,” (Qs. Yusuf: 39). Dan Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman tentang taat dalam satu masalah saja: “Dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.“ (Qs. Al An’aam: 121). .Maka apa gerangan dengan wewenang membuat hukum seecara muthlaq, dan di antara yang memperjelas bahwa mereka itu telah menyekutukan Allah subhaanahu wa ta’aala dengan syirik akbar yang jelas dalam segala tasyri’ adalah bahwa sesungguhnya UUD mereka telah menegaskan bahwa (syari’at Islamiyyah adalah sumber inti dari sekian sumber-sumber tasyri’ (hukum)), dan ini berarti bahwa mereka itu tidak mentauhidkan Allah dalam tasyri’,[13] bahkan justeru tasyri’ itu bagi mereka memiliki banyak sumber hukum yang inti dan yang cabang, sedangkan syaria’at Islamiyyah menurut mereka tidak lain adalah salah satu sumber dari sekian sumber hukum itu, atau dengan ungkapan kafir yang lebih tegas adalah: (Sesungguhnya aalihah dan arbaab yang membuat hukum di sisi mereka itu banyak lagi beraneka ragam, di antaranya ada yang sebagai pempinan dan ada yang sekedar cabang saja, sedangkan Allah menurut mereka tidak lain adalah salah satu Tuhan dari sekian tuhan-tuhan yang beraneka ragam itu) Maha Suci Allah dari apa yang mereka ada-adakan dan dari apa yang mereka katakan. Orang yang memiliki pengetahuan tentang hukum-hukum mereka tentu dia bakal mengetahui bahwa tuhan merteka terbesar yang di mana suatu hukum tidak diakui dan tidak disahkan kecuali dengan tanda tangannya pada hakikatnya adalah thaghut mereka, baik itu raja, emir, atau presiden. Sedangakan syari’at Al Ilah Yang Maha Esa yang berada di atas langit, bila saja dipakai dalam sebagian permasalahan, ini tidak diterapkan di tengah-tengah mereka dan tidak bisa menjadi hukum resmi dan baku kecuali dengan kerelaan, persetujuan, dan pengesahan tuhan mereka yang berada di bumi ini, Maha Suci Allah dari apa yang mereka ada-adakan.[14] Ketahuilah sesungguhnya kekafiran mereka itu adalah ruku’ dan sujud, sedangkan ibadah mereka itu adalah taat dalam tasyri’ di semua permasalahan. Kami katakan bahwa kekafiran mereka itu lebih busuk, karena sesungguhnya orang-orang musyrik Quraisy itu telah menjadikan Allah subhaanahu wa ta’aala sebagai tuhan mereka yang paling tinggi dan paling agung di antara tuhan-tuhan lainnya, dan mereka mengklaim bahwa mereka tidak menyembah tuhan-atuhan itu kecuali supaya tuhan-tuhan tersebut mendekatkan diri mereka kepada Al Ilaah Yang Paling Agung yang ada di atas langit, sehingga talbiyah sebagian mereka yang mereka suarakan saat haji adalah: Labbaikallaahumma labbaik, labbaika Laasyariikalaka illaa syarikan huwa laka tamlikuhuu wa maa malaka. Adapun orang-orang musyrik dustuur (undang-undang/aturan), maka sesungguhnya mereka itu meskipun menerima bahwa Allah itu adalah Sang Pemberi rizki, Dia yang menghidupkan yang mati, Dia yang menurunkan hujan dari atas, Dia tumbuhkan rerumputan, Dia yang menyembuhkan, Dia yang memberikan anak perempuan kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan memberikan anak laki-laki kepada yang Dia kehendaki atau Dia menggabungkan antara anak laki-laki dan perempuan bagi mereka, serta Dia yang menjadikan mandul orang yang Dia kehendaki. Ya, mereka itu meyakini bahwa semua itu di tangan Allah, tidak pada raja atau emir mereka, akan tetrapi tasyri’, perintah, putusan yang berlaku di antara mereka yang berada di atas segala putusan dan tasyri’ pada hakikatnya adalah wewenang milik raja mereka, sang thaghut atau tuhan mereka yang ada di bumi. Dalam kemusyrikan ini mereka sama seperti orang-orang kafir Quraisy, akan tetapi mereka melebihi kekafiran