Minggu, 22 Juni 2008
Terorisme (Al Irhaab) Trend Abad ke-21
Terorisme (Al Irhaab) Trend Abad ke-21 Print E-mail
Kamis, 08 Pebruari 2007
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an :
"Akan kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir (Nasrani, Yahudi, Musyrik, Orang-orang murtad, dll) rasa takut disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak meurunkan keterangan tentang itu.” (Q.S Ali Imran, 3: 151)
Dalam ayat ini. Allah SWT secara jelas menginformasikan kepada kita bahwa Dia akan menteror dan akan memasukkan teror ke dalam hati orang-orang kafir yaitu non muslim karena kesyirikan yang mereka lakukan, menyekutukan Allah dengan yang lain. Bentuk syirik (mengadakan tandingan dengan Allah) bisa berupa voting (memilih) hukum buatan manusia, berhukum pada konstitusi kufur (non Islam), mengatakan bahwa Allah memiliki seorang anak laki-laki, berhukum pada PBB dan lain-lain. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa orang-orang non muslim akan hidup dalam ketakutan dan teror karena mereka menyekutukan Allah dengan Tuhan-tuhan yang palsu yang tidak akan dapat memberikan manfaat kepada mereka atau dapat menolak bahaya dari mereka. Mereka menyembah hawa nafsu mereka sendiri, hukum di negaranya, berhala, orang-orang alimnya, pendeta-pendeta, dan lain-lain. Karena ini adalah kejahatan yang besar maka Allah bersumpah untuk menteror mereka.
Lebih lanjut, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
”Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu mengantarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya ; sedang Allah mengetahui.” (Q.S Al Anfaal,8:60).
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk menteror (turhibun) musuh-musuh Allah dan musuh-musuh kita, dengan menyiapkan perlengkapan seperti artileri, kekuatan dan senjata yang dapat kita persiapkan. Dalam ayat itu, Allah secara langsung memerintahkan kepada kita untuk menggunakan terorisme dalam melawan para aggressor dan musuh-musuh Allah, segala puji hanya bagi-Nya.
Aksi penyerangan yang dilakukan oleh Mujahidin melawan musuh-musuh Allah di berbagai tempat seperti di New York, Wahshington, Bali, Turki, Riyaad, dan Madrid, sesungguhnya aksi-aksi tersebut adalah aksi Terorisme (Al-Irhaab) dan orang yang melakukan penyerangan tersebut adalah seorang teroris. Sebagaimana aksi penyerangan yang dilakukan oleh AS, UK (Ingggris) dan kekuatan koalisinya di berbagai tempat seperti Afghanistan, Palestina, Chechnya, Iraq, Khasmir, dan lain-lain. Sesungguhnya itu adalah aksi terorisme terhadap wanita, anak-anak dan orang-orang yang sudah tua. Keduanya merupakan aksi terorisme yang digunakan untuk mempropagandakan ideologi dan memasukkannya ke negara lain di dunia, lalu siapa pelaku kriminal yang sebenarnya?
Ada dua tipe terorisme, satu tipe dipuji Allah SWT dan satunya dicela dan layak mendapat hukuman yang berat di kehidupan ini dan akhirat kelak. Penyerangan bentuknya juga ada dua, yaitu satu bentuknya pro kehidupan dan satunya melawan kehidupan. Adapun penyerangan yang dilakukan oleh AS dan Inggris di Afghanistan dan di Iraq adalah bentuk penyerangan yang melawan kehidupan karena mereka menyerang wanita-wanita muda, anak-anak dan orang-orang tua. Bentuk terorisme yang digunakan AS, Inggris dan sekutu-sekutunya sesungguhnya merupakan bentuk agresi, kejahatan, penyimpangan dan kedzoliman yang layak mendapatkan hukuman yang berat dan mendapat penghinaan dari Allah karena bentuk terorisme yang mereka lakukan secara langsung telah menteror ummat dalam hal kesucian kehidupan mereka, kekayaan dan tanah milik mereka (yaitu muslim). Adapun terorisme yang digunakan oleh Mujahidin adalah terorisme yang terpuji, mulia dan bentuk terorisme yang diberkahi Allah karena terorisme tersebut melawan orang-orang yang tidak memiliki kesucian atas kehidupan mereka, orang yang mendukung agresor (penjajah) dan penguasa yang dzolim serta orang-orang yang menyebarkan kemungkaran dan kejahatan di muka bumi. Terlebih lagi terorisme tersebut dalam rangka menjalankan perintah Allah, Dzat yang telah memerintahkan orang-orang beriman untuk menteror musuh-musuh-Nya.
