Sabtu, 31 Mei 2008
Info STAI Al-Hidayah, Bogor
Tabliq Akbar & Bedah Buku Islamiyyah
Info Buku Terbaru bagus
Jalan yang Lurus
Minggu, 18 Mei 2008
PEMURTADAN DI IAIN ( Sebuah Perenungan )
Demikian rangkuman yang bisa diambil dari acara bedah buku “Ada Pemurtadan di IAIN” karya Hartono Ahmad Jaiz. Acara berlangsung Ahad, 19 Juni 2005 (bertepatan dengan 12 Jumadil Awwal 1426 Hijriah), di Masjid Pesantren Al-Husnayain pimpinan KH Ahmad Kholil Ridwan, alumni Gontor dan Jami’ah (Universitas) Islam Madinah. Pesantren Al-Husnayain terletak di Jl Lapan, Pasar Rebo, Cibubur, Jakarta Timur. Bertindak sebagai pembicara selain Hartono Ahmad Jaiz juga Dosen Pasca Sarjana IAIN Bandung Doktor Daud Rasyid, MA (alumni Kairo Mesir). Acara ini dipandu oleh Ustadz Mustofa Aini alumni Universitas Islam Madinah. Jama’ah yang hadir memenuhi masjid. Doktor Daud Rasyid mengemukakan, di IAIN betul-betul terjadi pem-Barat-an. Bukan saja orang-orang jebolan dari Barat tapi juga asli dari Barat. Kata Daud yang bermarga Sitorus dari Batak ini. Tahun 1996 dia masuk IAIN Jakarta (sebagai tenaga pengajar), karena di program pascasarjana IAIN Jakarta belum ada guru hadits. Ketika itu Daud Rasyid ditanya Harun Nasution, “Nama saudara siapa?” “Saya Daud Rasyid.” “Ya, nama ini tidak asing di kepala saya,” jawab Harun Nasution. Sampai 3 tahun berturut-turut Daud Rasyid mengajar di IAIN Ciputat Jakarta, tetapi begitu Doktor Harun Nasution meninggal, Daud Rasyid pun diusir dari IAIN Ciputat oleh rektornya yang sekarang (Azyumardi Azra). “Ketika saya tanyakan, kenapa saya tidak diberi jam kuliah di program pascasarjana IAIN, semua yang ada di sana diam seribu bahasa. Artinya, keberadaan saya di sana tidak mereka senangi, karena menurut mereka, membuat pusing. Karena tadinya murni orientasinya Barat, lalu ada orientasi Timur Tengah, ini jadi membingungkan,” keluh calon doktor di IAIN Ciputat Jakarta. Pada setiap perkuliahan, Daud Rasyid mematahkan celotehan-celotehan para calon doktor yang berfikirnya model orientalis dan barat, dan mereka tak bisa menjawab. Lalu terjadi kebingungan, yang mana yang harus diikuti, Barat atau Timur Tengah? Terakhir, menjelang Pak Harun meninggal, lanjut Daud, “Saya diminta jadi penguji tetap orang yang akan menjadi doktor. Materi ujian komprehensip itu tiga: Al-Qur’an, Hadits, dan Pemikiran Islam. Rupanya Pemikiran Islam ini mata kuliah wajib, untuk menanamkan Mu’tazilah kepada mereka. Kurang lebih setahun saya menjadi penguji, siapapun yang akan menjadi doktor harus berhadapan dengan saya, mata kuliahnya hadits. Nah di situ mereka ada yang sport jantung, ada yang mengeluarkan keringat dingin.” “Pak Harun Nasution ketika mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang Mu’tazilah (kepada mahasiswa calon doktor yang sedang diuji) dia melirik saya,” kenang Daud. “Demikianlah, tetapi begitu Harun Nasution meninggal, saya sama sekali tidak diberi jam kuliah untuk mengajar. Katanya, saya sudah ditugaskan ke IAIN Bandung. Sekarang di IAIN Bandung pun saya menikmati keterusiaran saya. Dalam memberikan kuliah hadits, saya katakan, di sini kalau ada yang membawa-bawa faham-faham Syi’ah, Mu’tazilah dan lain-lain, silahkan di luar pagar. Ini kuliah hadits. Tidak menerima Syi’ah, Mu’tazilah dan lain-lain. Sampai di Universitas Ibnu Chaldun Bogor di pascasarjana, ada alumni IAIN Ciputat Jakarta, ternyata dalam makalahnya dia menyusupkan faham Syi’ah untuk membenci sahabat, asing, aneh, janggal dan bertentangan dengan hadits dengan cara yang halus sekali, tapi racun.” Pemikiran di IAIN Prototipe dari Orientalis Barat Jadi produk-produk IAIN sana, ungkap Daud Rasyid, “pemikirannya terkena percampuran Liberal, Mu’tazilah, kalau tidak ya Syi’ah, Shufiyah (Tasawuf). Ini semua merupakan prototype dari orientalis di Barat. Orientalis di Barat itu sebagaimana kata Dr Ismail Faruqi, yang dikabarkan mati terbunuh oleh agen-agen Zionis di Amerika, bahwa studi Islam di Barat itu adalah kumpulan dari pemikiran-pemikiran sesat; apakah itu yang namanya Syi’ah, Mu’tazilah, Shufiyah (Tasawuf), dan sejenisnya, di sana bergabung.” “Tahun lalu saya mengunjungi 7 pusat studi Islam di Inggeris. Di antaranya di Brimingham, Manchester, Oxford dan lain-lain. Saya lihat langsung, bagaimana Islamic Studies itu, betul apa yang dinamakan oleh para pendahulu, bahwa Islamic Studies di Barat itu di bawah naungan apa yang dinamakan grand design (rancangan besar).” “Seorang Kristen Koptik kuliah di Amerika, lalu ditugaskan dalam penelitiannya untuk mencari titik-titik kelemaham Al-Qur’an. Setelah meneliti, ia justru masuk Islam, tetapi resikonya harus menghadapi aneka tekanan yang harus diderita.” Pada program Pascasarjana IAIN, lanjut Daud Rasyid, ada dua yang jadi sumber virus pemikiran di Indonesia, yaitu IAIN Jakarta dan IAIN Jogjakarta (kedua-duanya kini menjadi UIN –Uinversitas Islam Negeri). Jarang sekali seseorang yang sudah masuk ke sana masih terpelihara pemikirannya. Meski ada, tapi jarang sekali. Karena orang-orang yang masuk ke sana (program pascasarjana IAIN), begitu studium general (kuliah umum), Prof Harun Nasution berbicara: “Saudara-saudara, pemikiran pemahaman anda yang ada di S-1 (doktorandus atau sarjana agama) itu semuanya harus disingkap hingga lepas. Semua pemahaman Islam yang anda dapatkan di S-1 itu semua harus dilepas. Sekarang kita masuk ke mimbar bebas pemikiran.” Itu doktrin studium general bagi siapa saja yang baru memasuki program pasca sarjana IAIN. Setiap tahun pidato Harun Nasution itu diulang-ulang terus. Jadi dia kemukakan adalah, kalau dulu masih ada sisa cinta kepada Al-Qur’an, keberpihakan kepada Hadist, itu harus dibuang. Karena, di sini (program pasca sarjana IAIN) mengkaji Islam secara akademik, tidak berpihak kepada keimanan atau keyakinan. Artinya, tinggalkan semua akidah dan keimanan, begitu anda masuk kemari, begitulah kira-kira tafsirannya. “Jadi ini