orang Quraisy dengan keberadaan mereka yang mengagungkan perintah, hukum, tasyri’ aalihah dan arbaab mereka yang beraneka ragam yang ada di bumi ini melebihi pengagungan mereka terhadap Allah, kukum-Nya serta tasyri’-Nya. Enyalah, enyahlah, dan binasalah orang yang lebih kafir dari Abu Jahal dan Abu Lahab. “Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya).” (Qs. An Naml: 63). Dan ketahuilah sesungguhnya sisi-sisi kemusyrikan dan kekafiran yang nyata mereka itu adalah sangatlah banyak, seandainya kita sebutkan seluruhnya tentulah pembahasan menjadi panjang. Mereka itu tidak membiarkan satu macam dari macam-macam kekafiran yang ada melainkan mereka masukinya. Akan tetapi apa yang telah disebutkan sudahlah cukup bagi orang yang mencari hidayah. Adapun orang yang hatianya sudah Allah kunci rapat, dia itu seandainya gunung-gunung saling berbenturan di hadapannya, tentulah itu tidak bermanfaat atau dia mendapat hidayah. Dan yang ingin saya beritahukan kepada akhi muwahhid di sini adalah bahwa kekafiran mereka itu tidaklah terbatas pada satu sisi saja sehingga bisa ditolak dengan syubhat atau ucapan orang. Mereka itu telah dipenuhi dengan berbagai macam kemusyrikan dan kekafiran. Dan yang penting di sini adalah engakau mengetahui bahwa sisi kemusyrikan dalam tasyri’ itu bukanlah sisi meninggalkan berhukum dengan apa yang Allah turunkan karena syahwat, atau hawa nafsu yang sifatnya terkadang yang bisa diterapkan padanya perkataan yang dinisbatkan kepada Ibnul Abbas dan para sahabat lain di dalamnya. Karena pada zaman Ibnu Abbas dan zaman Khawarij tersebut tidak pernah ada dari kalangan penguasa kaum muslimin seorangpun yang mengklaim bahwa dirinya memiliki wewengan membuat hukum/undang-undang , dan tidak ada di antara mereka seorangpun yang membuat hukum/undang-undang meskipun dalam satu masalah saja,sebab hal ini menurut mereka adalah kekafiran dengan ijma. Sedangkan Ibnu Abbas yang di mana ungkapan kufrun duuna kufrin itu dinisbatkan kepadanya, beliaulah juga yang meriwayatkan sebab turun firman Allah subhaanahu wa ta’aala tentang taat kepada orang-orang musyrik meskipun dalam satu kasus pembuatan satu hukum saja.[15] “Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, Sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.” (Qs. Al An’aam: 121). Seandainya yang digembar-gemborkan oleh orang-orang Khawarij itu adalah alhukmu yang bermakna tasyri’ (membuat hukum/undang-undang), tentulah Ibnu Abbas tidak berkata kufrun duuna kufrin tentangnya, dan mana mungkin beliau mengatakan itu tentangnya sedangkan beliau adalah pakar Al Qur’an. Dan yang dikeriktik dan dicela oleh orang-orang Khawarij itu hanyalah sebagian penyimpangan dan ijtihad-ijtihad yang di mana mereka menilainya keliru. Di antara contohnya adalah kisah al hakamain (dua sahabat yang memutuskan perselisihan) yang telah terjadi dalam tahkiim antara pasukan Ali dengan Mu’awiyah, serta yang berlangsung di dalamnya di mana orang-orang Khawarij protes dan berkata kalian telah menjadikan orang sebagai pemutus permasalahan, serta mereka berdalil dengan keumuman firman-Nya subhaanahu wa ta’aala: “Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (Qs. Al Maa-idah: 44). Mereka mengklaim bahwa setiap orang yang bermaksiat kepada Allah berarti dia telah memutuskan dengan selain apa yang Allah turunkan. Mereka mengkafirkan al hakamain dan orang-orang yang rela dengan putusan keduanya, mereka mengkafirkan Mua’awiyah dan Ali radhiyallahu ‘anhuma. Dan ini adalah awal mula munculnya mereka, dan oleh sebab itu firqah mereka yang paling pertama dinamakan Al Muhakkimah. Mereka