Aksi-aksi penyerangan yang dilakukan oleh Mujahidin dalam rangka melawan orang-orang yang mendukung Thagut, menyembah dan mematuhinya, juga digunakan untuk melawan orang-orang yang tidak memiliki perjanjian keamanan dengannya. Islam tidak membenarkan adanya penghianatan yaitu hidup di tengah-tengah orang dimana kamu memiliki perjanjian keamanan lalu membunuhnya dan mengambil hartanya seperti orang-orang yang memiliki kewarganegaraan atau perjanjian dengan rezim dimana mereka hidup dalam suatu negara seperti AS, Inggris, Spanyol, Italia, dan lain-lain (karena berbeda halnya dengan hidup di bawah penguasa muslim yang murtad di negeri muslim). Secara lengkap dilarang melaksanakan aksi penyerangan melawan orang (yang mereka memiliki perjanjian dengannya), secara fakta itu adalah dosa besar dan dianggap sebagai bentuk penghianatan dalam Islam.
Definisi terorisme menurut orang-orang kafir adalah tidak relevan (tidak berhubungan) dan tidak signifikan bagi orang muslim. Ini disebabkan karena kita hanya merujuk pada Islam sebagai maraji’ (referensi) yaitu poin rujukan dan furqon (kriteria pembeda antara yang hak dan yang bathil). Dalam kasus definisi mereka terorisme juga diaplikasikan kepada mereka sendiri sebagaimana mereka telah mensistem untuk melakukan aksi penyerangan melawan orang-orang yang tidak berdosa untuk membenarkan politik mereka sendiri.
Ummat muslim seharusnya tidak boleh takut untuk dikatakan sebagai teroris, fundamentalis, dan ekstrimis. Pertama itu merupakan bagian propaganda orang-orang kafir melawan Islam dan kaum muslimin, juga digunakan melawan Rasulullah Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya, mereka adalah orang-orang yang dilabeli sebagai teroris, ekstrimis, ahli magic, pembohong dan ahli sihir! Kedua, karena itu adalah hal yang benar, kita adalah teroris sebagaimana Allah telah memerintahkan kapada kita untuk menggunakan terorisme. Kita juga adalah orang fundamentalis karena kami merujuk pada fundamental (dasar-dasar fondasi) dari Islam seperti Tauhid dan sebagai seorang yang ekstrimis karena sejak awal kita sangat ekstrim melawan pornografi, alkohol, klub-klub malam, kedzoliman, kekejaman, penyimpangan, kejahatan, dan lain-lain, yaitu hukum buatan manusia.
Ummat muslim seharusnya sadar bahwa oang-orang kafir akan selalu bermain-main dengan terminologi perang dalam rangka untuk membungkam orang-orang beriman dan menjadikan kita tampak sebagai agresor. Bagaimanapun, ini tidak akan berpengaruh kepada Mujahidin (orang-orang yang mencintai Allah lebih daripada siapapun dan tidak pernah menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun) karena mereka sadar bahwa kita ini berada dalam perang antara Islam dan kekufuran, kebenaran akan selalu berada diantara golongan minoritas. Allah SWT berfirman :
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Q.S Al Anaam,6:116).
Kecintaan dan ketakutan mereka hanya pada Allah, Allah melarang mereka untuk takut kepad orang-orang kafir dan propagandanya. Mereka tetap teguh dalam masa yang krisis dan sulit ini, selalu memohon kepada Allah untuk mendukung dan memberikan kemenangan padanya (bukan pada PBB atau anggota parlemen). Mereka mengetahui Tuhan yang mereka sembah (nama-nama dan sifat-sifat-Nya) dan memahami kebenaran dari makna Laa Ilaaha Illallah, meninggalkan hawa nafsu, Tuhan-tuhan palsu, adat, tradisi, dan lain-lain lalu beriman kepada Allah semata.
Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
“Islam datang sebagai sesuatu yang ‘asing’ dan akan kembali menjadii sesuatu yang ‘asing’. Surga bagi orang-orang yang ‘asing’. Beliau SAW ditanya :”Ya Rasulullah, siapakah Al Ghouroba’ itu (orang-orang yang ‘asing’ itu)? Beliau menjawab : orang-orang yang meninggalkan (suku, adat, tradisi, dan lain-lain dari kaumnya)”.
Oleh karena itu, dalam masa krisis ini, sangat penting untuk bersama dengan golongan minoritas dan orang-orang yang terlihat sebagai oprang-orang yang ‘asing’ atau aneh. Semoga Allah mengembalikan kekhalifahan (negara Islam) sesegera mungkin kepada kita dan yang terakhir memberikan pemahaman kepada kita yang benar akan Tauhid, nama-nama dan sifat-sifat-Nya.
dinukil dan diambil oleh Al-akh Ovry K Adrianto, S, Kom dari situs Al-Muhajirun (Pengikut Ahlus Sunnah wal Jama'ah) di http://www.almuhajirun.com