kalau terus dibiarkan, sangat berbahaya.” Tegas Daud Rasyid. Apa Solusinya? Ketika ditanya soal solusi, Daud Rasyid mengatakan, “Menteri Agama yang baru ini kan orang dari Gontor, yang masih koleganya Ust Kholil Ridwan (Pemimpin Pesantren Husnayain di Cibubur Jakarta Timur, penyelenggara bedah buku Ada Pemurtadan di IAIN). Perlu ada usul kepada Menteri Agama, masalah kurikulum IAIN, mesti ditinjau ulang,” saran Daud. “Kedua, soal pascasarjana. Pascasarjana ini penting, karena merupakan think tank-nya umat Islam. Maka perlu diusulkan kepada Menteri Agama, orang yang menjadi direktur pasca sarjana itu hendaknya lulusan Timur Tengah yang pikirannya benar-benar lurus. Sekarang ini direktur pascasarjana UIN Jakarta itu Qomaruddin Hidayat, Rektornya Azyumardi Azra, ya kloplah,” jelas Daud. “Menteri Agama sekarang ini keluaran Timur Tengah, mantan Dubes di Arab Saudi, artinya bau-bau Ka’bah itu masih melekatlah sama dia. Jadi keberpihakannya itu masih diharapkan kepada pemikiran Islam yang shahih,” tandas Daud dengan nada harap. Kasus Nasr Hamid Abu Zayd Daud Rasyid juga menggugat didatangkannya Dr Nasr Hamid Abu Zayd, tokoh pengusung hermeneutika (metode tafsir bible) ke UIN Jakarta, padahal telah divonis murtad oleh Mahkamah Agung Mesir 1996. “Dr Nasr Hamid Abu Zayd buru-buru kabur dari Mesir,” kata Dr Daud Rasyid, “karena Faraq Fauda yang belum divonis murtad oleh pengadilan saja sudah jadi bangkai dibunuh orang. Lha Nasr Hamid Abu Zayd yang sudah divonis Murtad oleh Mahkamah Agung Mesir 1996 maka tinggal menunggu hari. Dengan demikian dia buru-buru kabur dari Mesir, lari ke Belanda. Lalu dia diangkat jadi guru besar di Leiden Belanda.” “Sebelumnya, tim yang meneliti karya-karya Nasr Hamid Abu Zayd dipimpin oleh Prof Abdus Shobur Shahin telah menemukan bukti-bukti kemurtadan, di antaranya Al-Qur’an diaggap sebagai muntaj tsaqofi, produk budaya. Tim ini tidak meloloskan Nasr Hamid untuk meraih gelar professor, karena hasil karya tulisnya justru menghina dan menyalahi Islam. Tidak lolosnya karya ilmiyah sebenarnya hal biasa, namun oleh kelompok sekuler, hal itu dibesar-besarkan, hingga menjadi berita dunia, sampai hebohnya bergaung hingga di Eropa,” kata Daud Rasyid. “Lalu Nasr Hamid akhirnya dijadikan guru besar di Leiden Belanda.” Pemurtadan secara sistematis Sementara itu Hartono Ahmad Jaiz penulis buku “Ada Pemurtadan di IAIN” mengemukakan, pemurtadan di IAIN sudah merata bahkan seluruh perguruan tinggi Islam, sampai yang swasta bahkan Fakultas Agama Islam di perguruan tinggi umum sudah terkena pula, yaitu terkena virus pemurtadan. Karena kurikulumnya, sistem pengajaran, dan dosen-dosennya mengusung pemikiran yang merusak. Menurut Hartono, yang dirusak yaitu: 1. 1. Aqidah Islam, dari tauhid, mengesakan Allah, digeser ke kepercayaan pluralisme agama (menyamakan semua agama). Ini sangat menyelewengkan Islam, baik secara keyakinan maupun keilmuan. Jadi dari penegakan Tauhid justru dialihkan ke pemasaran kemusyrikan, penyaman semua agama. 2. 2. Pemahaman Islam dirusak secara sistematis. Tidak merujuk kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan metode yang benar, tetapi merujuk metode Barat yang diprogram untuk mencela Islam dan merusak pemahaman Islam. 3. 3. Penggeseran pembelajaran Islam, dari Al-Qur’an dan As-Sunnah serta aqidah Islamiyah (Tauhid) ke Sejarah Pemikiran Islam (SPI) dan Sejarah Peradaban/ Kebudayaan Islam (SKI). Bahkan SPI dan SKI itu dijadikan matakuliah dasar umum (MKDU) untuk semua fakultas dan jurusan di seluruh perguruan tinggi Islam, bahkan sampai ke Fakultas Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Dari situlah (dari dua mata kuliah dasar umum) yang diwajibkan kepada seluruh mahasiswa dan waktu semesternya bersambung-sambung itulah perusakan pemikiran dan pemahaman Islam dilancarkan secara sistematis oleh dosen-dosen yang sudah dirancang untuk mengusung faham model kafir Barat yang pada intinya adalah anti agama, dengan menghancurkan agama pakai faham pluralisme agama, menyamakan semua agama. Di antara alat untuk menghancurkan agama yaitu apa yang mereka sebut metode hermeneutic yaitu metode tafsir bible, yang telah mampu merusak agama Yahudi dan Kristen. Kini metode hermeneutika itu telah diajarkan di IAIN (UIN) Jakarta dan Jogjakarta. 4. 4. Penggeseran pembelajaran Islam dari ahlinya, yaitu para ulama dan perguruan Islam di Timur Tengah dialihkan ke belajar Islam kepada orang kafir Yahudi, Nasrani ataupun kepada orang-orang yang mengaku Islam tetapi sekular dan berfaham aneh-aneh alias nyeleneh di perguruan-perguruan tinggi di Barat. Padahal para pendiri studi Islam di Barat sudah dikenal kebanyakan adalah para orientalis yang tujuannya: penjajahan, kristenisasi, dan pembaratan (kolonialisasi, kristenisasi dan westernisasi). 5. 5. Pembelajaran Islam yang sebenarnya untuk membentuk generasi Islam yang faham Islam, dialihkan menjadi sarang-sarang dan pabrik pembaratan, perusakan Islam secara sitematis, menggantikan pabrik-pabrik perusakan Islam di Barat. Jadi perusakan Islam di Indonesia sudah ada pabriknya-pabriknya, yaitu IAIN-IAIN atau perguruan tinggi Islam se Indonesia untuk meliberalkan dan mempluralismekan agama umat Islam alias memusyrikkan. Sedang para pengasongnya atau pengetengnya adalah JIL (Jaringan Islam Liberal) pimpinan Ulil Abshar Abdalla dan 44 lembaga lainnya yang mengusung faham liberal dan pluralisme agama yang merusak Islam. Dana untuk perusakan Islam itu didapat dari lembaga-lembaga swasta kafir dan negara. Di antaranya satu lembaga kafir swasta saja membiayai 44 lembaga, dan untuk satu lembaga seperti JIL saja mendapatkan Rp1,4 miliar per tahun dari The Asia Foundation, lembaga kafir swasta yang berpusat di Amerika. Ulil Abshar Abdalla mengaku kepada Majalah Hidayatullah Desember 2004 bahwa dana Rp1,4 miliar yang dia terima per tahun dari The Asia Foundation itu kecil dibanding yang diterima oleh lembaga-lembaga lainnya (dari 44 lembaga di antaranya lembaga-lembaga di lingkungan NU, Muhammadiyah, IAIN, UIN, perguruan tinggi Islam swasta dan lain-lain). Satu lembaga swasta kafir saja sudah bisa membiayai 44 lembaga berfaham liberal yang memecundangi Islam. Padahal di Indonesia ini ada 48 lembaga swasta internasional. Dari 48 lembaga swasta internasional itu yang merupakan lembaga kafir sebanyak 47, sedang yang Islam hanya satu, namun yang satu itu pun yaitu Al-Haramain Foundation sudah dibredel oleh Amerika. Jadi yang 47 lembaga swasta kafir dibiarkan hidup. Bayangkan, satu lembaga kafir saja mampu membiayai 44 lembaga perusak Islam. Sedangkan satu-satunya lembaga Islam dibredel paksa. Inilah Indonesia di bawah penjajahan Amerika. 