didebat oleh para sahabat, dan orang yang paling sering mendebat mereka adalah Ibnu Abbas, beliau memberikan hujjah/alasan kepada mereka bahwa hal itu (tahkimul hakamain)adalah termasuk ash shulhu (mendamaikan) antara sesama kaum muslimin dan bukan termasuk memutuskan dengan selain apa yang telah Allah turunkan dengan maknanya yang kafir, Ibnu Abbas berdalil untuk menguatkan ungkapannya dengan firman Allah subhaanahu wa ta’aala tentang pertikaian antara suami isteri: “Maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan.” (Qs. An Nisaa: 35). Dan bila boleh tahkimur rijaal (mengutus orang-orang sebaagai juru damai) untuk mendamaikan antara suami isteri, maka hal itu lebih boleh lagi dilakukan untuk menjaga pertumpahan darah umat Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Dan Ibnu Abbas mendebat mereka dengan dalil-dalil lainnya sebagaimana yang dijabarkan dalam tarikh dan firaq, beliau menjelaskan kepada mereka bahwa masalah ini meskipun terjadi kekeliruan dan pelanggaran di dalamnya, maka itu bukan termasuk kekafiran yang mereka yakini, sehingga kepada makna inilah perkataan (kufrun duuna kufrin) yang dinisbatkan kepada beliau itu ditempatkan/ditafsirkan. Dan banyak yang rujuk dari kalangan Khawarij itu, dan yang lainnya tetap bersikukuh, sehingga Ali dan para sahabatpun memerangi mereka, sehingga terjadilah apa yang sudah ma’lum dalam buku-buku sejarah. Maka apakah yang dilakukan oleh para penguasa/pemerintah pada masa sekarang berupa klaim/tindakan pembuatan hukum/undang-undang di samping Allah, mengganti hukum-hukum Allah, serta mencari hakam, musyarri’ selain Allah dan juga mencari dien dan manhaj selain Islam, apakah ini seluruhnya wahai orang-orang yang berakal termasuk dalam kasus yang terjadi di antara sahabat itu dan yang diingkari oleh orang-orang Khawarij, serta yang diperdebatkan oleh Ibnu abbas dan Khawarij, sehingga apa yang diucapkannya itu bisa dikaitkan kepadanya?. Tapi yang jelas bahwa firman-Nya subhaanahu wa ta’aala: “Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (Qs. Al Maa-idah: 44). itu adalah umum mencakup putusan yang dhalim (kufrun duuna kufrin) dan mencakup al hukmu yang bermakna tasyri’ (membuat hukum/undang-undang/aturan) yang merupakan kufrun bawwah. Oleh sebab itu para salaf sesungguhnya bila membahas ayat tersebut dan orang yang berdalil dengannya memaksudkan makna pertama (dhalim) maka mereka menta’wilkan dan membawa ayat itu pada kufur ashghar, dan bila orang itu menginginkan makna yang kedua (tabdiil dan tasyri’) maka mereka membiarkan ayat itu di atas dhahirnya yaitu kufrun bawwah yang hakiki. Padahal hukum asal dalam ayat-ayat itu adalah berkenaan dengan kekafiran akbar yang nyata yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi, saat mereka bersepakat dan bersekongkol (untuk menerapkan) hukum-hukum selain hukum-hukum Allah. Oleh sebab itu Al Baraa Ibnu ‘Azib radhiyallahu ‘anhu berkata sebagaimana dalam Shahih Muslim setelah menyebutkan firman Allah ta’aa: “Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (Qs. Al Maa-idah: 44). “Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (Qs. Al Maa-idah: 45). “Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.” (Qs. Al Maa-idah: 47). Beliau berkata: Seluruhnya berkenaan dengan orang-orang kafir. Seandainya orang-orang Khawarij menuturkan ayat-ayat itu pada tempatnya terhadap orang yang membuat hukum/undang-undang atau terhadap orang yang terjatuh dalam kasus yang di mana orang-orang Yahudi jatuh di dalamnya, tentulah para salaf tidak bakal mengingkari mereka, tentulah mereka membiarkan kekafiran dia dalam ayat itu pada hakikatnya dan tentulah mereka tidak menta’wilnya.