6. 6. Di dunia ini ada kekuatan yang menghancurkan Islam dengan dua cara. Pertama dengan cara membunuhi secara fisik, misalnya yang terjadi di Irak, Afghanistan, Palestina, Thailand dan sebagainya. Kedua, pembunuhan keimanan seperti yang dilakukan di Indonesia yaitu mencabuti keimanan, dari tauhid ke pluralisme agama alias kemusyrikan, lewat pendidikan terutama di IAIN (UIN) dan lain-lain, di antaranya di 44 lembaga yang dibiayai swasta kafir. Semuanya itu dengan dana sangat besar. Dan bahkan sudah merambah ke pesantren-pesantren dan madrasah-madrasah untuk diubah kurikulumnya dengan didanai Amerika sebesar 157 juta dolar (oleh lembaga resmi milik negara, belum lagi yang swasta). Sedangkan untuk perusakan kurikulum pendidikan Islam di dunia Islam maka didanai Amerika satu miliar dolar per tahun. Jadi umat Islam ini dibunuhi fisiknya, dan dibunuhi keimanannya. Pembunuhan keimanan ini lebih dahsyat dibanding pembunuhan fisik. Karena kalau hanya pembunuhan fisik, maka ketika umat Islam dibunuh sedang iman di dadanya masih utuh, insya Allah masuk surga. Tetapi pembunuhan keimanan dengan melalui pendidikan yang pada dasarnya mencabuti keimanan, maka walaupun fisiknya masih hidup namun imannya mati, lalu ketika fisiknya mati maka masuk neraka. Itulah yang di dalam Al-Qur’an dinyatakan: Dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan. (QS Al-Baqarah: 191). Tekanan bahkan penggeseran keimanan itu lebih dahsyat dibanding pembunuhan. “Dengan kenyataan yang sangat membahayakan bagi umat Islam ini maka tidak ada jalan lain kecuali membela agama Islam, dan berupaya menyingkirkan segala gangguan yang sistematis dan dibiayai besar-besaran itu. Apabila ini dibiarkan maka keadaan akan semakin rusak dan sangat membahayakan.” Demikian tegas Hartono. Di Berbagai IAIN Buku “Ada Pemurtadan di IAIN” yang terbit pertengahan Maret 2005 ini telah dibedah di berbagai IAIN dan tempat-tempat umum di berbagai kota. Pertama kali dibedah di acara pameran Buku Islam (Islamic Book Fair) di Senayan Jakarta, 27 Maret 2005 dengan pembedahnya penulis buku, Hartono Ahmad Jaiz, dan pembandingnya Dr Roem Rowi alumni Al-Azhar Mesir, dosen Tafsir di Pasca Sarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya. Kemudian di UIN Jakarta pembedahnya dua dari pihak pro buku yaitu Hartono Ahmad Jaiz dan Muhammad At-Tamimi melawan dua orang pro IAIN: Abdul Muqsoth Ghozali alumni IAIN Jakarta dan sekaligus jadi dosen di sana, dan Ulil Abshar Abdalla kordinator JIL. Debat pun terjadi, dihadiri 1000-an orang. Laporan tentang debat di UIN Jakarta itu bisa dilihat di dalam “Melawan ‘Setan JIL’ di Sarangnya”. Juga bisa dilihat pada VCD berjudul “Debat Terbuka Buku Ada Pemurtadan di IAIN” . Di IAIN Serang Banten, buku ini dibedah penulis bersama Dr Utang R, dosen/dekan Fak. Ushuluddin di sana dan anggota MUI Pusat. Sedangkan seorang dosen yang konon berfaham liberal tidak hadir. Di IAIN Serang Banten ini Dr Utang menjamin bahwa di sini tidak ada pemurtadan. Namun jaminan itu dibantah oleh seorang mahasiswi, bahwa di sini ada dosen-dosen, di antaranya kalau mengajar filsafat mengatakan, agar mata kuliah filsafat bisa masuk ke pikiran mahasiwa maka hendaknya dilepaskan dulu keimanannya. Sementara itu dalam mata kuliah Sejarah Peradaban Islam, dosennya mempersilakan untuk mengecam-ngecam para sahabat Nabi saw. Padahal, kata mahasiswi itu, apalah artinya kita bila dibanding kebaikan para sahabat Nabi saw. Ketidak hadiran pembicara dari IAIN yang dikenal berfaham liberl sering terjadi. Di IAIN Lampung, panitia yang sudah serius berupaya untuk menghadirkan dosen IAIN yang diketahui liberal, sampai hari “h” upaya itu tidak terlaksana. Bahkan untuk jadi moderator pun ketika wakil Rektor mengharapkan diambil dari kalangan dosen yang berpaham liberal, tidak ada yang tampil. Maka pembahasan buku dilakukan tiga orang: Hartono Ahmad Jaiz, Ust Madrus da’i dari RRI Lampung, dan seorang ustadz dari Dewan Dakwah. Lain lagi di Universitas Brawijaya Malang. Panitia khabarnya telah mendapatkan info kesanggupan Rektor UIN Malang, Prof Dr Imam Suprayogo, tahu-tahu menjelang hari “h” beliau membatalkannya. Lalu panitia mendapatkan ganti Dr Mujab alumni Aligarh India, ketua jurusan Bahasa Arab Pascasarjana UIN Malang. Justru dosen yang bukan alumni IAIN ini mengemukakan, betapa keroposnya sistem pendidikan di IAIN yang penyerahan mata kuliah saja belum tentu kepada ahlinya, tetapi diberikan kepada dosen yang tidak ahli hanya karena ia bertitel doktor. Padahal orang luar banyak yang lebih ahli, hanya saja karena tak bergelar doktor maka tidak boleh mengajar. Di IAIN Semarang, Hartono Ahmad Jaiz berhadapan dengan Dr Abu Hafsin dosen IAIN di sana, alumni Bangkok dan Los Angles Amerika. Alumni Bangkok itu disindir Hartono: “Dulu para ulama berseminar fiqih tingkat internasional di Brunei Darussalam, lalu mereka mau pulang, ada kapal terbang yang transit di Bangkok. Para ulama itu tidak mau menggunakan pesawat yang transit di Bangkok, karena Bangkok daerah hitam (pelacuran). Lha ini belajar Islam kok ke Bangkok? Juga Nabi saw wanti-wanti, laa tas’aluu ahlal kitaab ‘an syai’. (Jangan kamu bertanya kepada ahli kitab/ Yahudi dan Nasrani tentang sesuatu (lihat Kitab Shahih Al-Bukhori dan Syarahnya, Fathul Bari) tetapi ini kok belajar Islam ke Barat ke orang kafir. Ini mengikuti Nabi saw atau ikut orientalis?” Pembicaraan di IAIN Semarang (8 Juni 2005) itu cukup seru, sedang Dr Abu Hafsin asal Kuningan Jabar dan alumni Pesantren Buntet Cirebon ini mendapat sorotan dari dua pembicara lagi yaitu Ridwan Saidi dari Jakarta dan seorang alumni IKIP Jogjakarta yang menulis buku membongkar pemikiran JIL (Jaringan Islam Liberal). Di IAIN Bandung, Hartono dan Daud Rasyid bersamaan pula dalam mengungkap nyelewengnya pemikiran liberal yang disusupkan secara sistematis di IAIN. Anehnya, di kampus yang pernah ada kasus ajakan dzikir dengan lafal Anjing hu Akbar dan spanduk berbunyi selamat datang di areal bebas Tuhan ini ketika Hartono dan Daud Rasyid berbicara sampai mempersoalkan dekan Fakultas Ushuluddin, Abdul Razak, yang membela ungkapan-ungkapan menghina Islam tersebut lewat TV7, ternyata tidak ada seorang pun –baik mahasiswa maupun dosen yang hadir– yang berkutik untuk menyanggah dua orang dari Jakarta ini. Di Islamic Center Tanjung Priok Jakarta, buku “Ada Pemurtadan di IAIN” dibedah oleh penulis dan Dr Ahmad Satori alumni Al-Azhar Mesir yang juga dosen UIN Jakarta. Dalam acara yang diprakarsai pemuda Al-Irsyad itu, Dr Ahmad Satori mengatakan, pemikiran aneh dari Hasan Hanafi (kiri Islam –al-yasar al-Islamy) dan Nasr Hamid Abu Zayd (Al-Qur’an itu produk budaya –muntaj tsqofi) itu di Mesir sendiri tidak laku. Karena orang Mesir tahu Islam. Tetapi di sini di IAIN di Indonesia justru laku, karena tidak tahu Islam. Ungkapan Dr Satori itu apakah menyindir sesama rekannya yang jadi dosen di IAIN atau bagaimana, wallahu a’lam. Tetapi ketika di IAIN Bandung, Hartono mengatakan, bagaimana di IAIN ini mau memahami Islam dengan baik, orang dosennya yang membela dzikir dengan lafal Anjing hu Akbar itu sendiri menurut mahasiswanya, kalau jadi imam sholat, bacaannya tidak fasih. Demikian pula ketika di Semarang: Bagaimana mereka itu dikirim belajar Islam ke Barat? Sedang yang mengaku telah belajar Islam ke ulama di pesantren 11 tahun seperti Pak Abu Hafsin ini saja pemahamannya tentang Islam seperti itu? (Yaitu hanya menirukan Munawir Sjadzali –mendiang, menteri agama 1983-1993, yang menuduh Umar bin Khothob ra sebagai orang yang sangat liberal dan menyelisihi nash/teks Al-Qur’an yang sudah jelas maknanya). Demikianlah bahaya yang sedang dilandakan kepada umat secara sistematis dan dibiayai besar-besaran oleh pihak-pihak kafirin untuk merusak dan menghancurkan Islam dan umatnya. Kaki tangan kaum kuffar itu mengaku sebagai Muslim, bahkan seperti Dr Abu Hafsin dosen di Semarang berani mengemukakan bahwa Nasr Hamid Abu Zayd pun hatinya ikhlas untuk mengembangkan Islam. Itulah cara berfikir dan berbicara orang liberal di IAIN. Kok tahu-tahunya isi hati orang, hingga orang yang telah divonis murtad oleh Mahkamah Agung Mesir dan para ulama, masih bisa diklaim keikhlasan hatinya untuk Islam. Sedang Ibnu Hajar Wakil Rektor I di IAIN Semarang mengemukakan, hadis sesoheh apapun tetap relatif. Karena Imam Bukhori pun tidak bisa membuktikan bahwa yang diriwayatkan itu benar-benar yang diucapkan Nabi saw. Anehnya, kata Hartono Ahmad Jaiz, orang model ini, kalau ada kutipan bahwa Socrates bilang begini begitu, Plato bilang begini begitu, malah ucapannya ditelan saja. Padahal, apakah Socrates, Plato itu ada? Padahal kalau kita tidak percaya adanya Socrates dan Plato, apalagi perkataannya, kita tidak dosa. Namun mereka justru langsung percaya. Ini aneh. Socrates dan Plato dipercaya, padahal tidak jelas siapa sanadnya, siapa rowinya? Tidak jelas. Sedangkan hadits, sangat jelas sanad dan rowinya. Kalau memang shohih, itu sanad dan rowinya sangat jelas, bisa dipertanggung jawabkan secara keilmuan. Tetapi dasar cara berfikir di IAIN telah ngawur, maka dosen-dosennya banyak yang berfikir terbalik. Filsafat yang tidak ada landasannya, tidak ada sanad dan rowinya justru diusung dan dipuja. Sebaliknya, Al-Qur’an diragukan, hadits sesohih apapun direlatifkan. “Inilah sebenar-benarnya pemurtadan!” Tandas Hartono Ahmad Jaiz. di Kutip dan di edit ulang oleh Mashuri Al-Ghifari (Ponpes Ahmad Dahlan Bekasi)
Tokoh-tokoh Jaringan Islam Liberal (Jaringan Iblis Laknatulloh)
Tokoh-tokoh Islam Liberal
Siapa sajakah yang mereka daftar sebagai Islam Liberal? Dalam internet milik mereka, ada sejumlah nama. Kami kutip sebagai berikut: “Beberapa nama kontributor JIL (Jaringan Islam Liberal, pen) adalah sebagai berikut: Nurcholish Madjid, Universitas Paramadina Mulya, Jakarta. Charles Kurzman, University of North Carolina. Azyumardi Azra, IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Abdallah Laroui, Muhammad V University, Maroko. Masdar F. Mas’udi, Pusat Pengembangan Pesantren dan Masyarakat, Jakarta. Goenawan Mohammad, Majalah Tempo, Jakarta. Edward Said Djohan Effendi, Deakin University, Australia. Abdullah Ahmad an-Naim, University of Khartoum, Sudan. Asghar Ali Engineer. Nasaruddin Umar, IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Mohammed Arkoun, University of Sorbone, Prancis. Komaruddin Hidayat, Yayasan Paramadina, Jakarta. Sadeq Jalal Azam, Damascus University, Suriah. Said Agil Siraj, PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama), Jakarta. Denny JA, Universitas Jayabaya, Jakarta. Rizal Mallarangeng, CSIS, Jakarta. Budi Munawar Rahman, Yayasan Paramadina, Jakarta. Ihsan Ali Fauzi, Ohio University, AS. Taufiq Adnan Amal, IAIN Alauddin, Ujung Pandang. Hamid Basyaib, Yayasan Aksara, Jakarta. Ulil Abshar Abdalla, Lakpesdam-NU, Jakarta. Luthfi Assyaukanie, Universitas Paramadina Mulya, Jakarta. Saiful Mujani, Ohio State University, AS. Ade Armando, Universitas Indonesia, Depok -Jakarta. Syamsurizal Panggabean, Universitas Gajahmada, Yogyakarta.