[16]. Akan tetapi hal itu belum pernah ada pada zaman mereka itu sehingga mereka perlu mengomentarinya, dan seandainya hal itu ada tentu mereka tidak bakalan mengutarakan terhadap seperti ayat ini yang masih dhanniy dilalahnya yang mengandung dua makna, akan tetapi mereka tentu mengutarakan nash-nash yang qath’iy dilalahnya yang tidak mengandung kecuali makna tasyri’ lagi tabdil, seperti fiman-Nya subhaaanahu wa ta’aala: “Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka Telah dibinasakan. dan Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih.” (Qs. Asy-Syuura: 21). Dan firman-Nya subhaaanahu wa ta’aala: “Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya[yaitu dengan menyebut nama selain Allah.]. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, Sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.” (Al-An’aam:121). Dan firman-Nya subhaanahu wa ta’aala: “Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki.” (Qs. Al Maa-idah: 50). Dan firman-Nya subhaanahu wa ta’aala: “Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya.” (Qs. Ali Imran: 85). Akan tetapi satupun dari hal itu tidak pernah ada pada diri khalifah di zaman Khawarij dan Ibnu Abbas itu, oleh sebab itu tidak boleh menuturkan bantahan para sahabat terhadap Khawarij di tempat itu dan mendudukannya terhadap kemusyrikan para pemerintah itu dan kekafirannya yang nyata pada masa sekarang. Siapa orangnya yang melakukan hal itu, maka sungguh dia itu telah mentalbis yang hak dengan kebatilan dan cahaya dengan kegelapan,[17] bahkan dia itu Demi Tuhan Ka’bah berada di atas bahaya yang sangat besar, karena sesungguhnya konsekuensi hal itu adalah bahwa apa yang dikritikan oleh Khawarij terhadap para sahabat dan Al Khulafaa Ar Rasyidiin adalah sama sejenis dengan kemusyrikan para penguasa yang kafir itu, dan dalam keyakinan ini terkandung pengkafiran terhadap para sahabat seluruhnya pada zaman sekarang ini. Maka tidak diragukan lagi bahwa siapa yang mengkafirkan para sahabat dan para al Khulafaa Ar Rasyidiin itu maka sungguh dialah orang yang kafir, karena para sahabat itu telah diridhai Allah dan mereka ridha terhadap Nya dengan nash Al Qur’an. Menuduh mereka dengan sesuatu dari kemusyrikan dan kekafiran para penguasa itu adalah takdzib (pendustaan) terhadap penegasan Al Qur’an atau merupakan penetapan sifat bagi Allah bahwa Dia ridha trhadap orang-orang kafir, sedangkan semua ini merupakan kekafiran. Maka hendakalah setiap orang khawatir akan diennya dari jurang-jurang kebinasaan, dan hendaklah takut kepada Allah orang yang menuduh para sahabat dengan kekafiran dan kemusyrikan demi menutupi (kekafiran) para thaghut itu. Ditulis oleh: Asysyaikh Al Mujahid Abu Muhammad 'Ashim Al Maqdisiy hafidzahullah dalam Kitab Kasyfu Syubuhaatil Mujaadilin `An `Asaakiri Syirki wa Anshooril Qowaanin Diterjemahkan oleh: Ustadz Abu Sulaiman Aman Abdurrahman Fakallahu 'Asrah [1] Kufrun duuna kufrin adalah istilah kekafiran yang tidak mengeluarkan dari Islam, adapun kufrun akbar adalah yang mengeluarkan dari Islam. Pent. [2] Ya sangat jelas sekali sebagaimana yang dikatakan oleh Al Imam Ar Rabbaniy Al Mufassir Al Ushuuliy Al Lughawyi Al ‘Alamah Muhammad Al Amin Asy Syinqithi rahimahullah dalam tafsirnya Adhwaa-ul Bayan 4/66: “Sesungguhnya orang-orang yang mengikuti qawaaniin wadl’iyyah (undang-undang buatan) yang disyari’atkan oleh syaitan lewat lisan-lisan wali-walinya yang bertentangan dengan apa yang telah disyari'atkan Allah SWT lewat lisan para Rasul-Nya semoga shalawat dan salam tercurah kepada