Mereka itu diperlukan untuk mengkampanyekan program penyebaran gagasan keagamaan yang pluralis dan inklusif. Program itu mereka sebut “Jaringan Islam Liberal” (JIL).
Penyebaran gagasan keagamaan yang pluralis dan inklusif itu di antaranya disiarkan oleh Kantor Berita Radio 68H yang diikuti 10 Radio; 4 di Jabotabek (Jakarta Bogor, Tangerang, Bekasi) dan 6 di daerah.
Di antaranya Radio At-Tahiriyah di Jakarta yang menyebut dirinya FM Muslim dan berada di sarang NU tradisionalis pimpinan Suryani Taher, dan juga Radio Unisi di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Dua Radio Islam itu ternyata sebagai alat penyebaran Islam Liberal, yang fahamnya adalah pluralis, semua agama itu sama/ paralel, dan kita tak boleh memandang agama lain dengan pakai agama kita. Sedang faham inklusif adalah sama dengan pluralis, hanya saja memandang agama lain dengan agama yang kita peluk. Dan itu masih dikritik oleh orang pluralis.
dibuat: Mashuri Al Ghifari (Ponpes AHMAD Dahlan Bekasi)
Bedah Buku SHIROTUL MUSTAQIIM
“ MUSUH-MUSUH ISLAM KEJAHATANK MOSSAD “
“ MUSUH-MUSUH ISLAM KEJAHATANK MOSSAD “
AHMAD SALIMIN DANI, Lc (Ketua DDII,
"Alif laam miim.(1) Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja setelah mereka mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (2) Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta."(3)
• Diriwayatkan, bahwa ayat ini diturunkan sehubungan dengan seorang sahabat yang mendapatkan perlakuan yang amat memprihatinkan dari orang-orang Musyrik makkah, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad dari Abdullah bin Ubaid bin Umair, ia berkata: "Ayat ini (QS. Al ankabut 1-3) diturunkan sehubungan ketika "Ammar bin Yasir disiksa dengan kejih oleh orang-orang musrik Makkah, maka diturunlah ayat . Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja tanpa diberikan ujian setelah mereka mengatakan: "Kami telah beriman?
Setiap orang akan diuji
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar." (QS. Al Imran 142)
LANDASAN AYAT
Terjemah Ali Imran 54
"Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik baik pembalas tipu daya."
MENGENAL INTELIJEN
n Sun Tzu, seorang ahli seni tempur Cina purba telah mempetuahkan kepada para panglima perangnya "kenalilah musuh mu dan diri mu”. Sedangkan petuah Yunani purba "Know theyself" atau kenalilah diri kamu dan sekitarmu. Kedua petuah ini, konon bila dilaksanakan, memungkinkan kita untuk mengetahui semua rahasia. Dan mungkin saja, dari kedua petuah itulah, yang kemudian diterapkan oleh Sir Francis Walsingham tahun 1530-1590 yang ahirnya bapak spionase yahudi ini dijuluki sebagai "Spion Ratu Elizabeth I dari Inggris"
n Berkat sepak terjang Sir Francis Walsingham sebagai " dukun Intel " di masa itu, Inggris pada tahun 1558 mampu memporak porandakan kekuatan armada Spanyol, yang berkekuatan 130 tongkang perang yang pernah dikerahkan dalam penalukan Inggris yang kemudian mendudukan seorang ratu Katolik di tahta negara yang ditaklukkan itu.
n Kekalahan Armada Spanyol dari Inggris berkat Sir Francis Walsingham yang dapat mengumpulkan data kekuatan Armada Spanyol yang ada pada kesimpulannya kapal-kapal yang dijadikan armada perang adalah kapal-kapal komersial biasa yang dipersenjatai, ini data kelemahan yang diserahkan Walsingham, Dan dia berhasil mengumpulkan banyak data mengenai kekuatan dan kelemahan armada Spanyol itu dari agen-agennya yang disebar dimana-mana.. jelas bukan hanya "tak kenal maka tak sayang" tetapi tak kenal juga susah untuk mengalahkannya.
Mossad dan Shin Bet
• Pepatah itu ditangkap oleh "Mossad" badan intelijen luar negeri Israel. Mossad yang dikenal dengan nama dalam bahasa Ibrani "Mossad le-modiin ule-tafkidim meyuhadim" dan dalam bahasa Indonesia berarti "Lembaga Inteljen dan tugas husus". Bukan satu-satunya agen rahasian Israel, selama ini Negeri Yahudi Israel memiliki 5 badan sejenis inteljen, tetapi yang sangat mashur dikenal, selain Mossad yang yang berkiprah di luarnegeri juga ada "Shabak" dan nama ini singkatan dari "Sherut Bitahon Klali" dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan "Shin Bet" atau badan keamanan Israel yang menangani keamanan dalam negeri Israel. Agen-agen rahasia Mossad yang berdedikasih tinggi dan profesional, mampu menyusup kemana-mana, dan umumnya ampuh mengumpulkan data-data yang akurat. Disinilah letak kelebihan badan inteljen Yahudi Israel "Mossad dan Shin Bet".
• Badan inteljen Mossad dan Shin Bet berkiprah dan bergerak di luar negeri. Sebagai mana halnya badan inteljen Inggris M16 yang berkiprah di luarnegeri dan M15 yang menangani dalam negeri Inggris. Amerika juga punya CIA dan FBI. Dan badan-badan intelijen ketiga negara ini saling terkait, walaupun yang sering kita dengar keberhasilan inteljen itu ada pada Mossad, dan salah satu kebedrhasil itu adalah penculikan penjahat perang Nazi Jerman Adolf Eichman dari Argentina tahun 1960. Setelah mendengar Adolf Eichman telah melarikan diri ke negara amerika Selatan , Mossad memanfaatkan perayaan ulang tahun kemerdekaan ulang tahun Argentina ke-150 untuk menculik Adolf Echman dan memboyongnya dalam keadaan hidup.
Lanjutan..
• Para agen Mossad setelah memantau selama beberapa waktu, yang menyamar sebagai para tamu yang ikut memeriahkan acara Ulang tahun kemerdekaan negara argentina, setelah mereka mendapatkan keterangan pasti dan pengukuhan bahwa "Buron" adalah benar-benar Adolf Echman. Malang bagi Echman, di suatu petang, ketika dalam perjalanan pulang dari tempat kerjanya, ia membeli bunga, tiba-tiba agen rahasia Mossad menangkapnya dan menculiknya setelah benar-benar mossad meyakini Buron itu adalah Adolf Eichman, kemudian mengurungnya di sebuah rumah di Buenos Aires, sebelum pada hari H dibius hingga seperti orang yang terkena Parkison, setelah itu dipakaikan seragam pramugara penerbangan Israel El Al. Dan kepada petugas bandara Boenos aires Mossad mengatakan Adlf Echman adalah awak pesawat yang sakit. Adaolf Eichman ahirnya di gantung di Tel aviv Israel pada tahun 1961. Kisah penculikan Adolf Eichman yang dilakukan Mossad, mirip ketika CIA dan FBI menculikan "Umar Faruk". Dengan banyaknya agen rahasia Amerika di Indonesia, hingga penangkapan itu tidak di ketahui, dan bangsa kita baru heboh setelah seorang anak bangsa ini sudah berada ditangan FBI, inilah sebagai bukti, bahwa pertahan bangsa ini sabgat lemah, akibat banyaknya intel-intel asing yang bermain dinegeri ini. Sebut saja kasus Namru2
• Namun sepandai-pandai tupai melompat, sesekali gagal juga, maka begitu pula nasib agen-agen rahasia Mossad. Seperti kegagalannya yang paling menyolok adalah percobaan untuk mengasasinansi atau membunuh dengan cara menyuntikan racun kedalam tubuh salah seorang pemimpin gerakan perlawanan Islam HAMAS yaitu Kholid Masal di Amman ibu kota Yordania, pada tanggal 4 Oktober 1997. Perbuatan penyuntikan racun ketubuh Mashal terungkap, Yordania dan Amerika kemudian menekan Israel, yang ahirnya mengirim seorang dokter untuk menyuntikkan penawar. Peristiwa itu menimbulkan gelombang protes dari manca negara, bahkan dari orang-orang Yahudi sendiri. Kesalahan dan kekejaman yang yang dapat membenarkan Israel negara yang jahat adalah kesalahan mereka dalam menghadapi gerakan intifadah rakyat Palestina di tahun 2000 dan hingga kini.
Kekejaman Mossad
l Cakupan kerja Mossad sangat jauh dan terbentang luas, mulai dari intervensi politik, penyusupan ilmiah dilkalangan intelektual , perdagangan dan bisnis sampai kepada tugas eksekusi dan pembunuhan tokoh-tokoh yang dianggap membahayakan kepentingan Israel.
l Sejak awal tahun 1970, Mossad sudah terlibat di belakang pembunuhan para scientist Irak, ilmuwan terutama yang berlatar belakang teknologi atom dan nuklir. Seperti yang telah dikisahkan sebelumnya, pada tahun 1980, Yahya Al-Meshad, tewas dengan leher nyaris putus di salah satu kamar di sebuah hotel di Paris. Tak selang lama, beberapa bulan kemudian, dua ilmuwan nuklir lainnya, tewas! Penyelidikan yang dilakukan menyimpulkan kedua-duanya meninggal karena keracunan.
l Jika dulu sasaran Mossad adalah para scientist Irak, maka sekarang yang menjadi sasarannya adalah para ilmuwan nuklir Iran. Profersor Ardashir Hosseinpour, seorang ilmuwan nuklir senior yang mendukung pengembangan nuklir Iran, 18 Januari 2007 silam, tewas terbunuh. Dan dibutuhkan waktu sekitar satu minggu, sampai akhirnya pemerintahan Iran menyiarkan berita kematiannya.
l Sampai hari ini, kematiannya masih menyisakan miseri. Sebuah laporan dari seorang agen intelijen Amerika yang dirilis di starfor.com, dipastikan bahwa Mossad berada dibalik kematian Profesor Ardashir Hosseinpour. Tapi dalam berita resmi, Prof. Hosseinpour diberitakan meninggal karena keracunan radioaktif. Namun Starfor meyakini, bahwa Prof. Hosseinpour sudah lama menjadi target bunuh dari Mossad yang mengincarnya. Starfor juga memberitakan, bahwa dalam serangan yang menewaskan Prof. Hosseinpour, ada beberapa orang lain yang turut terluka. Tapi yang tewas Prof. Hosseinpour saja saat operasi Mossad berlangsung di Isfahan.
Lanjutan
n Prof. Hosseinpour yang masih muda dan baru berumur 45 tahun itu adalah ilmuwan yang bertanggung jawab pada segala urusan yang berkaitan dengan komponen elektromagnetis dalam pembangunan proyek nuklir Iran. Hosseinpour selain bekerja sebagai ilmuwan dalam proyek nuklir Iran, ia juga tercatat sebagai pengajar di Isfahan Malik Ashtar University of Technology. Sebelum kematiannya, rektor dimana Prof. Hosseinpour mengajar, Mahdi Najad Nuri, menyerahkan nama-nama ilmuwan yang terlibat dalam proyek pengayaan nuklir Iran kepada Dewan Keamanan PBB. Dan bisa jadi, dari daftar nama inilah bermula opoerasi Mossad yang akhirnya mengakhiri nyawa Hosseinpour. Tidak menutup kemungkinan Mossad akan melakukan operasi-operasi yang sama dengan target ilmuwan dan pakar yang terlibat dalam program pengayaan nuklir Iran.
n Sebuah laporan yang ditulis oleh Aljazeera, sebelum Iran setidaknya Mossad bertanggung jawab atas kematian 530 ilmuwan Irak yang diduga terlibat dalam rencana pembangunan senjata nuklir di negeri 1001 malam. Menumpang invasi militer Amerika di Irak, Mossad menjalankan operasinya sendiri dan membantai para ilmuwan dan pakar fisika Irak.
n Hal ini dibuka oleh situs berita Palestine Information Center pada 14 Juni 2005. Mossad dengan operasi intelijennya telah membantai setidaknya 530 ilmuwan Irak dan 200 universitas di seluruh negeri tersebut. Amerika tentu saja mengetahui hal ini, dan masuk dalam agenda kerja mereka, melekuidasi kemampuan Irak untuk membangun fasilitas senjata pemusnah massal termasuk membunuh scientist dan para profesor di bidang fisika, kimia, dan juga di bidang yang mungkin berkaitan dengan senjata pemusnah massal. Tidak saja mengetahui, Amerika juga menyetujui operasi yang dijalankan Mossad ini sebagai salah satu langkah paling efektif untuk mengeliminasi siapa saja yang mungkin menjadi ancaman bagi Israel dan Amerika.
n Kasus Jonathan Pollard dan Mossad Pada tahun 1980-an, Mossad merekrutseorang yahudi Amerika yang bekerja di dalam angkatan laut Amerika sebagai salah satu agen Mossad yang beroperasi di dalam militer Amerika Serikat. Setelah menjalankan oprasinya bertahun-tahun, sang agen rahasia ” Jonathan Pollard ” terbongkar kedoknya, dia telah mencuri berbagai informasi penting militer Amerika dan hasil curiannya diserahkan kepada Mossad. Kerusakan yang diderita inteljen Amerika dari pencurian data tersebut sungguh luar biasa dampaknya. Sebagian besar informasi yang diberikan Pollard kepada Israel adalah informasi aktivitas tentang inteljen Amerika di dunia Islam dan Blok Timur Uni Soviet. Dan informasi itu dijual Israel kepada Uni Soviet.
n Saat jonathan Pollard tertangkap, awalnya Israel dan Mossad membantah mentah-mentah sebagai agen rahasianya. Tetapi pada ahirnya secara samar public relation Israel mengakui dan meminta ma'af atas apa yang dilakukan Jonanthan Pollard. Pemerintah Israel tak mau mengakui itu mata-matanya, walaupun jelas-jels Pollard memegang dua paspor, yaitu tercatat sebagai warga negara AS dan tercatat pula sebagai warga negara Israel Raya.
n Jonanthan Pollard telah masuk terlalu dalam didalam tubuh intelijen Amerika, ia mencuri Radio Signal Notation mutahir Amerika. Dan dia juga mencuri 10 edisi ptunjuk manual cara-cara jaringan pengintaian elektronik global milik Amerika. Ketika Jonathan Pollard diadili, sebuah lembaga "The Confrence op Presidents MajorAmericanJewsh Organization" Sebuah organisasi konsorsium dari 55 organisasi Yahudi di Amerika membela Poillarddan meminta agar Pollard dibebaskan, karena menyebutkan, apa-apa yang dilakukan Pollard, bukanlah sebuah penghianatan, sebab Israel adal teman dekat Amerika.