mereka, sesungguhnya tidak ada yang meragukan akan kekafiran dan kemusyrikan mereka kecuali orang yang bashirahnya telah dihapus oleh Allah dan dia itu dibutakan dari cahaya wahyu-Nya seperti mereka.” Juga ungkapan yang hampir serupa dikatakan oleh Al ‘Allamah Al Muhaddits Ahmad Sakir dalam Umdatut Tafsir 4/174. Akan tetapi ahlul Irja’ yang merasa paling salaf pada masa sekarang telah buta dan tak bisa melihat terangnya matahari dalil dan ijma ulama yang dikatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (Majmu Al Fatawaa 3/267), Ibnu Katsir (Al Bidayah Wan Nihayah 13/119), Asy Syinqithiy dan yang lainnya, justeru mereka hanya bisa melihat masalah ini ditengah kegelapan syubhat, layaknya kelelawar yang tak bisa melihat saat ada cahaya matahari. Pent. [3] Darah mereka halal ditumpahkan dan harta mereka halal diambil oleh kaum muslimin, baik statusnya sebagai fai’ atau sebagai ghanimah. Pent. [4] Mereka kekal di dalam api neraka dan tidak mungkin dikeluarkan darinya. Pent. [5] Mereka saat terjadi perselisihan dan persengketaan di antara satu Negara dengan Negara tetangganya, mereka mengadukannya bukan kepada hukum Islam tapi kepada hukum PBB, atau Liga Arab umpamanya, Syaikh Abdul Aziz Ibnu Baz rahimahullah berkata saat menanggapi rencana bersatunya negara-negara arab di bawah satu naungan nasionalisme arab, beliau berkata dalam kitabnya Naqdul Qaumiyyah Al ‘Arabiyyah 50: Sisi keempat: “Di antara sisi-sisi yang menunjukan kepadanya dan bergabung satu di bawah panjinya menyebabkan anggota liga itu harus menolak hukum Al Qur’an, karena sesungguhnya orang-orang naionalis arab yang bukan muslim tidak akan rela akan tahkim Al Qur’an, sehingga keadaan ini mengharuskan para tokoh nasionalisme tersebut untuk membuat hukum-hukum itu, dan banyak di antara mereka telah tegas-tegasan mengatakan itu sebagaimana yang lalu. Dan ini adalah kerusakan yang maha besar, kekafiran yang terang, dan kemurtaddan yang jelas. “ Pent. [6] Contoh akan hal ini sangat banyak sekali, dan bukan di sini untuk memaparkannya, akan tetapi silahkan rujuk kitab kami Al Kawasyif Al Jaliyyah Fi Kufri Ad Daulah Assu’uudiyyah. [7] Di mana negara-negara arab itu bersatu di bawah panji nasionalis arab yang kafir dengan undang-undangnya yang kafir, yaitu Liga Arab yang telah dijelaskan kekafirannya oleh Syaikh Abdul Aziz Ibnu Baz dalam kitab Khusus Naqdul Qaumiyyah Al ‘Arabiyyah, silahkan lihat secara khusus halaman 50-51. [8] Juga penguasa dan pemerintah negara-negara yang mayoritas berpenduduk muslim, yang di mana mereka adalah thaghut-thaghut pula karena statusnya adalah sama dengan thaghut-thaghut arab dan bahkan lebih parah, akan tetapi orang-orang dari kalangan salafiyyin maz’uumiin masih menganggap bahwa para penguasa itu adalah muslim dan negaranya adalah negara Islam!!! Serta orang yang menentangnya adalah Khawarij, sehingga merekapun subur dan gemuk karena mendapatkan kebebasan dan dukungan para thaghut itu, ini semua akibat dari paham irjaa’ yang mereka pegang tanpa mereka sadari, kufur kepada thaghut hanya sekedar di lisan akan tetapi realitanya mereka banyak menyenangkan para thaghut itu. Pent. [9] Ini yang dilakukan oleh semua negara, lihat contohnya persengketaan antara Indonesia dengan Malaysia tentang pulau Sipadan dan Ligitan kemana keduanya merujuk, ke Denhaag (Belanda). Tapi para ustadz masih bilang Indonesia itu negara Islam!!!! Padahal para pemimpin dan para pejabgat mengatakan ini bukan negara Islam, dan rakyat yang awam juga berkata demikian. Pent. [10] Bagaimana thaghut bisa kufur kepada thaghut, ini sangat aneh kecuali dalam kamus orang yang tidak paham tauhid yang mengatakan bahwa tidak semua thaghut itu kafir!!!!!!. Pent. [11] Ini bisa dilihat dengan adanya kesepakatan Internasional untuk memerangi muwahhidiin mujahidiin yang mereka identikan dengan teroris, juga dengan adanya undang-undang anti teroris yang intinya adalah membabat kaum muwahhidiin di setiap negara. Pent. [12] Demokrasi adalah syirik, sedangkan Islam adalah tauhid. Tauhid tidak bisa bersatu dengan syirik, Syaikh Abdurrahman Ibnu Hasan Ibnu Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah berkata dalam risalah syarah ashli dienil Islam (lihat Al Jaami Al Fariid 380): Sesungguhnya orang yang melakukan syirik itu berati dia sudah meninggalkan tauhid, karena keduanya adalah dua hal yang berlawanan yang tidak bisa bersatu, sehingga bila syirik ada (pada diri menusia) maka hilanglah tauhid.” Putra beliau Syaikh Abdullathif rahimahullah berkata dalam Kitabnya Mnhaju Ta’siis 12: Islam dan syirik adalah dua hal yang kontradiktif yang tidak bisa bersatu dan tidak bisa hilang kedua-duanya.” Mustahil dalam Islam ini ada orang muslim yang demokrat atau demokrat muslim, tapi yang ada adalah muslim (muwahhid) dan demokrat (musyrik). Jadi orang-orang yang masuk parlemen yang berdasarkan demokrasi dan memang semua parlemen atau majelis permusyawaratan/perwakilan rakyat adalah berlandaskan demokrasi adalah musyrik bahkan merka itu arbaab, apapun alasannya,dari manapun latar belakangnya, baik itu dari partai Islam!!!! Katanya atau bukan. Pent. [13] Bila yang menjadikan Islam sebagai salah satu sumber hukum adalah orang musyrik kafir, maka apa gerangan dengan yang sama sekali tidak mencantumkan Islam sebagai salah satu sumber hukumnya seperti negara yang kita hidup di dalam paksaan kekuasaannya, ini adalah kekafiran di atas kekafiran, akan tetapi para pengikut Murji’ah yang pada masa sekarang mereka buta akan hal ini, mereka tidak bisa atau tidak mau melihat kenyataan yang terang dan tidak bisa memahami dalil yang jelas, mereka hanya bisa melihat di kegelapan syubhat layaknya kelelawar yang tidak bisa melihat terangnya matahari tapi bisa melihat di kegelapan malam, juga para pengekor Murji’ah itu tuli tidak mndengar atau tidak mau mendenganr ucapan para penguasa yang dengan terang-terangan mengatakan bahwa ini bukanlah negara Islam dan kita tidak menginginkan negara Islam. Akan tetapi para pengekor ini bersikeras mengatakan ini adalah negara/pemerntah Islam bukan kafir. Sungguh tidak ada yang buta dan tidak ada yang tuli seperti ketulian dan kebutaan mereka, sampai orang yang dungu di antara mereka mengatakan bahwa tidak semua thaghut itu kafir!!!!Pent. [14] Banyak sekali contoh-contoh akan hal itu, akan tetapi tidak bisa dipaparkan di sini, dan kami telah menjelaskan dan memaparkannya serta kami tunjukan bukti akan hal itu dari hukum-hukum dan undang-undang mereka dalam buku kami yang berjudul Kasyfun Niqaab ‘Asy Syari’atil Ghaab (Membongkar Kebobrokan Hukum Rimba) yang sudah beredar luas. [15] Diriwayatkan oleh Al Hakim dalam Al Mustadrak dengan sanad yang shahih, dan lihat tafsir Ath Thabarry. Adapun ungkapan kufrun duuna kufrin maka kita tidak bisa memastikan penisbatannya kepada Ibnu Abas meskipun sebagian orang menshahihkannya, karena pada sanadnya ada Hisyam Ibnu Hajar Al Makkiy dan dia itu dhaif. Dan perkataan Ibnu Abbas serta perkataan yang lainnya dari kalangan tabi’in telah tsabit, akan tetapi dalam kasus apa yang seperti ungkapan itu dilontarkan, bukan dalam apa yang dikaburkan oleh orang-orang khalaf dari kalangan Murji’ah gaya baru. Pent: Di antara buku-buku penebar syubhat Irjaa masa sekarang di