Usaha pembebasan Jonathan Pollard dan isterinya adalah sebuah demontrasi paling besar dalam sejarah mobilisasi massa jaringan Yahudi di Amerika. Yang dikomandoi Mossad demi membebaskan seorang tawanan. Pada tahun 1988 pejabat-pejabat Israel melakukan usaha periiundingan dengan Washington dengan mengusulkan berbagai kerjasama dengan Gedung Putih dan kementrian luar negeri Amerika Serikat, asalkan Jonathan Pollard dibebeaskan dari tahanan. Bahkan lebih dari 70 anggota parlemen dari jumlah 120 orang ikut datang ke Gedung Putih untuk membicarakan Pollard. Ada apa sesungguhnya Israel dengan Jonathan Pollard?
Dalam pembelaannya Jonathan Pollard dipengadilan mengatakan "Sejak awal yang kami lakukan adalah bukan penghianatan kepada negara Amerika Serikat, semua yang ia kumpulkan adalah informasi tentang negara-negara Islam (Arab) dan juga kekuatan Uni Soviet, agar Israel bisa menghindari terjadinya perang seperti perang Yom Kiffur yang terjadi tahun 1973." Tentu ini alasan yang sulit di terima militer Amerika. Namun demikian Jonathan bebas.
Bahaya Yahudi
l Sesungguhnya kasus Jonathan Pollard adalah kasus kecil dari menggunungnya kasus-kasus kejahatan Yahudi pada negara Amerika. Terlebih ketika Amerika berada di bawah kekuasaan pemerintahan propokator Yahudi "George W. Bush". Jeratan Israel lebih akut lagi pada negara adi daya ini. Pada awal kepemimpinan Bush, perdana menteri Israel Ariel Sharon, dalam pemerintahan yang baru se umur jagung, ia mengatakan, "bahwa Ametrika telah menjadi boneka Israel". Pernyataan ini dikeluarkan sejak 3 Oktober 2001. Sharon benar-benar meyakinkan kita dengan mengatakan pula "Setiap kali kita berbuat sesuatu, Amerika selalu berkata ini dan itu dalam komentarnya. I want to tell you something very clear. Jangan hawatir tentang tekanan Amerika atas Israel. Kita rakyat yahudi, justru telah mengontrol Amerika, dan Amerika tahu hal itu" tegas Ariel Sharon.
l Am erika kini benar-benar tak berdaya oleh yahudi-yahudi yang telah mengepung mereka, hampir setiap posisi strategis diduduki oleh orang-orang Yahudi. Dan terbuktilah kehawatiran para pendiri dan peletak pertama pembangun negara Amerika. Dalam sebuah pidatonya George Washington mengisaratkan betapa bahayanya kekuatan Yahudi mengancam negara Amerika. Mereka orang-orang Yahudi bekerja sangat efektip melawan kita, lalu menjadi musuh dari angkatan bersenjata kita, mereka ratusan kali lebih berbahaya bagi kemerdekaan kita.... Merekaakan menjadi musuh dari kebahagiaan Amerika." Dan pernyataan George Washington dibenarkan oleh Benyamin Franklin yang mengatakan dengan tegas , ancaman Yahudi ini.
Runtuhnya WTC 11 September 2001
n Ketika runtuhnya gedung kembar kebanggan orang Amerika, seorang gadis Maria namanya melaporkan suatu kejadian yang mereka saksikan dari jendela apartemen mereka. Menurutnya ada kejanggalan setelah gedung itu runtuh ada 5 pemuda yang menari-nari sambil mengungkapkan kegembiraannya, kejadian itu pun dilaporkannya kepada polisi setetempat, dan polisi pun mencocokkannya laporan itu. Ahirnya tertangkaplah 5 pemuda itu, berdarah Yahudi dan kewarganegaraan Israel. Dan diantara pemuda itu juga ada yang memiliki dua kewarga negaraan, Israel dan Amerika, bahkan yang paling aneh, ketika digeledah pada salah seorang pemuda itu, di kaos kaki yanhg dipakainya diketemukan uang sebesar 450 US, Namun terhadap ke 5 pemuda ini CIA dan FBI hanya mengintrogasi, tanpa upaya melakukan penahan. Ini terbukti bahwa semua itu hanyalah oprasional intelijen, dalam mrangka untuk mengkambing hitamkan musuh-musuh mereka.
Kemampuan Mossad Mengelabui Amerika
n Pada tanggal 10 September 2001, sehari sebelum terjadinya peristiwa Black September, harian The Washington Post menurunkan sebuah artikel yang bersumber dari kajian US Army School for Advanced Military Studies. Dalam artikel ini, secara garis besar US Army School for Advanced Military Studies ingin mengatakan, bahwa Israel mungkin saja menyerang Amerika dan dengan mudah menyalahkan orang-orang Arab. Mereka menyalahkan orang-orang Arab sebagai pihak yang bertanggung jawab dan disalahkan oleh Amerika.
n Artikel yang ditulis oleh Rowan Scarborough dengan judul U.S. troop would enforce peace under Army study, dengan sangat gamblang telah memperingatkan Amerika terhadap bahaya Israel. Dalam kajiannya US Army School for Advanced Military Studies menulis sebuah hasil penelitian setebal 68 halaman yang mengisyaratkan beberapa strategi yang harus diambil oleh Amerika yang berkaitan dengan Israel.
n US Army School for Advanced Military Studies adalah sebuah lembaga pelatihan militer dan juga pusat kajian strategi militer Amerika yang terletak di Fort Leavenworth, Kansas. Pada tahun 1991, US Army School for Advanced Military Studies mengeluarkan panduan-panduan strategi bagi tentara-tentara Amerika dalam perang Teluk. Kajian mereka yang dibuka kali ini, disebutkan oleh juru bicara US Army School for Advanced Military Studies, bukanlah sebuah kajian yang dilakukan atas permintaan Washington. Ini adalah kajian yang dilakukan benar-benar berdasarkan kepentingan militer Amerika.
n Pimpinan proyek penelitian, Mayor Chris Garver mengatakan,”Ini adalah proyek dan latihan biasa.” Tapi latihan dan proyek biasa ini menjadi luar biasa karena sehari sehari setelah studi tersebut dilansir, terjadi peristiwa 11 September. Dalam studi tersebut, US Army School for Advanced Military Studies menyebutkan tentara Israel seperti seekor gorila seberat 500 pound memegang senjata canggih dan terlatih. Sedangkan untuk kesatuan intelijen Mossad, US Army School for Advanced Military Studies mendefinisikan Mossad dengan tiga kata : Wildcard. Ruthless and Cunnin. Caggih. Bengis sekaligus licik.
n Dalam laporan tersebut dikatakan, bahwa Mossad mampu melakukan serangan pada obyek-obyek vital milik Amerika dan menyulapnya seolah-olah yang melakukan adalah ornag-orang Palestina atau orang-orang Arab. Ini deskripsi penting tentang kemampuan Mossad. Menyerang negara sebesar Amerika, bahkan dengan serangan yang paling kecil sekalipun sama sekali bukan perkara mudah. Negara Adi Daya ini terlatih mengendus setiap potensi serangan yang mengancam. Bahkan sebuah surat kaleng pun akan ditindak lanjuti secara serius oleh Dinas Intelijen dan Aparat Keamanan Amerika Serikat.
n Tapi hasil kajian US Army School for Advanced Military Studies mengatakan, Mossad dengan kelicikannya, mampu membentuk jaringan fiktif yang seolah-olah penyerangan dan teror dilakukan oleh orang-orang selain Israel.
n Kemampuan Mossad dalam hal ini terbukti ketika mereka membuat jaringan kelompok Al Qaidah palsu di Palestina dan merekrut pemuda-pemuda yang akan dijadikan agen-agen mereka. Di Palestina, Mossad merekrut dan mengkader sejumlah warga Palestina dalam sebuah oraganisasi yang disebutkan sebagai bagian dari Al Qaidah pimpinan Usamah bin Ladin. Para pemuda Palestina itu diarahkan untuk memata-matai akatifitas pejuang Palestina yang selama ini melancarkan serangan terhadap imperialis Israel. Alhamdulillah, seorang pemuda diantara mereka sadar dan menguraikan pengalamannya itu.
n Sayap keamanan dan perlindungan Palestina (10/11/2002) mengirimkan pernyataan yang disebarluaskan ke sejumlah media masa lokal, Arab dan asing. Isinya adalah sebuah kesaksian seorang pemuda Palestina bernama Ibrahim yang pernah menjadi kader Mossad bahwa ia memang dibina untuk melakukan misi untuk memata-matai pejuang Palestian dan menjadi bagian dari sayap organisasi Al Qaidah di Palestina.
n ”Pada Oktober 2001, saya mengirim foto berikut, nomor telepon genggam ke rubrik perkenalan pada majalah Fosta yang diedarkan di lokasi jalur hijau. Tiga bulan kemudian, tepatnya bulan Januari 2002 seorang menghubungi saya. Ia mengaku sebagai pebisnis dan berusia sekitat 55 tahun. Ia ingin berkenalan dengan saya. Karena menurutnya wajah saya mirip dengan wajah anaknya. Selanjutnya hubungan kami berlangsung sangat dekat dan hubungan itu selalu menggunakan telepon. Orang itu meminta saya untuk rajin menegakkan sholat, khususnya sholat fajar.
n Ibrahim kemudian mengatakan bahwa hampir seluruh pembicaraan telepon antara dirinya dengan orang tersebut, bersumber dari nomor telepon milik perusahaan Israel yang yang bernama Ouranc. ”Ia banyak bertanya kepada saya tentang apa yang saya butuhkan di Ghaza. Dan ia mengatakan bahwa juga ia siap memberi biaya apapun untuk semua kebutuhan saya. Ia memang benar-benar mengirimkan sejumlah uang dollar dan dinnar melalui sebuah bank di Kairo dan Amman atas nama pengirim Ahmad,” Urai Ibrahim.
n Setelah hubungan berjalan kurang lebih lima bulan, Ibrahim menerima sepucuk surat yang antara lain,”Anda ingin terdaftar baik untuk menjalin hubungan dengan kami, jaringan Usamah bin Ladin dan Tanzim Al Qaidah.” Selain itu, juga informasi bahwa pria 55 tahun yang selama ini berhubungan dengan Ibrahim adalah salah satu anggota jaringan Al Qaidah di Ghaza dan juga telah berhasil membuat jaringan Al Qaidah terhadap sejumlah pemuda di Ghaza. Selanjutnya, ia berencana agar Ibrahim mulai membangun jaringan baru di Utara Ghaza. Pemilihan Ibrahim disebutkan karena Ibrahim tidak berafiliasi ke gerakan perjuangan manapun di Palestina dan belum pernah di tangkap oleh pemerintah Palestina.
n Selain itu, Ibrahim juga mengatakan bahwa orang yang menghubunginya itu juga pernah menawarinya persenjataan. Ia mengatakan mengetahui orang-orang yang ada di perbatasan dan mereka bisa membantu pemasokan senjata secara ilegal. Orang tersebut juga mampu melakukan aksi peledakan bom syahid di wilayah Israel atas nama jaringan Al Qaidah.
n Keesokan harinya, Ibrahim pergi ke kantor sayap keamanan perlindungan Palestina dan menguraikan pengalamannya itu. Yang mendorong Ibrahim melaporkan pengalamannya itu adalah karena dirinya curiga terhadap orang tersebut yang kerap bertanya tentang sejumlah nama orang Palestina yang berafiliasi ke sejumlah organisasi, khususnya Hamas. Orang itu meminta informasi detail tentang orang-orang tersebut.
n ”Seringnya dia meminta saya untuk mengumpulkan informasi tentang pejuang Palestina dengan alasan ingin merekrut mereka dalam jaringan Al Qaidah di Palestina, memunculkan keraguan dalam hati saya. Apalagi gaya bicaranya dalam bahasa Arab kurang fasih dan agak sulit dimengerti,”jelas Ibrahim.
n Peristiwa yang dituturkan oleh Ibrahim, bukan pertama kali ditemukan. Menurut Rasyid Abu Syabak, Direktur Sayap Keamanan Perlindungan Ghaza kepada wartawan pada hari Sabtu (7/12/2002), sepanjang sembilan bulan terakhir pihaknya telah menemui banyak kasus mata-mata Israel yang merekrut orang Palestina di Ghaza dengan dalih jaringan Al Qaidah pimpinan Usamah bin Ladin. Ia mengatakan, ”Ada tiga orang Palestina yang kami tangkap karena mereka telah dibina oleh intelijen Israel. Ada juga sebelas orang lainnya yang ditangkap dan dibebaskan karena setelah menjalani interogasi dan dibebaskan karena setelah menjalani interogasi mereka yakin bahwa ini adalah konspirasi Israel.”
n Pernyataan Abu Syabak dikeluarkan, dua hari setelah pernyataan PM Israel Ariel Sharon yang mengatakan bahwa Al Qaidah pimpinan Usamah bin Ladin telah masuk ke jalur Ghaza dan Libanon.” Kami punya banyak informasi yang sudah lama berjalan bahwa anggota Al Qaidah telah bermain di jalur Ghaza. Sejumlah orang mereka juga ada di Libanon dan menjalin hubungan dekat oleh Hizbullah,” begitu aku Sharon.
n Sedangkan untuk kekuatan militer negara-negara Arab dan juga Palestina, US Army School for Advanced Military Studies mendefinisikan mereka seperti sekelompok pasukan yang kehilangan senjata, dan tanpa kontrol dan komando. Sedangkan untuk kekuatan militer Mesir, US Army School for Advanced Military Studies menyebutkan bahwa Mesir memang memiliki tentara yang sangat besar, tapi kemampuannya untuk melakukan serangan pada Israel, sangatlah kecil.
n Jadi, jika militer yang dimiliki negara-negara Arab saja dinyatakan memiliki kemungkinan kecil menyerang Israel, bagaimana mungkin sebuah gerakan teroris yang disebut degan Al Qaidah memiliki kekuatan menyerang Amerika? Dan jika sudah dinyatakan Israel dengan Mossadnya memiliki kemampuan menyerang Amerika dan membuatnya seolah-olah dilakukan orang-orang Arab, mengapa tidak menyelidiki negara ini, dan bukan mengejar Al Qaidah lagi. Ini adalah tantangan bagi Amerika, menyelidiki Israel negara yang di lindungi Amerika sendiri sejak pertama kali dibangun diatas tanah rakyat Palestina.
Sekian & Terima KasihWallahu A’lamu Bisshawab
www.almuslimun.org