antranya: Al Hukmu Bi Ghairi Maa Anzalallaah Wa Ushuulut Takfiir karya Khalid Al Anbariiy, Ihkamu Taqriir Fi Ahakaamit takfir karya Murad Syukri, Dlabthudl Dlawabith karya Ahmad Shalih Az Zahraniy, Haqiqatul Iimaan Baina Ghuluwwil Khawarij wa Tafrithl Murji’ah Karya Adnaan Abdul Qadir, Shaihatu Nadziir karya Ali Hasan Al Halabiy (tokoh panutan kalangan salafiyyin maz’uumiin di Indonesia yang setiap tahun datang ke Surabaya untuk mengadakan daurah), At Tahdziir Min Fitnanit Takfiir karya Ali Hasan juga, buku-buku itu semua menebarkan paham Irjaa’ dan sudah ditahdzir oleh para ulama yang tergabung dalam Al Lajnah Ad Daa’imah. Dan juga kitab Haziimatil Fikrit Takfiriy karya Khalid Al Anbariy yang sudah ditahdzir oleh Syaikh Shalih Al Fauzan. Semua ini lihat dalam kitab At Tahdzir Minal Irjaa’ wa Ba’dlil Kutub Ad Daaiyah Ilaih cetakan Dar’Aalamil Fawaaid. [16] Al Baraa Ibnu ‘Azib berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam melewati seorang yahudi yang dipoles hitam wajahnya dan didera,maka beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam memanggil mereka,terus berkata: Apakah kalian mendapatkan hukuman zina seperti ini dalam kitab kalian? Mereka menjawab: Ya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memanggil salah seorsng ulama mereka,beliau berkata: Saya ingatkan kamu dengan Dzat Yang telah menurunkan taurat kepada musa, apakah kalian mendapatkan hukuman zina dalam kitab kalian seperti ini?. Maka dia berkata: Demi Allah tidak, seandainya engkau tidak mengingatkan saya dengan Allah tentu saya tidak akan menberitahukan engkau akannya, kami mendapatkan hukuman zina dalam kitab adalah rajam, akan tetapi banyak terjadi perzinahan dikalangan bangsawan kami, maka kami bila mendapatkan orang bangsawan berzina maka kami tinggalkan (tidak diberi hukuman) dan bila ynag berzina adalah orang lemah maka kami terapkan hukuman itu, maka akhirnya kami semua berkata: marilah kita sepakat untuk menjadikan hukuman yang diterapkan kepada orang bangsawan dan orang biasa, maka kami sepakat akan hukuman memoles yang hitam dan dera “ Maka Nabi saw berkata: Ya Allah sesungguhnya saya adalah orang yang paling pertama kali menghidupkan perintahmu ini saat mereka mematikanya,” maka dia berkata: Maka beliau memerintahkan untuk merajam orang itu, kemudian Allah menurunkan: Barang siapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang kafir,”…..dhalim”…fasiq.” (Qs: Al-Maa-idah: 44-46). Maka Al Barra berkata: berkenan dengan orang-orang kafir seluruhnya,” Dan Perhatikan perkataannya: “ Maka kami sepakat, “ dan bukan,” maka kami menghalalkan,” sebagaimana yang ditipudayakan oleh Murji’ah gaya baru. [17] Dan itulah kenyataan para pengikut Murji’ah pada masa sekarang, mereka selalu berpatokan kepada apa yang dinisbatkan kepada Ibnu Abbas itu dan menempatkannya bukan pada tempatnya, mereka telah membuat para thaghut itu girang dan senang. Mereka menuduh orang yang mengkafirkan para penguasa thaghut itu dengan tuduhan Khawarij gaya baru, takfiriy dan lain sebagainya, bahkan ada di antara mereka yang membantu thaghut untuk menangkap orang-orang yang mereka anggap sebagai Khawarij itu, dan bahkan ada yang berkeyakinan wajibnya melaporkan orang-orang yang mereka cap sebagai Takfiriyyin dan Khawarij itu kepada penguasa bila merka menyebarkan pahamnya. Sungguh buta orang-orang Murji’ah dan para pengikutnya itu, dan sungguh jauh sekali mereka itu dari memikirkan bagaimana menjihadi thaghut-thaghut itu. dibuat oleh: Abu Hanifah Muhammad Faishal alBantani al-Jawy bin Shalih Abu Ramadhan, Spd, I editor: Muhammad Lukman as-Sundawy, SH, I